Di pertengahan tahun 2010, kerasnya kehidupan wanita bernama Sekar Nabila Putri dimulai. Tak ada dalam benak Sekar jika hidupnya setelah selesai kuliah berubah menjadi generasi Sandwich.
Setiap anak tentu tak bisa memilih di keluarga mana mereka dilahirkan. Ibunya lebih menyayangi sang kakak daripada Sekar. Alasannya sepele, hanya karena kakaknya adalah laki-laki dan menjadi anak pertama. Sedangkan Sekar adalah anak perempuan, si bungsu dari dua bersaudara.
Impiannya menjadi seorang akuntan yang sukses. Untuk menggapai sebuah impian, tak semudah membalikkan telapak tangan. Sekar harus terseok-seok menjalani kehidupannya.
Aku butuh rumah yang sebenarnya. Tapi, saat ini rumahku cuma antidepressant ~ Sekar Nabila Putri.
Akan tetapi sederet cobaan yang mendera hidupnya itu, Sekar akhirnya menemukan jalan masa depannya.
Apakah Sekar mampu meraih impiannya atau justru takdir memberikan mimpi lain yang jauh berbeda dari ekspektasinya?
Simak kisahnya.
Mohon dukungannya.💋
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 - Menuai Hasil (Sekar)
Ibu kandung Yuni akhirnya telah dimakamkan dekat pemakaman umum yang tak jauh dari rumahnya. Usai acara pemakaman, keluarga Sekar masih berada di rumah duka.
Pak Tresno dan Fajar sedang berada di halaman rumah untuk berbincang dengan para kerabat dan tetangga sekitar.
Pukul dua siang, Sekar sudah berada di kediaman Yuni.
"Kata Fajar tadi, kamu gak dapat izin? Kok bisa gitu, Kar? Dulu di kantor lamamu kayaknya kalau ada urusan keluarga, gak dipersulit deh Kar. Kantormu sekarang kok kayaknya semena-mena sama karyawan!" cecar Bu Nanik.
"Maaf, Bu. Sekar kan masih masa percobaan tiga bulan. Kalau sudah jadi karyawan kontrak atau karyawan tetap, baru dapat cuti." Jawab Sekar apa adanya.
"Halah, banyak alesan! Bilang saja kamu malas membantuku di sini!" sahut Yuni dengan sengit.
"Sekar katakan apa adanya, Mbak. Tapi terserah kalau memang gak percaya!" balas Sekar yang mendadak sudah tak tahan pada sikap kakak iparnya itu.
"Keluarga sedang berduka, eh masih saja sibuk kerja! Kalau bantu sumbangan kematian banyak sih, masih oke lah. Apaan cuma dua ratus ribu! doang!" pekik Yuni dengan nada mencibir.
Sekar memilih diam dan tak membalas ucapan Yuni. Ia sedang tak ingin memantik huru-hara di tengah kedukaan yang sedang terjadi. Sekar memilih masuk ke salah satu kamar untuk melihat keponakannya.
☘️☘️
Dua minggu kemudian.
Sekar sangat bahagia sekaligus terharu karena akhirnya ia terpilih menjadi salah satu karyawan OJT yang berhasil teken kontrak. Setelah melewati masa perjuangan yang tak mudah di tiga bulan pertama sebagai agen call center, akhirnya doanya diijabah oleh Tuhan.
Seperti kata pepatah :
Usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil.
Jangan pernah lelah untuk berusaha, karena hasil tidak akan mengkhianati usaha kerasmu.
Ada beberapa teman sesama OJT dengan Sekar yang harus gigit jari karena tidak lulus. Padahal Sekar menilai performa temannya itu lebih bagus daripada dirinya. Setelah Sekar telusuri dan pengakuan yang bersangkutan, ternyata temannya itu pernah tak masuk kerja selama satu hari karena ada keperluan keluarga.
Sekar tak henti-hentinya berucap syukur di hatinya pada Tuhan. Walaupun ia sempat bersitegang dengan keluarganya tempo lalu perkara dirinya yang tak mendapat izin tidak masuk kerja saat ibu kandung Yuni meninggal dunia.
Entah bagaimana nasibnya kini jika hari itu ia memilih untuk mengalah dengan bolos kerja. Pastinya hari ini dia akan otomatis jadi pengangguran dan harus mencari kerja di tempat lain.
Sekar saat ini bersama Mbak Leny di ruangan HRD.
"Selamat ya, Kar." Mbak Leny memberikan ucapan selamat pada Sekar setelah menandatangani berkas kontrak kerja.
"Makasih banyak, Mbak Len."
"Semoga makin semangat kerjanya dan berprestasi,"
"Aaminn yaa rabbal alamiin..." jawab Sekar mengaminkan doa dari Mbak Leny.
"Karena kamu sudah jadi karyawan kontrak, jangan lupa mulai besok kamu sudah bisa ambil menu makan saat jam istirahat di ruangan khusus sebelah kantin kita. Tinggal bawa id card buat scan di sana saat ambil makanan,"
"Alhamdulillah. Makasih banyak Mbak," ucap Sekar semakin bersyukur dan senang karena kini ia tak perlu pusing urusan bekal makanan saat akan bekerja atau menahan rasa lapar saat isi kantong kering kerontang. Sudah ada makan gratis dari kantor sesuai jadwal kerja masing-masing.
"Iya, Kar."
Sekar semakin bersemangat untuk meniti karirnya di PT. HALO. Ia ingin terus banyak belajar untuk menjadi agen terbaik dan berprestasi. Sebab, ia yakin dari agen call center akan menjadi sebuah batu loncatan atau peluang untuknya dalam meraih mimpinya serta jalan masa depannya nanti yang selama ini diharapkannya.
☘️☘️
Malam hari tiba, Sekar terus menatap ponselnya. Kini ia sedang rebahan di atas kasurnya.
"Kok dia gak telepon-telepon juga sih!" omel Sekar pada ponselnya sendiri karena tak ada panggilan masuk dari Angga untuknya selama beberapa hari ini sejak ia memberikan nomor pribadinya pada Eko. Padahal ia sudah menantikannya karena ingin segera selesai urusan per-sepatuan ini.
"Apa dia lagi sibuk banget sampai-sampai gak bisa berkabar ke aku?" batin Sekar.
Sekar semakin gusar tanpa sadar memikirkan Angga yang juga belum menghubungi dirinya hingga detik ini. Padahal kata Eko yang lalu, Angga pasti akan segera menghubungi dirinya.
"Janjinya cuma omong kosong doang! Dasar playboy!" umpat Sekar. "Pasti cewek dia banyak di mana-mana. Ah lupakanlah," sambungnya.
Sekar berusaha mensugesti dirinya agar tak terlalu dekat dengan Angga atau berharap apapun. Ia ingin tetap seperti dulu yakni menjaga jarak dengan pria berseragam.
Beberapa menit kemudian saat Sekar akan memejamkan matanya untuk istirahat malam, tiba-tiba ponselnya berbunyi.
Tring...
Ada sebuah pesan yang masuk ke dalam ponselnya. Sekar pun mengambil hp nya yang berada di atas nakas lalu melihatnya. Pesan tersebut ternyata dari nomor baru.
Sekar membaca pesan yang masuk. Seketika pupil matanya melebar tatkala menyadari bahwa nomor tersebut adalah milik Angga yang sudah ia nantikan kabar dari lelaki itu.
📩 ["Ini Angga Yudho P. Besok jam tujuh malam aku tunggu di Tunjungan Plaza 3 lantai 5, tepatnya di Kafe Betawi. Jangan lupa bawa sepatu kakakku dan jangan sampai terlambat. Bagiku waktu satu detik sangat berharga,"].
Bersambung...
🍁🍁🍁
cintanya emang pollllllllllllllll
Sekar pelan² sajaaaaaaa
dihhh si yuni ga di beliin oleh" ko sewot, dasar ipar ga da ahlak