NovelToon NovelToon
Vivian: Perempuan Di Ujung Harapan

Vivian: Perempuan Di Ujung Harapan

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Hamil di luar nikah / Trauma masa lalu / Chicklit
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Nysa Yvonne

Akibat salah bergaul dan tidak pernah mendengarkan nasehat orang tua. Vivian, baru saja duduk kelas 3 SMP mendapati dirinya tengah hamil. Vivian bertekad akan menjaga bayi tersebut tanpa ada niat sedikit untuk membuangnya. Vivian sangat menyayanginya, janin tersebut adalah darah dagingnya dan Aksel, mantan pacarnya. Disisi lain, hal yang paling Vivian hindari adalah Aksel. Vivian cukup menderita, Vivian tidak ingin Aksel masih dalam bayangnya.

Mereka masih sangat belia dan Aksel adalah anak laki-laki yang bisa menghilang seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Sedangkan Vivian seorang perempuan, yang menghadapi berbagai stigma masyarakat. Vivian memiliki tekad bahwa selagi otot yang kuat, tulang yang keras dan otak yang cerdas untuk mencukupi kebutuhan anaknya, dan yang terbaik untuk anaknya.

Lalu bagaimana Vivian melalui semua ini? Bagaimana dengan kedua orang tuanya?

Yuk ikuti kisah perjalanan, perjuangan serta tekad Vivian dalam Novel ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nysa Yvonne, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2-Cemburu Buta atau Gila?

Aksel yang sudah sedari tadi uring-uringan, tidak tahan. Kemudian menghampiri Dandi dan menonjok pipi Dandi hingga sudut bibir Dandi berdarah. Darah Aksel mendidih, sorot mata yang sangat tajam menunjukkan bahwa ia sudah terlalu emosi melihat kejadian tadi.

Buugh...

“Aksel, kamu apa-apaan siih!” teriak Vivian, ia terkejut atas tindakan yang Aksel lakukan kali ini.

Buugh...

Buugh...

Buugh...

Pukulan terus Aksel layangkan ke Dandi, Dandi hanya bisa menangkis dan meringis kesakitan menahan pukulan itu.

“Cukup Aksel!” teriak Vivian kembali, segera menghampiri keduanya dan melindungi Dandi bertamengkan tubuhnya

Iiiish...

Dandi meringis sambil mengelap sudut bibirnya yang robek itu.

"Dan, lo nggak papa kan, ayo kita ke UKS" tanya Vivian lalu beranjak dari ruangan tersebut menuju UKS.

Aksel memang teramat sangat kesal dan benci melihat pemandangan itu. Terutama Vivian yang sangat kentara membela Dandi yang bukan siapa-siapa baginya, begitulah pikiran Aksel saat ini.

Greep… (tangan Vivian ditahan oleh Aksel)

“Ck… Kamu apa-apaan sih sayang, jangan bawa dia, biarin aja dia begitu…”ucapnya lirih menatap Vivian.

“Lepasin apaan sih lo? Ini semua gara-gara lo, lo emang gila. Nyesal gue sudah menaruh hati pada lo selama ini.” ujar Vivian dan melepaskan genggaman tersebut.

Degh…

Kata-kata yang dilontarkan oleh Vivian saat itu, bagai luka tak berdarah menghantam relung hati Aksel saat ini. Genggaman tangan tadi memang sudah terlepas, akan tetapi Aksel masih menghalang jalan Vivian yang sedang memapah Dandi. Aksel melihat tersebut berusaha menahan emosi yang kapan saja bisa, membunuh pria tersebut.

“Ngapain lagi? Minggir lo.” Ucap Vivian kembali dan melangkah menuju UKS.

____

Selama kejadian tadi tak sedikit siswa-siswa melihat itu. Mereka sangat penasaran dengan apa yang terjadi, bagaimana tidak. Mereka terlihat seperti adegan cinta segitiga, padahal memang seperti itu, tapi diantaan mereka Vivian masih menyangkal hal ini.

Kisah ketua osis, kapten basket dan primadona sekolah, kini menjadi trending topic di kalangan sekolah termasuk guru-guru mereka. Tapi atas apa yang telah di lakukan oleh Aksel, guru tidak pernah sama sekali menegur atau memberikan sangsi. Sebab Aksel selain posisinya anak pemilik sekolah itu, dia juga murid yang sangat berprestasi. Sangat disayangkan jika, Aksel mendapat masalah yang akan berdampak pada reputasi sekolah.

Di ruang UKS

“Iiish… sakit banget, pelan-pelan Vi…” ujar Dandi meringis, saat Vivian memberi obat ke bibirnya.

“Ups, maaf Dan. Tapi gue usahakan pelan-pelan kok…” jawab Vivian sambil mengoleskan obat tersebut, dengan ekspresi kecut seolah merasakan sakit yang di rasakan oleh Dandi.

Di luar ruangan tersebut, Aksel masih saja mengikuti keduanya. Walaupun hatinya sedang tidak baik-baik saja. Bukan sekali, atau dua kali. Ini berkali-kali Aksel lakukan kesalahan yang sama, yaitu menghakimi orang tanpa bertanya terlebih dahulu. Aksel sama sekali tidak percaya apa yang dikatakan oleh orang lain. Aksel masih berpegang teguh pada egonya. Keras kepala, mau menang sendiri ini adalah julukan yang cocok untuk Aksel.

Tak berselang lama, akhirnya Vivian selesai melakukan tugasnya. Oh ya Vivian juga ketua dari ruangan ini, dia terpilih menjadi pengelola ini oleh guru pembinanya. Vivian pun segera membantu Dandi, dan meminta maaf dengan tulus atas apa yang menimpa Dandi saat ini. Semua gara-gara dia, berapa banyak lagi orang yang harus menjadi korban Aksel seperti ini.

“Dan… maaf atas semua yang menimpa lo. Gue nggak tau harus gimana lagi meminta maaf dari lo. Semua ini gara-gara gue, akibatnya Aksel mengamuk karna cemburu buta…” ucap Vivian lirih sambil menunduk, menangkupkan kedua tangannya.

“Udah nggak usah berlebih kayak gitu, lagian ngapain lo minta maaf. Ini semua gara-gara Aksel brengsek itu, benyok sudah muka gue. Berkurang sedikit kadar ketampanan gue.” ucap Dandi yang penuh gurauan. Bermaksud menghibur Vivian, tapi yang dihibur hanya diam saja.

“Ups, sorry gue terlalu banyak bicara hehe, aww… aduuh…” lanjut Dandi dan masih meringis akibat dia tertawa, menyebabkan ngilu di robekan lukanya.

“Yaudah lo istirahat ya, masalah rapat tadi kita pending dulu sampai lo benar-benar fit lagi. Gue cabut dulu ya, tenang UKS ini aman kok. Byeee” ucap Vivian akhirnya segera meninggalkan Dandi seorang di ruang perawatan itu.

Di luar ruangan, tepatnya di balik pintu Aksel sudah menatap tajam ke Vivian. Segera Aksel menariknya ke ruang olahraga, yang kebetulan kosong hari ini. Ruangan ini diurus oleh Aksel sendiri sebagai ketua dan kapten tim basket mereka.

Ceklek…

Pintu pun Aksel kunci, mereka hanya berdia dan mereka memang butuh privasi.

Vivian yang sedari tadi menahan amarah mulai melontarkan kalimat dengan keras.

“Apa-apaan lo tadi hah!” bentak Vivian sambil menarik paksa tangannya yang ada di genggaman Aksel.

“Maksud kamu apa, apanya?” Aksel sudah menjadi pura-pura amnesia. Tidak mau tau apa yang sudah terjadi.

“Jangan kamu pura-pura bodoh Sel, udah berapa kali gue bilang lo kalo ada masalah tolong bicarakan baik-baik. Bukan main pukul anak orang, lo paham nggak sih bahasa manusia?” amuk Vivian yang sudah kelewat batas.

“Hei… maksud lo apa haa, gue binatang gitu?” Aksel kembali mode buas kembali mendekat dan menyudutkan Vivian diruangan itu.

“Ya intropeksi aja sendiri, lagian ngapain lo dekat-dekat gini sih?” Vivian berusaha mendorong bobot Aksel yang besar itu, tapi tidak bisa.

Greep…

Aksel mengunci tangan Vivian ke atas, Vivian mulai berontak.

“An**g lo ya, gue bilang baik-baik lo yang nggak dengar! Gue dah bilang sebelumnya juga apapun yang terjadi gue ngga mau tau, lo sendiri ambil pilihan itu, jadi lo harus terima apa yang terjadi, tanpa menyesalinya…” ucap Aksel mulai suara beratnya.

Aksel mulai melancarkan aksinya membuka kain yang membungkus tubuh Vivian. Tangan besarnya mulai menari mengiringi alunan melodi yang tidak kedengan musiknya. Vivian sudah berusaha lepas akhirnya pasrah, daripada dia harus menerima yang lebih dari itu.

Iiish (Vivian mulai meringis, air matanya mulai mengalir)

Aksel menikmati semua itu,  memberi pelajaran untuk Vivian dan membuat tanda kepemilikannya di tubuh Vivian.

“An**g lo Aksel!” raung Vivian yang sudah tidak tahan lagi.

Plaak…

Plaak…

Plaak…

Merah-merah sudah pipi dan tubuh Vivian, akibat tamparan dari Aksel

“Apa? sakit ya sayang? lagian lo itu, udah gue larang kenapa masih ngotot sih! hmm?” ucap Aksel yang menyeringai menikmati wajah Vivian yang menahan sakit, sambil mencengkram pipi mulus Vivian sehingga menjadi mengerucut bibirnya itu. Kemudian melahap bibir tersebut dengan kasar.

Hmm…

Hmmh…

Vivian sudah mulai kehabisan nafasnya

Duugh…

Duugh…

Kembali Vivian memukul dada bidang Aksel untuk segera melepaskannya.

Aksel sendiri tidak terganggu, memang itulah tujuannya. Membuat Vivian kehabisan nafas, benar saja Vivian limbung hampir setengah sadar.

Ctaak…

Ctaak…

Pintu mulai dibuka kuncinya dari luar, secepat kilat Aksel bersembunyi dan merapikan penampilan mereka.

Terlihat beberapa murid memasukan logistik olahraga kedalam dan merapikannya. Setelah selesai mereka pun kembali menutup dan mengunci pintu tersebut. Aksel yang sedari tadi membekap Vivian akhirnya melepaskannya.

“Aksel, kali ini lo keterlaluan. Gue nggak bisa memaafkan lo kali ini. Maaf gue nggak bisa berlanjut lebih lama dalam hubungan ini…” putus Vivian final.

Deegh…

1
Jeje
Next
IamEsthe
"Maksud lo apaan, Sel?"
IamEsthe
berlari dan berteriak...
tanpa tanda koma. tanda koma sbg penghubung dua kalimat biasanya pada kata penghubung akan tetapi, meskipun, walaupun, melainkan, sedangkan dll.
IamEsthe
dipanggil, bukan di panggil.

harus tau penggunaan kata 'di' sbg penunjuk dan sbg kata kerja
Nysa Yvonne: Okee kak, terimakasih atas perbaikannya kak, sangat berguna sekali ilmunya🤗
total 1 replies
IamEsthe
"Yang, tunggu,"
Nysa Yvonne: Okee kak, terimakasih atas perbaikannya kak, sangat berguna sekali ilmunya🤗
total 1 replies
Serena Serenity
Kira-kira berapa tahun ya jarak antara Alexander dan Olivia?
Nysa Yvonne
Halo guys, jika ada kritik dan saran pada penulisanku silahkan di komen ya guys, aku sangat membutuhkannya saat ini, terimakasih🤗🤗
Harmoni_ny
Kai sepertinya...
Nysa Yvonne: Terimakasih sudah mengunjungi karyaku, ikuti terus ceritanya ya...🤗🤗
total 1 replies
Bidak Catur
Serem juga papanya Aksel, nggak kebayang Ibunya pasti tersiksa kaya Vivian deh, bahkan bisa jadi lebih parah dari itu...🤔(jidi pinisirin.../Hey/)
Nysa Yvonne: Terimakasih sudah mengunjungi karyaku, ikuti terus ceritanya ya...🤗🤗
total 1 replies
Serenarara
Kelas 3 SMP gw lagi resep nonton film barbie loh. /Shy/
Nysa Yvonne: Haha bener banget, tapi lingkungan sekolah gw emang dah gak aman gitu dulu, tapi gw nonton dance practice blackpink... Jadi nylis salah satu pengalaman lingkungan sekitar juga/Hey/
total 1 replies
Zilong Epic Abadi
Wait, kenapa nih kok sampah dibilang Vivian oleh ibunya sendiri ya?
lunaa~✯
Hai kak aku mampir,yuk mampir juga di novel' ku jika berkenan 😊
Serenarara
Aksel mau tanggung jawab nggak ya?
Serenarara: Paling nggak kirim duit aja dah buat nafkah anak. Bikinnya mau die
Nysa Yvonne: Kalo tanggungjawab bagus juga sih, tapi masalahnya kan Aksel sendiri rada-rada gitu orangnya, dan Vivian kayaknya nggak bakalan mau tinggal bareng dia./Frown//Frown/ Rumit sekali hubungan mereka....
total 2 replies
Zilong Epic Abadi
Lanjutkan....
Bidak Catur
Suka ceritanya, lanjutkan👍
MailsukaMeimei
Lanjutkan kak...
Xavier
🔥🔥🔥
Harmoni_ny
Keren ceritanya, semangat kak dalam berkarya🔥🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!