NovelToon NovelToon
Salahkah Aku Mencintaimu

Salahkah Aku Mencintaimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Eka Nawa

Hasta dan Jesan menjalin hubungan tanpa di ketahui kedua orang tua Hasta karena sang Mama yaitu Sarah tidak merestui hibungan mereka karena status social yang mana Jesan hanya anak yatim piatu. Akan tetapi, Hasta tetap bertahan sampai tiga tahun lamanya membuat Sarah curiga dan mencari tau keberadaan Jesan hingga Sarah melakukan kekerasan pada Jesan hanya untuk menyuruhnya menjauhi Hasta.

Sarah menjodohkan Hasta dan Anjani sampai mereka menikah, tetapi pernikahan Anjani seperti di neraka baginya karena selama lima tahun mereka menikah Hasta tidak pernah sekalipun membalas cinta Anjani dan memilih kembali bersama dengan Jesan yang selama lima tahun tidak bertemu dan akhirnya mereka dipertemukan lagi. Lalu Hasta memutuskan menikah dengan cinta pertamanya.

Bagaimana kah nasib pernikahan Anjani, apakah gadis itu menerima jika suatu saat dirinya mengetahui pernikahan kedua suaminya?

happy reading😍

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Nawa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19 ( Aku akan membongkar perselingkuhanmu, Mas)

Malam ini Jesan dan Hasta tidak bertemu karena Andrew melarang Jesan untuk keluar malam. Padahal Hasta sangat rindu. Sebnrnya Hasta sudah tidak ingin situasi seperti ini ia ingin menjalani rumah tangga yang normal bersama Jesan.

Namun, untuk kebaikan Jesan ia harus bersabar. Hasta memilih menyibukkan diri di ruang kerjanya. Sehabis pulang dari kantor ia seharian berada di ruang kerja membuat Anjani kesal. Gadis itu melangkah masuk setelah membuka pintu hampir tidak bersuara agar Hasta tidak mengetahuinya jika ia diam-diam masuk ke dalam dan melangkah menghampirinya.

Tepat saat Hasta berdiri Anjani langsung memeluknya dari belakang membuat Hasta menoleh ke belakang dan melihat Anjani yang tersenyum manis padanya.

“Lepaskan! Apa-apaan kau ini, Anjani!” pekik Hasta.

“Memangnya kenapa? Aku hanya memeluk suami ku sendiri,” sahut Anjani yang ingin memeluk tubuh hasta lagi, tetapi buru-buru Hasta menghindarinya.

“Anjani, harus bagaimana lagi aku menjelaskannya padamu. Jangan bersikap seolah-olah kau istriku. Kita ini hanya sahabat dan aku selalu menganggapmu begitu,” tekan Hasta.

“kenapa kau tidak bisa mencintaiku. Mama sudah mendesakku untuk kita punya anak. Tidak bisa kah kau melakukannya dengan ku untuk sekedar memenuhi permintaan mama, Mas,” pinta Anjani yang sudah mulai mersa putus asa.

“Sampai kapan pun aku tidka bisa mencintaimu karena cinta ku sudah habis di cinta pertamaku, kau,-

“Ta[I dia sudah tiada. Dia sudah mati saat kebakaran itu, Mas! Orang yang sudah tiada tidak akan pernah bisa kembali lagi! Lupakan … lupakan Jesan dan mulai lah mencintaiku!” bentak Anjani.

Malam itu mereka benar-benar bertengkar hebat dan hasta tidak bisa mengendalikan amarahnya hingga membuatnya hampir mengatakan yang sebenarnya, tetapi untungnya ia masih mengingat pesan Jesan dan keselamatannya.

Hasta memilih pergi ia segera meraih kunci mobil dan juga ponselnya, tetapi ia melupkan sesuatu laptopnya belum di matikan. Anjani terduduk di kursi yang menghadap langsung di laptop tersebut sembari menangis. Tanpa di sengaja ia melhat notif email yang yang masuk tanpa henti membuat Anjani membuka setiap email itu.

Ia membacanya satu persatu dan terselip satu email yang bertuliskan,”Aku punya kejutan untukmu, datanglah besok pagi ke apartemen. Ponselmu tidak bisa dihubungi jadi aku mengirim pesan lewat email karena kau pasti sedang sibuk dengan lap top mu,” Anjani membaca setiap tulisan itu membuatnya terbakar api cemburu.

“Siapa … siapa yang mengirimkan email ini?” gumam Anjani seraya mencari tau namanya yang sama sekali ia tidak kenal.

“Aku harus mencari tau besok ke apartemennya. Dugaan ku benar, Hasta berselingkuh di belakangku pantas saja akhir-akhir ini aku menemukan barang-barang wanita di mobilnya dan juga ia selalu tidak ingin pulang ke rumah. Ternyata kamu punya wanita simpanan, Mas. Tega kamu mas, hiks!” isak Anjani kembali menangis.

“Sudah di baca tapi ga dibales. Ck, benar-benar dia itu ya. Suami macam apa yang mementingkan kesibukannya dibandingkan istrinya. Awas saja besok pagi kalau dia tidka datang ke apartemen!” seru Jesan lalu ia menutup laptopnya lalu berbaring di tempat tidak.

“Suami? Apartemen? Apa maksudnya?” gumam Andrew yang sedari tadi menguping dibalik pintu yang terbuka sedikit tanpa sepengetahuan Jesan.

“Apa yang sedang disembunyikan dia? Aku harus mengikuti dia besok pagi,” Andrew meraih ponselnya menghubungi Nita karena besok ia akan datang terlambat.

*

*

Di meja makan hanya terdengar suara dentingan piring dan sendok yang beradu dengan garpu. Hasta denga diamnya menikmati sarapannya tanpa menatap Anjani yang sedang menatap padanya,”Apa kau ingin ke kantor hari ini atau mau pergi ke tempat lain dulu?”

“Uhuk … uhuk. Apa maksudmu? Tentu saja aku ke kantor memangnya aku mau kemana lagi?” jawab Hasta.

“Hari ini aku libur ke kantor, aku ingin ikut dan menemani mu di kantor,” Mendengar itu Hasta mengerutkan keningnya sangat dalam menatap heran dengan Anjani.

“Menemaniku? Aku sangat sibuk hari ini. Sudah lah kau jangan mengejak ribut lagi dengan ku. Cukup semalam kau membuatku tidak betah di rumah,” Hasta beranjak dari duduknya dan langsung berangkat meninggalkan Anjani.

Anjani melempar Kedua sendok yang tadi di genggamnya ia merasa sangat kesal dengan sikap Hasta padanya. Anjani tidak bisa lagi berpura-pura seakan ia tidak mencintai hasta lagi. Tangannya meraih segelas air dan meminumnya hingga tandas.

Tang

“Kali ini kau tidak bisa mengelak lagi. Aku akan membongkar perselingkuhanmu Mas!” seru Anjani.

Hasta pergi dengan menggunakan motor sportnya. Sudah lama ia tidak mengendarai motor kesayangannya yang penuh kenangan bersama Jesan. Rama izin datang terlambat karena harus menemani Weni control ke dokter kandungan. Maklum saja usia kandungan Weni sudah masuk ke Sembilan bulan dan beberapa minggu lagi Weni akan melahir kan.

Di sisi lain Aleta sedang berusaha membangunkan putra kesayangannya yang belum bangun padahal jam dinding di dalam kamarnya sudah menunjukkan pukul delapan pagi,”Andrew … bangun! Apa kau tidak ke kantor. Hari sudah hampir siang,” pekik Aleta.

Eugh

Andrew berusaha membuka kedua matanya menatap remang sang ibu yang sudah berada di hadapannya,”Jam berpa sekarang, bu?” tanya Andrew dengan suara beratnya.

“Jam delapan lewat,” sahut Aleta.

“Apa?! Jam delapan? Jesan sudah bangun, bu,” Andrew terperanjat dari tempat tidurnya ia berlari menuju kamar mandi.

“Sudah, dia sudah pergi katanya mau bertemu dengan temannya,” ujar Aleta sembari membereskan ranjang.

“Maksudnya, Weni? Kenapa ibu membiarkannya pergi. Bukan kah semalam dia bilang kepalanya pusing dan merasa mual?” pekik Andrew yang sudah berada di dalam kamar mandi.

“Iya, tau dia bilang sudah sehat. Sudahlah, jangan terlalu mengekangnya. Selesaikan mandi mu lalu sarapan. Ayah sudah menunggu,” pekik Aleta melangkah keluar membawa pakaian kotor putranya.

*

*

‘Surprise”

Teriakan Jesan membuat Hasta terdiam. Tubuhnya mematung kala melihat sebuah kertas selembar yang menyatakan jika jesan telah mengandung buah cintanya. Kedua matanya berkaca-kaca karena itu adalah hadiah terindah ulang tahun pernikahannya yang sudah berjalan satu tahun lamanya.

“Sayang, ini beneran?” ucap Hasta tidak percaya.

Jesan mengangguk dengan cepat Hasta membawanya dalam pelukannya, bahkan ia terus saja menciumi wajah sang istri membuat Jesan merasa tidak nyaman,”Ih, udah dong. Wajah ku nanti rusak!” protes Jesan.

Hasta hanya tersenyum lalu ia membawa Jesan untuk duduk di tepi ranjang. Hasta berjongkok mengelus perut sang istri yang masih rata. Ia masih tidak percaya di dalam nya ada malaikat kecil darah dagingnya sendiri,”Aku bahagia sayang, terimakasih kau sudah memberikan ku hadiah paling berharga di dunia ini,” Hasta mencium sekilas perut Jesan.

“Tapi, Tuan. Sampai kapan kita seperti ini ya. Aku hanya khawatir tentang kak Andrew. Gak mungkin kan aku menyembunyikan perut ku yang semakin lama akan semakin membesar,” ujar Jesan merasa khawatir.

“kalau begitu aku akan jujur pada Andrew tentang pernikahan kita,” sahut Hasta.

“Lalu bagaimana jika kak Andrew tidak terima karena kamu udah nyakitin Anjani. Aku benar-benar bingung, Tuan,” resah Jesan.

Ia merasa akan terjadi sesuatu karena lambat laun pasti mereka akan mengetahui pernikahannya dengan Hasta. Kalau itu terjadi entah apa yang akan Anjani lakukan padanya.

Dreet

Dreet

“Tuan, istriku sudah melahirkan. Apa kau tidak ingin menjenguknya,” tanya rama melalui sambungan telepon.

“Selamat ya Rama. Aku akan segera ke rumah sakit. Kau tunggu saja,” jawab Hasta

“Baiklah, jangan lupa kadinya yang banyak, Tuan,” ujar Rama.

Tut tut

Sambungan telepon terputus karena Hasta sedikit kesa,”Ada apa? Kenapa muka kamu kesal begitu?” tanya Jesan.

“Biasa Rama banyak maunya. Kita pergi ke rumah sakit sekarang, Wni sudah melahirkan,” ajak Hasta dan di sambut antusias jesan lalu mereka pun berangkat bersama.

Tiga puluh menit mereka sampai dan langsung mencari kamar VIP yang mana ruang rawat Weni. Jesan langsung membuka pintu dan berlari kecil menghampiri Weni yang sedang menggendong bayi nya,”Weni selamat ya. Akhirnya lu duluan yang jadi ibu,” ungkap Jesan seraya mengelus pipi merah baby boy Weni.

“Iya, gue juga gak tau bakal nikah muda. Soalnya ada orang tua yang ngebet banget ngajak nikah,” sindir Weni.

“Sayang … aku masih muda loh. Baru kepala tiga waktu itu,” rengek Rama.

“Iya, tapi kamu ngajak nikah gadis di bawah umur masih Sembilan belas tahu tau,” bals Weni.

“Hahah … iyain aja Wen. Suami kamu itu emang masih muda tapi setengah tua,” sambung Hasta.

“Tuan, kenapa gak belain saya sih,” protes Rama.

“Sudah nanti baby boy nya keganggu bobonya,” timpal Jesan yang ingin menggendong bayi weni, tetapi Hasta melarangnya.

“Jangan sayang nanti perut kamu ke tindihan,” larang Hasta.

Weni yang penasaran pun bertanya dan Jesan menjelaskan jika dia sedang mengandung. Semuanya pun turut bahagia hingga dan melanjutkan obrolannya hingga di aman Jesan dan Hasta pamit pulang. Dengan lembut Hasta merangkul Jesan berjalan menuju keluar rumah sakit.

Saat sampai menuju mobilnya dari kejauhan seorang wanita melihat ke arah mereka berdua dengan kedua tangannya yang terkepal di dalam mobilnya,”Brengsek! Jadi, dia wanita simpanan suamiku. Liat saja nanti aku akan memergoki mereka berdua dan akan memberi perhitungan dengan wanita itu!”

Anjani memukul stir mobilnya merasa kesal memergoki suaminya bersama wanita lain. Tentunya ia tidak tau jika wanita itu adalah jesan. Karena selama ini ia hanya tau namanya tidak dengan wajahnya.

*

*

Bersambung

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!