Tepat dihari pernikahannya Ivana malah kabur melarikan diri, niat hati ingin memberitahukan hal tersebut pada kedua orangtuanya. Calantha justru dipaksa untuk menggantikan posisi Ivana sebagai mempelai pengantin wanitanya.
Rowan, pria sejuta pesona yang terpaksa menikahi Cala hanya untuk balas dendam karena Ivana telah menabrak istrinya hingga meninggal dunia.
Tapi bagaimana jadinya jika ternyata pernikahan yang berkedok balas dendam yang dilakukan oleh Rowan itu justru mengungkap satu persatu rahasia keluarga yang selama ini ditutup rapat-rapat?
Simak kelanjutan ceritanya...
⚠️jangan lupa buat terus kasih dukungan dengan like, komen dan vote🌹⚠️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 04
Rowan duduk dengan tenang dikursi kebesarannya sembari menunggu Ardi memanggil Hestu untuk masuk kedalam ruangannya. Matanya yang tajam terus menatap bingkai foto pernikahan dia dengan Laras.
Jelas sekali rona kebahagiaan terpancar diwajah keduanya, tangan Rowan terangkat meraih bingkai foto tersebut.
Diusapnya foto dirinya dan juga mendiang Laras dengan lembut.
"Sayang, aku merindukan mu.." lirihnya bergumam
Tak berselang lama terdengar suara pintu ruang kerjanya diketuk dari luar.
Tok. .
Tok ..
Tok..
"Masuk!"
Rowan segera menaruh kembali bingkai foto tersebut dan menatap kearah pintu yang terbuka.
"Tuan" Sapa Ardi seraya menundukkan kepalanya sekilas.
"Hmm..." sahut Rowan berdehem, tatapan matanya menatap tajam kearah Hestu yang berdiri dibelakang Ardi.
Paham akan kode tatapan itu, Ardi segera menggeser tubuhnya dan meminta Hestu untuk maju kedepan.
"Tuan, anda memanggil saya?" Ujar Hestu bertanya
Rowan tak segera menjawab, ia berdiri dari duduknya lalu meraih map dokumen lalu ia lemparkan dengan kasar kearah Hestu.
"2 milyar... Berani sekali kau menggelapkan dana perusahaan Hestu, apa kau sudah bosan bekerja disini?!" Ucap Rowan dingin dan penuh penekanan.
Mendengar itu, Hestu mengambil map tersebut yang terjatuh dilantai seraya menelan ludahnya susah payah. Kini hal yang ia khawatirkan telah terjadi. Ia ketahuan menggelapkan dana perusahaan dengan jumlah yang tak sedikit. Semua itu Hestu lakukan untuk memenuhi gaya hidup Sarah dan juga Ivana.
"T-tuan saya bisa menjelaskannya..."
"ARDI!!" Rowan langsung memotong ucapan Hestu dan memanggil asistennya itu.
"Ya tuan?" sahut Ardi
"Pecat orang ini dan buat daftar nama nya diblacklist dari perusahaan manapun". Perintah Rowan tegas
"Baik tuan".
Hestu langsung bersimpuh dihadapan Rowan dan hendak memeluk kaki jenjang lelaki itu, tapi dengan cepat Rowan langsung menghindar. Ia tidak ingin seinci tubuhnya disentuh oleh seorang pengkhianat.
"Ampun tuan, tolong ampuni saya.. S-saya berjanji akan melakukan apapun atas kesalahan yang saya lakukan, tapi tolong jangan pecat saya". Hestu memohon dan mengiba sambil menangkupkan kedua tangannya.
Rowan tersenyum menyeringai melihat Hestu memohon dan berlutut seperti itu, Rowan berdecih muak melihatnya.
"Aku akan memberikan mu kesempatan, tapi dengan satu syarat..." ucap Rowan
Mendengar itu, Hestu langsung mendongakkan kepalanya menatap sepasang mata tajam milik Rowan. Tatapan itu bak seperti pedang yang siap menghujam ulu hatinya.
"A-apa syaratnya tuan, akan saya penuhi segera". Ujar Hestu dengan tidak sabaran
Rowan tersenyum licik, ia lalu berjalan kearah meja kerjanya lalu duduk dikursi kebesarannya.
"Aku akan menikahi salah satu putrimu", Tukas Rowan
Kening Hestu mengkerut bingung, "Menikahi putri saya tuan?" cicitnya
"Aku tidak ingin mengulangi perkataan ku lagi Hestu, atau kau ingin nama mu masuk dalam daftar blacklist?" Rowan mengucapkannya dengan tegas
Mendengar itu, Hestu dengan cepat menggelengkan kepalanya.
"Tidak tuan, saya akan menuruti permintaan tuan Rowan". Jawab Hestu lugas
"T-tapi tuan, putri saya yang mana yang ingin anda nikahi?" tanya nya penasaran
"Putri bungsu mu". Jawab Rowan dengan cepat
"Ivana tuan?"
"Aku tidak peduli siapa nama nya, tapi dua minggu lagi aku akan menikahinya. Jadi persiapkan saja semuanya, dan jangan mengecewakan ku Hestu". Ucap Rowan penuh penekanan
"Baik tuan".
"Sekarang keluarlah dari ruangan ku sekarang!"
Hestu menganggukkan kepalanya dan segera berdiri dari posisi berlutut nya, kemudian ia bergegas melangkahkan kakinya keluar setelah pamit undur diri pada Rowan.
Sepeninggalan Hestu, Rowan kembali tersenyum menyeringai tapi kali ini senyuman itu terlihat mengerikan bagi siapa saja yang melihatnya. Ardi yang masih berdiri disamping meja kerja Rowan sampai merinding melihatnya.
"Ekhemm.." Ardi berdehem demi menetralkan rasa canggung nya.
Rowan menoleh menatap Ardi dengan alis yang terangkat sebelah.
"Kau sudah bosan hidup Ar?" selorohnya berucap dengan nada dingin.
"Maaf tuan", ucap Ardi seraya menundukkan kepalanya takut melihat raut wajah tampan Rowan yang menatapnya dengan tatapan intimidasi.
"Sekarang pergi dan awasi Hestu, aku tidak ingin rencana ku gagal". Titah Rowan
Ardi menganggukkan kepalanya. " Baik tuan, kalau begitu saya pamit undur diri".
"Hmm", sahut Rowan berdehem
Setelah itu, Ardi segera melangkahkan kakinya pergi.
.
Cafe Happines..
"Ada yang bisa saya bantu kak?" Cala menyapa pembeli dicafe tersebut dengan ramah tamah dan murah senyum.
"Aku mau pesan coffe latte nya satu ya kak". Ucap pembeli tersebut
"Baik, silahkan ditunggu ya kak". Ujar Cala
Pembeli itu mengangguk dan langsung mencari tempat duduk yang masih kosong. Sedangkan Cala bergegas melangkahkan kakinya menuju bagian pantry untuk memberikan note pesanan itu barista.
"Cala..." Vina sahabatnya itu memanggil
Cala menoleh menatap Vina yang berjalan kearahnya.
"Ada apa Vin?" tanya nya
"Tolong kamu anterin pesanan itu di meja belakang yang ada ditaman ya, aku mau ke apotek sebentar beli obat, tiba-tiba perutku sakit". Kata Vina
"Tapi Vin..."
Belum Cala selesai bicara, Vina sudah melenggang pergi. Cala menghela nafas pelan dan segera mengantarkan pesanan yang dimaksud oleh Vina tadi.
Saat akan berjalan kearah meja pembeli itu, tiba-tiba seekor kucing berlari kencang melewati kaki Cala. Cala yang takut kucing dan alergi bulunya seketika langsung melompat kaget sambil bersin hingga nampan yang berisi cangkir kopi itu tumpah dan tak sengaja mengenai baju pembeli yang lain.
"Tuan", pekik sang asisten terkejut melihat tuannya terkena tumpahan kopi.
"Aduh, maaf pak saya nggak sengaja". Ucap Cala tak enak hati
Pria itu mengepalkan tangannya dan menatap Cala dengan tajam.
"Apa mata mu buta?!" Sentak nya dengan suara yang terdengar menggelegar, ia memaki-maki Cala, padahal wanita itu sudah menyesal dan meminta maaf.
"Saya minta maaf pak, saya beneran gak sengaja. Tadi ada kucing, saya takut dan alergi bulunya". Kata Cala tak berbohong
"Saya juga tidak mau tau, panggilkan manager cafe ini kemari. Cepat!" bentak pria itu
Mendengar suara keributan, manager cafe itu langsung berlari menghampiri mereka.
"Maaf tuan, apa ada masalah?" ujar manager itu bertanya dengan hati-hati, pasalnya lelaki yang tengah memaki-maki Cala itu seperti bukan pria sembarangan.
"Biar saya yang menjelaskan tuan". asisten dari pria itu pun menjelaskan kronologi kejadiannya.
Mendengar itu, manager tersebut meminta maaf dan langsung memarahi Cala didepan para pembeli. Cala hanya menganggukkan kepalanya takut.
Tak berselang lama, Rendra selaku owner dari cafe tersebut datang. Ia mengerutkan dahinya bingung melihat keributan yang terjadi didalam cafe miliknya segera mendekati mereka.
"Ada apa ini?" ujar nya bertanya dengan tegas
Mendengar suara bariton Rendra, sontak semua orang menoleh menatap kedatangannya, termasuk lelaki yang tak sengaja Cala tumpahi kopi dikemeja nya
"Rowan?"
"Rendra?"
.
.
.
To be continue...
Jangan lupa tinggalkan jejak like vote dan komen.. Terimakasih, oh iya jangan lupa subscribe biar dapat notif update.nan 😅♥️🌹
hayo buna selesaikan teka-teki ny Rowan... jgn2 c Daniel ang detektif SDH tau cpa ayahnya Rowan....
pasti Rowan hanya anak sambung kan?
duh bakal da kejutan pa ge eaa wat Rowan..