Dewasa🌶🌶🌶
"Apa? Pacaran sama Om? Nggak mau, ah! Aku sukanya sama anak Om, bukan bapaknya!"
—Violet Diyanara Shantika—
"Kalau kamu pacaran sama saya, kamu bakalan bisa dapetin anak saya juga, plus semua harta yang saya miliki,"
—William Alexander Grayson—
*
*
Niat hati kasih air jampi-jampi biar anaknya kepelet, eh malah bapaknya yang mepet!
Begitulah nasib Violet, mahasiswi yang jatuh cinta diam-diam pada Evander William Grayson, sang kakak tingkat ganteng nan populer. Setelah bertahun-tahun cintanya tak berbalas, Violet memutuskan mengambil jalan pintas, yaitu dengan membeli air jampi-jampi dari internet!
Sialnya, bukan Evan yang meminum air itu, melainkan malah bapaknya, William, si duda hot yang kaya raya!
Kini William tak hanya tergila-gila pada Violet, tapi juga ngotot menjadikannya pacar!
Violet pun dihadapkan dengan dua pilihan: Tetap berusaha mengejar cinta Evan, atau menyerah pada pesona sang duda hot?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HANA ADACHI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2. Iklan
Sebenarnya, apa yang salah? Violet bergumam dalam hati. Bibirnya mengerucut, sementara penanya diketuk-ketukkan di atas meja. Bukannya sekarang aku sudah cantik? Coba tanya semua cowok di kampus ini, mustahil mereka tidak mengenalku. Tapi kenapa Kak Evan tetap nggak melirik aku?
Ia terus memikirkan hal itu hingga tak sadar jam perkuliahan sudah berakhir. Kesadarannya baru kembali ketika seseorang menepuk pundaknya pelan.
"Woy, ngelamun aja, Vi!"
Violet menoleh dan mendapati Bagas, salah satu teman sekelasnya, tersenyum jahil.
"Udah kelar nih kelasnya. Lo mau duduk di sini sampe besok?"
Violet tergagap, lalu buru-buru melihat sekeliling. Semua orang sudah membereskan barang mereka. Tanpa menjawab, ia segera menyimpan alat tulisnya ke dalam tas.
"Mau ikut makan siang?" tanya Bagas lagi.
Violet baru hendak membuka mulut ketika tiba-tiba terdengar suara seorang cewek dari luar.
"Bagas!"
Seorang mahasiswi melangkah masuk dengan wajah bersungut-sungut. "Udah aku tungguin dari tadi! Malah ngobrol nggak jelas!" omelnya sambil menjewer telinga Bagas.
"Aduh, aduh, sabar sayang, aku cuma ngobrol bentar sama Violet," elak Bagas dengan wajah meringis.
"Kan udah kubilang nggak usah ngobrol sama dia!" ketus cewek itu yang sepertinya adalah pacarnya Bagas. Violet hanya tersenyum kecut mendengar ucapan blak-blakan itu. Tatapan tajam si cewek pun sempat menghunjamnya sebelum ia menyeret Bagas keluar kelas.
"Dih, gatel banget deh, masa cowok orang diembat juga,"
"Lo hati-hati deh, jangan sampai cowok Lo digoda sama dia,"
Terdengar bisik-bisik para mahasiswi di sekitar. Violet hanya bisa menghela napas panjang. Beginilah resiko orang cantik, batinnya sambil mengibaskan rambutnya yang panjang ke belakang. Jika para cowok berlomba-lomba untuk mendapatkan perhatiannya, sebaliknya para cewek akan menjadi haters nomor satu untuknya.
Yah, Violet sebenarnya tidak keberatan juga. Toh sejak SMP dan SMA dirinya juga tidak pernah punya teman. Yang seperti ini terlalu sepele untuk dipermasalahkan.
Sengaja, Violet malah melambaikan tangannya pada para mahasiswi yang bergosip tentangnya barusan, seolah-olah sedang menyapa para fans. Responnya itu membuat para mahasiswi itu langsung mendengus kesal, dan Violet tersenyum penuh kemenangan.
Lo pikir gue bakalan nangis? Oh, tentu tidak say! batinnya sambil melewati rombongan mahasiswi itu dengan tatapan mengejek.
...----------------...
Sekarang, ada masalah lain yang harus ia pikirkan.
Ke mana ia harus pergi?
Perutnya sudah mulai keroncongan, mengingat pagi tadi ia belum sempat sarapan. Motto Violet adalah: yang penting dandan, urusan perut belakangan.
Sayangnya, Violet tidak bisa pergi ke kantin karena di sana berkumpul semua jenis keturunan Adam yang separuh di antaranya sibuk mengejar-ngejar violet. Bisa dipastikan dirinya tidak akan bisa makan dengan tenang di sana.
Pilihan berikutnya adalah kafe dekat kampus, tapi tempat itu justru menjadi markas musuh-musuhnya, yaitu para mahasiswi, berkumpul. Jika pergi ke sana, sama saja Violet menyerahkan diri masuk ke sarang singa lapar.
Sebenarnya Violet bisa saja bersikap cuek seperti biasanya, tapi lama-lama capek juga menahan diri, apalagi saat sedang kelaparan. Kalau sudah begitu, bisa-bisa terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
"Yaudah lah, delivery aja. Ntar dimakan di kosan," putus Violet akhirnya.
Tangannya mulai sibuk menggulir aplikasi belanja online. Namun, sebelum sempat menekan menu Food, sebuah iklan melintas di layar, membuatnya refleks berhenti.
Air Mata Nyi Roro Kidul, berkhasiat menarik hati pria idaman! Cukup beberapa tetes, dan si dia tak akan bisa mengalihkan pandangannya darimu.
Violet mengernyit, lalu terkekeh pelan. Gila, ada-ada aja. Masa iya orang bisa terpikat cuma gara-gara air beginian?
Namun, entah kenapa jarinya tidak bisa langsung menggulir layar ke bawah. Alih-alih melewatkannya, ia justru membaca deskripsi produknya lebih lanjut.
Diramu dengan energi mistis dari Pantai Selatan, Air Mata Nyi Roro Kidul telah membantu banyak wanita mendapatkan perhatian pria idaman mereka. Cukup oleskan atau campurkan ke minuman, dan lihat sendiri hasilnya!
Violet memutar bola matanya. Klenik model begini masih laku aja di zaman sekarang?
Namun, alih-alih menutup iklan, ia justru tertarik dengan kolom review yang berjumlah dua puluh orang. Penasaran, ia pun mengkliknya.
'Awalnya nggak percaya, tapi setelah pakai ini, gebetanku yang cuek jadi perhatian banget! Pokoknya mantap!'— ⭐⭐⭐⭐⭐
'Baru tiga hari pakai, doi langsung ngajak jalan. Gimana nggak kaget?!'— ⭐⭐⭐⭐⭐
Violet mendengus. "Ah, masa sih? Emang bener semanjur itu?" gumamnya skeptis. Namun, tetap saja, matanya tak bisa lepas dari layar ponselnya.
Matanya kembali tertuju pada deskripsi produk.
Terbukti ampuh dalam waktu tiga hari, atau uang kembali!
Violet terdiam. Ia menatap iklan itu lekat-lekat.
"Apa aku coba aja, ya?" gumamnya pelan. Tapi dengan cepat, ia menggelengkan kepala.
"Gila ya, Violet! Lo tuh berpendidikan, jangan percaya sama hal beginian!" tegurnya pada diri sendiri.
Namun, tepat pada saat itu—
"Sayang, beneran nanti kamu mau beliin aku tas Hermes?"
Langkah Violet terhenti. Suara itu...
Ia menoleh, dan mendapati pemandangan yang paling tidak ingin ia lihat.
Di seberang jalan, Evan tengah menggandeng pacarnya dengan sangat romantis.
"Iya, kamu mau apa pun, aku akan belikan, sayang," kata Evan, sebelum mengecup kening sang pacar dengan mesra.
Pacarnya tertawa riang. "Beneran? Asyik!"
Dada Violet terasa panas. Kedua tangannya mengepal di sisi tubuhnya.
"Dasar cewek matre! Berani-beraninya morotin Kak Evan. Aku yakin dia sebenarnya nggak cinta, cuma mau hartanya aja!" Gumamnya kesal.
"Awas aja. Akan aku rebut Kak Evan dari kamu, cewek matre!"
Tatapan Violet kembali ke layar ponselnya. Jantungnya berdegup cepat. Tangan yang tadi ragu-ragu, kini bergerak dengan kepastian.
Tanpa berpikir panjang, ia pun langsung menekan tombol 'Pesan Sekarang'.
Sebelumnya, author mau ngucapin selamat menunaikan ibadah puasa bagi para pembaca yang muslim 🥰🙏
Terus.. untuk menjaga kekhusyukan para pembaca dalam beribadah, mulai besok bab selanjutnya akan update setelah buka puasa. Jadi tenang aja, meskipun ada adegan plus plusnya, ga akan bikin batal 🤭
Terimakasih atas perhatian nya...
Dukung terus karya ini dengan kasih like, komen, gift, subscribe, dan lain-lain.
Terimakasih! ❤