Zahra Putri Pratama harus menerima kenyataan bahwa sang kekasih yang ia cintai telah menikah dengan sahabat nya sendiri, sehingga ia memutuskan untuk pergi ke kota kecil dan di sana ia bertemu dengan sosok seorang anak kecil yang menarik perhatian nya. dan ternyata anak kecil itu adalah anak dari seorang pengusaha muda Luffy Ferdinand Sinaga. karena anaknya yang bernama Lucky Alvino Sinaga begitu senang dengan Zahra Luffy pun berniat untuk mengajak nya menikah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aldifa Sasya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Lucky
tidak terasa sudah satu Minggu Zahra berada di desa, dan jauh dari kedua orang tua nya. Dan hari ini Zahra pulang lebih awal karena tidak ada yang bisa ia kerjakan di puskesmas.
sampai di rumah Zahra langsung masuk ke dalam kamar nya, ia menganti baju kerja nya dengan baju santai, dan ia ingin jalan-jalan di desa sambil menikmati pemandangan yang indah di desa yang masih sangat asri.
"bik Sri, aku mau keluar ya, ingin pergi ke air terjun" kata Zahra pamit pada bik Sri.
"iya non, hati-hati ya" sahut bik Sri.
"iya bik, aku berangkat " ujur Zahra beranjak pergi.
Zahra pun pergi mengunakan mobil nya, karena jarak dari rumah ke air terjun lumayan jauh, jika ia tidak mengunakan mobil.
Sampai di sana Zahra langsung mencari tempat yang nyaman untuk ia duduk. baru saja lima belas menit ia duduk di bawah pohon yang menghadap ke arah air terjun yang begitu indah. Tiba saja ada seorang anak kecil yang menangis tanpa sebab.
"lucky sudah lah nangis nya sayang" ujur ayah dari anak itu.
namun anak itu tidak juga berhenti menangis, ia justru melihat ke arah Zahra yang sedang duduk di bawah pohon. Karena anak kecil itu tidak juga berhenti menangis, Zahra pun merasa kasihan dan ia menghampiri anak kecil itu.
"halo nak, kenapa menangis" kata Zahra menatap anak kecil itu.
anak kecil itu pun langsung menyodorkan kedua tangan nya minta untuk diambil oleh Zahra, Zahra pun mengendong nya.
"sudah lah, jangan menangis lagi, kita jalan-jalan sekitar ini" kata Zahra mengajak nya berjalan di sekitar air terjun.
tidak lama Zahra pun kembali ke bawah pohon tempat nya duduk tadi. Ia membawa anak itu di pangkuan nya.
"buna" kata anak kecil itu.
"iya nak" sahut Zahra kaget ketika anak itu memanggil nya dengan sebutan bunda walau katanya belum jelas tapi Zahra tau artinya.
ayah dari anak itu yang kebetulan tidak jauh dari mereka pun menghampiri kedua nya.
"maaf, dia telah memanggil mu dengan sebutan bunda " kata ayah dari anak kecil.
"tidak apa, kalau saya boleh tau, kemana bunda nya?" tanya Zahra menatap ke arah ayah dari anak kecil.
"bunda nya telah meninggal satu bulan lalu, karena kecelakaan di Jakarta" sahut ayah dari anak kecil, sambil menatap lurus ke depan.
"maaf kan saya" kata Zahra tidak enak hati.
"tidak apa, dia namanya Lucky" ujur ayah anak kecil bernama Lucky.
"nama yang bagus, tapi kenapa dia menangis seperti tadi ?" tanya Zahra kembali.
"dia merindukan bundanya" sahut ayah Lucky.
"oh ya" kata Zahra menatap pada Lucky.
"iya, aku jadi bingung sekarang, dia selalu saja memanggil bunda nya" keluh ayah Lucky.
"sabar ya mas, mungkin dia butuh waktu untuk melupakan bunda nya" kata Zahra melihat ke arah Zahra.
"iya, saya selalu sabar dengan semuanya, tapi ini sudah satu bulan lamanya, dan dia selalu saja mencari bundanya, dan tidak mau sama siapa pun, namun anehnya dia mau di gendong oleh mu" kata ayah Lucky.
"mungkin dia mengira aku adalah bundanya mas" kata Zahra tersenyum.
"nama kamu siapa ?" tanya ayah Lucky.
"nama saya Zahra mas, saya dokter yang berkerja di puskesmas yang ada di desa ini" kata Zahra pada ayah Lucky.
"saya Luffy, saya pengusaha, dan saya sudah hampir satu tahun di sini, tapi maaf kenapa aku tidak pernah melihat mu" kata Luffy.
"saya baru satu minggu di sini mas" sahut Zahra.
Keduanya pun ngobrol tentang perkerjaan mereka, dan bercerita mengenai kehidupan mereka yang lucu, sehingga tanpa sadar Luffy pun tertawa dengan semua cerita dari Zahra.
Apa yang mereka lakukan pun tidak luput dari pandangan ibu dari Luffy, ia begitu bahagia melihat tawa dan senyum dari Luffy kembali setelah kepergian dari istri nya satu bulan yang lalu. Dan begitu juga dengan Lucky yang bisa dengan entengnya duduk di pangkuanku Zahra.
"tertawa dengan bahagia lah nak, untuk hari ini" kata ibu Luffy yang bernama Nisa.
Tidak terasa hari pun sudah sore dan langit gelap karena hujan akan turun. Luffy pun mengajak Lucky untuk pulang, sebelum hujan turun karena ia membawa Lucky dengan motor nya.
"aku pulang dulu Zah, seperti nya udah sore juga dan mau hujan" kata Luffy pada Zahra.
"iya aku juga mau pulang, oh ya kalau Lucky rewel coba mas Luffy kasi kan baju mending bunda nya" sahut Zahra.
"iya Zahra,aku duluan " kata Luffy mengendong Lucky, namun anak itu justru menangis kembali dan memberontak tapi mau di ambil dari Zahra.
Luffy tidak peduli dengan tangisan Lucky karena hujan mulai turun ia panik, jika mereka terjebak hujan dan tidak bisa pulang.
Melihat tangisan Lucky Zahra pun tidak tega ia mengejar kedua sampai parkiran. Melihat Luffy menggunakan motor Zahra pun menghampiri.
"hujan telah turun mas, lebih baik jangan dibawa pulang dulu Lucky nya, kasihan kehujanan " kata Zahra melihat Lucky.
"tapi awan nya gelap seperti itu, hujan akan lama, dan ini sudah sore juga, aku tidak bawa mobil karena Lucky tidak mau pakai mobil" sahut Luffy.
"pakai mobil aku aja pulang nya, motor mas Luffy tinggal di sini saja, besok baru ambil, bagaimana?" tanya Zahra sambil mengambil Lucky pada gendongan nya.
"boleh juga " sahut Luffy.
"ya sudah ini kunci nya, mobil nya yang itu" kata Zahra memberi kan kunci mobil pada Luffy.
mereka pun pulang dengan mobil Zahra dengan Lucky yang ada di pangkuan Zahra
tidak lama mobil Zahra pun sampai di gerbang rumah Luffy yang terlihat megah dan mewah, gerbang pun di buka oleh satpam yang berjaga. Luffy menghentikan mobil Zahra di parkiran halaman.
"ayo masuk dulu" ajak Luffy pada Zahra.
"iya mas" kata Zahra membuka pintu mobil sambil mengendong Lucky.
"biarkan aku saja yang gendong Lucky" kata Luffy hendak mengambil lucky.
Namun Lucky tidak mau di gendong oleh ayah nya, dan Luffy pun menatap Lucky, dan seperti nya, Lucky tidak mau di tinggal oleh Zahra nanti nya. Luffy pun menyadari hal itu.
"tidak apa, biar aku saja yang menggendong nya" kata Zahra.
Luffy pun mengangguk dan mengajak Zahra untuk masuk ke dalam rumah nya. Luffy mengajak Zahra untuk duduk di ruang tengah. Ia pun pergi ke naik ke lantai atas untuk memanggil ibunya yang sudah di pastikan ada di dalam kamar.
Zahra pun mengamati sekitar rumah Luffy yang begitu indah menurut nya, dan sangat cocok di matanya.