Dua orang asing yang terpaksa menikah kontrak hanya demi tujuan yang sama, pergi ke London!!!
Noah yang seorang CEO kaya, membutuhkan seorang istri agar sang kakek memberikan izin untuk pergi ke London? Why..? Sementara Hari membutuhkan uang untuk bisa pergi ke makam sang ibunda yang berada di London. Namun sifat keduanya benar-benar seperti Tom and Jerry yang selalu bertengkar dan saling mengejek.
Di saat hubungan keduanya semakin dekat. Kedatangan kekasih Noah di masa lalu membuat pernikahan mereka semakin renggang.
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PMM! : BAB 28
MENYAMBUT PARA TAMU
USA
Sepasang kekasih berbaring di satu ranjang sama dengan tubuh telanjang yang di tutupi oleh selimut. Keduanya saling berpelukan setelah permainan ganas di atas ranjang baru selesai, terlihat dari nafas yang hampir teratur juga keringat yang membasahi tubuh kedua orang berbeda gender itu.
Tangan kiri Tiara mengusap lembut dada bidang kekasihnya yang masih tertutup selimut. “Beberapa hari lagi aku akan ke London.” Ucap Tiara.
“Untuk apa ke sana?” tanya pria bernama Sai.
“Memastikan Noah dan Hari! Aku ingin berkunjung ke sana.” Sai memberikan kecupan singkat di dahi kekasihnya.
“Kalau kau pergi, kita tidak bisa berperang di atas ranjang lagi?” Lesu Sai. Tiara tersenyum lebar dan balik memberikan kecupan di bibirnya.
“Aku janji tidak akan lama!” keduanya tersenyum sampai hanyut ke dalam ciuman gairah di bibir dan tangan yang mulai nakal menelusuri lekuk tubuh masing-masing.
...***...
Kembali ke London. Noah langsung terkapar beku di atas sofa setelah berhasil menghabiskan satu suapan terakhir nya. Dia berhasil menghabiskan tiga setengah jam menghabiskan enam wadah jumbo Ice cream yang tak pernah ia lakukan.
Tubuh Noah merasa kaku, mulutnya benar-benar seperti di cor bak dinding.
“Akuh-- aku akan mati beku! Semua orang menyebalkan.” Gerutu Noah melantur bak orang mabuk. Ada yang mengatakan, tidak baik makan Ice cream banyak-banyak karena itu bisa membuatmu teler.
Kini meja dapur sangat kotor, sementara Naruto malah tak sadarkan diri di sofa ruang TV. Tak lama setelah itu, Hari terbangun dari tidur cantiknya dengan senyuman lebar berjalan ke arah dapur sambil meregangkan otot-otot kakunya.
“Saatnya untuk lembut dan dinginku!” saat lemari es terbuka, Hinata langsung menekuk wajahnya bingung. Bahkan dia tak melihat kehadiran Noah yang masih terkapar di sofa.
“Dimana dia? Dimana Ice cream ku?” panik Hari mencoba mencari di sisi lain lemari es, namun satupun tak tersisa di sana.
Wanita itu ingin menangis sampai dia berbalik dan melihat adanya bekas wadah Ice cream di atas meja makan dengan satu sendok besar. Mata Hari membulat sempurna, meraih wadah-wadah tersebut dengan sedihnya. “Oh.. my ice cream!” gumamnya.
Hari meletakkan kembali dengan kasar, menoleh marah ke arah kamar Noah dan segera berdiri menghampiri ke kamar si Rubah menyebalkan yang sudah menjadi tersangka pertamanya.
Kamarnya kosong, Hari mencari ke seluruh sisi sampai akhirnya ketemu.
Wanita itu mendekati sofa, menatap penuh kesal ke pria yang masih memakai kemeja putih tanpa dasi dengan dua kancing terlepas. “DASAR RUBAH RAKUSSSS!!!” teriakan Hari berhasil membuat Noah sadar dan kaget, namun dua matanya masih sayup.
“Kau. Sudah bangun.” Seperti tak berdosa pria itu malah tersenyum tipis dan duduk layaknya orang kehabisan daya baterai.
“Kau yang menghabiskan semua ice cream ku?” kesal Hari masih berdiri di samping sofa.
Noah menatap nya.“Ya, aku lapar!”
“Aku sudah menyiapkan makanan untukmu di lemari makanan, kau juga bisa membangunkan ku jika ingin meminta Ice cream. Aku tahu semua itu membeli dengan uangmu, tapi ice cream itu sudah menjadi milikku, kenapa kau tega menghabiskannya?” nafas Hari naik turun akibat ocehan panjangnya.
“Haissh! Aku akan membelikan mu lagi, rasa yang baru!” balas Noah mengorek telinganya yang sakit karena suara Hari. Seketika Hari terdiam, meneliti lebih dalam akan ucapan Noah barusan.
“Aku tahu ini HANYA AKALANMU!” berjalan pergi menuju kamar dengan rasa marahnya. Noah yang sadar langsung mengikuti Hari sampai ke kamarnya.
Saat hendak menutup pintunya, Noah menahannya sambil memohon masuk. “Tunggu, tunggu, tunggu, tunggu. Aku akan belikan yang baru, jangan tutup pintunya!”
“Tidak mau!” tolak Hari berusaha menutupnya.
“Hanya sebentar, sesuatu yang penting.” Karena paksaan akhirnya Hari membiarkan pria itu masuk sementara dia duduk di kursi rias menghadap ke Noah.
“Katakan.” Ketus Hari sudah tahu maksud Noah sengaja menghabiskan Ice cream miliknya. Pria itu mengambil nafas panjang, tunggu! Kenapa dia jadi takut dengan si aneh?
“Nanti malam teman kantorku akan datang berkunjung.”
“Jadi?”
“Jadi... Keluarlah, sambut mereka dengan senyuman mu. Aku juga ada di sana.”
Wanita bersurai hitam gelap tercepol dan berponi berantakan itu hanya bisa tersungging miring di sudut bibirnya.
“Aku tidak mau.” Tolak Hari mentah-mentah. Noah tersentak kaget mendengar penolakan itu, bahkan rayuannya akan Ice cream baru pun di abaikan oleh Hari.
“Kau pikir aku tontonan untuk para tamu mu? Lagi pula, kau membelikan ice cream untukku karena ada maunya. Aku tidak mau.” Membuang muka ke arah cermin.
Melihat itu Noah sudah geram sendiri. Apa usahanya menghabiskan Ice cream sialan tadi sia-sia? Bahkan otak dan mutunya hampir beku karenanya.
“Aku akan menuruti semua yang kau inginkan.”
“Tidak mau.”
“Kau tidak boleh membantah perintah ku, dan aku perintahkan agar malam ini kau keluar dan temui para tamuku.” Tegas Noah.
Hari menoleh kembali menatap manik sapphire Noah. “Dan jangan lupakan poin nomer dua ku, tidak boleh memaksaku.” Tak mau kalah Hari masih angkuh.
“Baik.” Noah pasrah sambil mengangguk faham dengan wajah tertekan serta kesal.
“Aku akan bilang ke semuanya, kalau ISTRIKU SUDAH GILA!!” kedua mata Hati terbuka lebar, begitu terkejut dan langsung beranjak dari duduknya menatap Noah dengan jarak dekat.
“Apa kau bilang?”
“ISTRIKU SUDAH GILA!!”
“KAU YANG GILA!!”
“DIA SUDAH GILAAA!!” teriak Noah sambil berjalan pergi dari kamar Hari dengan perasaan kesalnya.
“KAU YANG GILA, DASAR PRIA ANEH!” kesal Hari kembali duduk di kursi rias sambil menatap marah ke pantulan dirinya sendiri.
Setelah pertengkaran tadi, Noah memilih pasrah, berharap tamunya tidak jadi ke kantor. Bahkan saat dia mandi di kamar mandi, Noah tersenyum kecil dengan yakin bahwa harapan nya terkabul.
“Aku yakin mereka akan sibuk dan tidak jadi datang!” gumamnya sangat yakin 100%.
Malamnya. Noah membuka pintu apartemen, beberapa tamu kantornya sudah berada di depan dengan senyuman lebar beserta para pasangan mereka. -'Sial! Mereka datang juga.' Batin si rubah yang hanya bisa menatap lesu dengan wajah konyolnya yang pasrah.
Para tamu sudah masuk dan duduk memenuhi seluruh sofa yang ada. Noah menyabut mereka sendirian tanpa sang istri, dia juga menatap ke arah kamar Hari yang masih tertutup rapat.
“Ngomong-ngomong tuan Harrison— ”
“Noah.” Potong Noah saat malas jika namanya di panggil seperti nama marga ibunya.
“Ah, iya maaf! Dimana istri Anda?” tanya seorang pria bersurai hitam, bernama Andi bersama istri cantiknya Jeniffer.
“Ya. Dimana istrimu Naruto?” sambung Giant yang juga ikut bersama kekasihnya.
Noah bingung harus menjawab apa, sehingga ia akhirnya terpaksa berbohong. “Maaf ya! Istriku tidak enak badan hari ini. Dia seharian berada di kamar.” Jelas Noah terpaksa berbohong. Dalam hatinya ia merutuki Hinata mati-matian karena harus menahan rasa canggung dan malunya sendirian.
“Oh benarkah? Lalu siapa wanita cantik di belakang sana hah?!” goda Giant sambil menunjuk ke arah belakang Noah dengan senyuman jail.
Noah berkerut alis karena bingung, sampai dia menoleh ke belakang dan melihat seorang wanita cantik mengenakan kebaya warna hitam dengan Surai tergelung rapi di tambah sebuah hiasan di gelungan surai-nya serta makeup natural yang sangat menambah kesan cantik wanita yang kini tersenyum ramah kepada para tamu dengan membawa sebuah nampan berisikan minuman.
Tubuhnya yang molek tak bisa tertutupi oleh kebaya tersebut.
Noah menatapnya dengan Saliva yang tertelan sangat susah di tenggorokan nya. Hari sangat terlihat berbeda malam ini sehingga boleh jujur Noah katakan <
Tanpa berkedip Noah masih menatapnya dari bawah ke atas. Setelah memberikan minuman kepada para tamu, Hari berjalan ke arah Noah yang masih menatapnya dengan penuh kagum nan terpesona.
“Bagaimana hah?” wanita itu tersenyum lebar sambil memegang sanggulnya sendiri.
“Biasa saja.” Balas Noah langsung berpaling ketika sadar dari lamunannya.
“Wah, istri Anda sangat cantik!” puji para wanita di sana saat berkenalan dengan Hari Harrison.
“Kalian juga cantik!” malam itu Hari tak ada habisnya memberikan pujian kepada para wanita di sana hingga mereka dapat akrab dengan sangat muda karena bahasa lembut dan polos Hari yang berhasil mencuri hati mereka.
Bahkan sedikitpun wanita itu tak pernah membicarakan dirinya sendiri bahwa dia juga sama cantiknya dengan para wanita di sana, bahkan lebih cantik.
Tatapan Noah tak ada hentinya, terus melihat ke arah sang istri yang sibuk memuji kecantikan wanita di sana. Senyuman kecil terukir di bibir Noah. “Dasar aneh!” gumamnya sedikit menunduk sambil berggeleng kepala.
...🛫📍🛬...