Kisah cinta antara Kharisma dan Soni putus karena orang ketiga yang tak lain adalah kakak Kharisma sendiri yang membuat hubungan Kharis dan Soni putus.
Setelah putus dari Soni.
Raihan mendekati Kharis hanya untuk mendapatkan Karina yang tak lain kakak keponakan Kharis sendiri.
Kharis yang kecewa dan patah hati memilih pergi dari kehidupan semua orang, kesedihan Kharis tak hanya tentang percintaan tapi dia juga di diagnosa kanker otak. Tak ada yang tau tentang penyakit hanya dia dan dokter nya saja.
Kharis memilih pergi menjauh dari semua orang. Hingga dia di pertemuan bertemu kembali dengan sang mantan yang memang masih belum bisa melupakan cinta pertama nya.
Soni pergi karena kecewa saat tau orang yang dia cintai sudah mengkhianati nya dan lebih percaya dengan semua ucapan kakak Kharis dari pada ucapan Kharis.
Akan kah benih cinta itu tumbuh kembali. Atau mereka berdua bagaikan orang asing yang tak saling mengenal.
yuk baca kisah nya hanya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisah Cute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
"Kemana kita harus mencari Kharis mas?" tanya puji.
Damar mengerutkan dahi saat melihat istrinya sangat mencemaskan keberadaan Kharis.
"Ada apa Puji! Kenapa kamu sangat mencemaskan tentang Kharis dia sudah dewasa bisa jaga diri."
"Bukan begitu mas! Saya sudah menganggap Kharis seperti adik saya sendiri, sama seperti Karin."
"Ini sudah siang mas yakin dia akan pulang nanti. mas harus kekantor dulu sayang banyak yang harus di kerjakan." ucap Damar.
Puji hanya bisa menghela nafas dia berharap di mana pun Kharis berada dia baik - baik saja.
Sedangkan ditempat Soni dia pergi bersama dengan rombongan yang lain yang ikut pulang bersama dirinya, Soni hanya bisa menatap dari luar jendela saat pesawat mulai lepas landas.
"Kapan saya bisa melupakan kamu! Kenapa semakin saya berusaha melupakan kamu semakin sakit rasanya, apa sesakit itu mencintai mu Kharis hingga sampai sekarang saya belum bisa melupakan kamu, walau kamu sudah bahagia bersama orang lain." batin Soni yang percaya dengan semua ucapan Karin jika Kharis sudah menikah.
sedangkan ditempat Kharis 11 jam lebih penerbangannya akhirnya dia sampai dengan wajah yang sedikit pucat dan rasa sakit di bagian kepalanya. Mereka di sambut oleh tim dokter saat Kharis melawati tim dokter seseorang yang mengenal nya memanggilnya.
"kharisma!" panggil nya dengan mengerutkan dahi.
Kharis yang mendengar nama nya di panggil berbalik dan terkejut saat melihat dokter Firman yang menanganinya ada di sana juga.
"Dokter! Dokter sedang apa?" tanya Kharis.
"Saya yang harus nya bertanya sama kamu! Kamu sedang apa di sini. Kamu tau kan bagaimana kondisi kamu Kharis?" tanya nya.
"sssstttt! Dokter jangan keras - keras? ini kesempatan saya dok sebelum saya ma**ti, lagi pula baru stadium awal kan gak akan bikin saya mati secepat itu dok." ucap Kharis.
"Kamu ini selalu saja bercanda! Apa kamu membawa obat mu Kharis?" tanya nya.
"hehe...! lupa dok." jawab Kharis.
Firman dokter sekaligus sabahat Puji hanya bisa menghela nafas dan membuka tas yang berisi begitu banyak obat- obatan untuk para korban yang membutuhkan.
"Ambil ini jangan lupa minum, lihat lah wajahmu sudah pucat Kharis. di sini kamu harus bertahan. jangan terlalu lelah." ucap nya.
"Makasih ya dok! oh iya dok berjanjilah jangan bilang kak Puji atau pun keluarga yang lain jika dokter bertemu saya di sini saya mohon dok." pinta Kharis.
dokter Firman hanya menatap saja Kharis dia heran melihat Kharis yang nekat menjadi relawan entah apa yang ada di hati gadis itu dia tak tahu
"Baik saya janji." ucap nya.
Kharis tersenyum lalu pergi meninggal sang dokter dan bergabung dengan tim bagian memasak. mereka berkumpul sambil mendengarkan siapa saja yang harus mereka siapkan makan nya.
"Intinya kita disini memasak untuk semua orang termasuk untuk para tentara dan untuk semua pasien. Paham." ucap pimpinan juru masak.
"Paham." jawab semua orang.
"Kayak nya ini akan sangat melelahkan ya Kha untuk kita." ucap Anindya.
Kharis hanya tersenyum saja mendengar ucapan teman baru nya. semua orang di bawa ke tempat lokasi di mana dapur mereka berada, tak ada lagi waktu untuk mereka beristirahat, setelah menaruh tas mereka semua menuju dapur umum di mana semua bahan masakan sudah tersedia tinggal. mereka mengolahnya saja.
Kharis menarik nafas nya mata nya sedikit buram saat dia kelelahan hingga dia duduk sejenak dengan memegangi kepalanya yang sedikit terasa sakit. Kharis mengambil obat yang di berikan oleh dokter Firman yang dia kantongi dan meminum nya tanpa ada yang tau.
"Wahhh masakan malam ini sumpah enak banget." ucap Faris.
"Iya gak kayak biasa nya hambar." ucap yang lain.
Mereka memakan dengan lahap tanpa ada yang tersisa, selain enak mereka juga sangat lapar.
Dua hari sudah Kharis berada di sana saat dia dan yang lain sedang sibuk di malam hari memasak menu untuk makan malam semua orang dua orang tentara datang untuk di buat kan minuman hangat.
"Mbak buat kan teh hangat ya dua kita tunggu di bangku itu." ucap Faris.
"Saya kopi hitam saja mbak ngantuk banget soal nya." ucap Soni.
"Siap mas Soni. Tunggu sebentar ya saya buat kan." ucap Anindya yang menatap Soni dengan tersenyum kearah Soni.
Dia pun masuk kedalam dapur umum untuk membuat teh dan kopi pesanan kedua orang tersebut.
"Kha tolong kasihin kopi sama teh ini buat dua orang yang ada di bangku itu ya." tunjuk Nindya.
"Oke." jawab Kharis.
Di luar angin sudah mulai bertiup sangat kencang hingga tenda pengungsian pun bergoyang karena terpaan angin.
"Kayak nya mau ada badai lagi Son."
"Ya mau gimana lagi kita gak bisa mencegah kita hanya bisa waspada dengan apa yang akan terjadi." jawab nya.
Kharis melangkah menuju di mana kedua orang tersebut berada, dengan nampan air untuk mengantar kan pesanan kedua orang tersebut.
"Ini komandan teh dan kopi nya." ucap Kharis.
"Terima kasih." ucap Faris.
kharis hanya tersenyum dan pergi dari hadapan keduanya, Soni yang mendengar suara yang sangat dia kenal langsung mendongak sayang Kharis sudah tak ada di dekat mereka.
"Siapa yang nganter kopi dan teh kita?" tanya Soni.
"Relawan baru, baru dua hari kalau gak salah nama nya Kha...! haaa Kharisma." ucap Faris.
Mendengar nama Kharisma, Soni langsung berbalik, tapi dia tak melihat bayangan siapa pun lagi.
Angin bertiup semakin kencang hingga membuat semua orang panik dan keluar dari tenda. tiba - tiba hujan turun beserta petir hingga membuat kilatan yang sangat menakutkan bagi yang memang takut dengan kilat dan petir.
"Kha ayo keluar." ajak Nindya.
Mereka berdua keluar saat Anindya dan Kharis saling berpegangan untuk keluar, tiang penyangga bangunan tempat masak mereka jatuh hingga mengenai kaki Anindya.
"aaaa! Kharis sakit bangett." teriak Nindya.
"Astaga Dya, ayo bangun." ucap Kharis.
Kharis berusaha membantu Dya sayang tiang itu cukup berat hingga Kharis kesulitan untuk membantu Dya.
"Pergilah Kha, saya gak papa." ucap Dya.
"Saya akan minta bantuan dulu." ucap Kharis.
Kharis keluar dengan baju yang basah karena hujan yang begitu deras. Dia ingin meminta bantuan ke siapa saja yang dia liat.
"Komandan tolong teman saya kaki nya terjepit di tiang bangunan tempat kami masak." ucap Kharis.
pria itu berbalik dan melihat dengan jelas wajah siapa yang ada di hadapan nya. Kharis yang panik tak melihat siapa yang dia minta tolong mata nya hanya tertuju pada tempat teman nya yang terluka.
"Di mana?" tanya Soni dengan nada dingin.
"Di situ." tunjuk Kharis.
Soni berlari bersama dengan Faris untuk melihat dan membantu orang terjebak di dalam. Saat masuk mereka melihat Nindya yang kaki nya tak bisa bergerak.
"Kita angkat tiangnya kamu keluar bisa kan?" tanya Soni.
Nindya mengangguk saat Soni dan Faris mengangkat tiang tersebut angin bertiup semakin kencang hingga meruntuhkan bangunan dapur yang memang mudah runtuh, saat Nindya sudah bisa keluar dengan bantuan Kharis yang menariknya mereka keluar tanpa sadar mereka ninggal kan Kharis yang terjebak di dalam reruntuhan karena sebuah batu mengenai dirinya.
bruk..!
Kharis tertimpa reruntuhan saat ketiga orang itu keluar hingga pegangan tangan nya ke Nindya terlepas. dia hanya menatap saja ketiga nya pergi yang tak memperhatikan keberadaan nya bersama dengan Nindya tadi.
"Ya Tuhan kenapa jadi saya yang kejebak di dalam, apa saya akan mati secepat ini. siapa saja tolong saya." batin Kharis.
Pandang nya mulai kabur hingga dia tak bisa berteriak meminta tolong dia hanya bisa berharap ada yang menyadari jika dia tak ada bersama Nindya saat keluar tadi.
Tapi tetep salah kalo ngajakin Kharis nikah lari, mending berjuang dapetin restu orang tua dulu Son