NovelToon NovelToon
Terminal Lucidity

Terminal Lucidity

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Mengubah Takdir / Permainan Kematian
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Gerimis Senja

Karena hukuman, akhirnya Eighar harus di pindahkan ke sekolah aneh yang berisi orang-orang yang aneh pula. Sekolah macam apa yang di maksud?? Tak ada yang khusus, kecuali murid-murid serta sistem sekolahnya yang terbalik. Lalu, apa yang mengganjal dari hal itu??
Baca lah sendiri!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gerimis Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari Evaluasi

Glup.. Glup.. Glup..

Jakun Eighar naik turun saat menegak air minum berisi beberapa pil obat-obatan yang di berikan dokter Melissa. Usai menyesap air sampai habis, ia membanting gelas ke wastafel hingga suara nyaring dari pecahan gelas tersebut menggelegar memenuhi kamarnya.

Pecahan beling berserakan, dan Eighar tertawa dengan emosi kala melihatnya. Ia menatap pantulan dirinya sendiri dari satu pintu kaca kitchen set yang ada di atas kepalanya.

"Lega banget!" ujarnya ketika berhasil melampiaskan emosi yang ia bendung.

Ya, Eighar adalah anak konglomerat yang di kekang kuat dan terlalu di atur oleh kedua orang tuanya. Ia tak boleh menunjukkan reaksi apapun atas itu, entah itu protes atau hanya menyampaikan pendapat, ia benar-benar tak diperbolehkan melakukan semua itu. Alhasil, ia selalu melampiaskan kemarahannya pada benda-benda bersuara nyaring ketika ia menghancurkannya.

Entahlah, baginya itu adalah suara yang tak pernah bisa ia sampaikan pada siapapun.

Usai mengenakan seragam olahraga, Eighar segera keluar dari dalam kamar dan melirik sekeliling ruangan. Beberapa orang yang juga baru keluar memandang Eighar dengan seksama. Mereka mengernyitkan dahi setelah itu, penasaran dengan sosok Eighar yang membuat hari games lumayan berbeda daripada nuansa biasanya. Seolah-olah Eighar mampu memberikan warna baru, dan keberadaannya kini cukup diperhitungkan untuk itu.

"Woi!!" sentak seseorang, membuat Eighar menoleh. "Kok planga-plongo? Mau barengan ke bawah gak?" tawar seseorang yang ternyata adalah Leon.

"Oke, gue juga males nyari dimana gedungnya." sahut Eighar.

"Gampang kok, kalau bingung tinggal tanya Japi aja. Dia kan tau segalanya."

Eighar mengendikan bahu. "Gak juga, kadang sistem eror juga kalau dia gak tau apa-apa."

Leon langsung tersentak. "Eh, iya juga lagi." mereka mulai berjalan sambil bercengkrama di sepanjang jalan. "Ngomong-ngomong, elu udah nanya ke Japi belum, hari Evaluasi itu apa?"

"Ya pasti udah nanya sih. Soalnya kan di sekolah lama gue gak ada yang kayak begini. Jadi kalau ada pelajaran yang beda, ya.. langsung gue tanyain." jawab Eighar

Leon yang berjalan maju, langsung memiringkan tubuhnya ke arah Eighar. "Terus gimana menurut elu? Lu deg-degan gak?"

Eighar menyelis. "Gak juga tuh. Cuma adu mekanik kan?"

Leon langsung terperanjat. "Bukan sembarang adu mekanik mah ini. Taruhannya nyawa kalau Japi belum menghentikan permainannya. Ngeri deh, lu liat aja entar." Eighar tersenyum mendengarnya. Ia suka sekali dengan sesuatu yang membuatnya berdebar dan penasaran. "Heh, kayaknya elu seneng." sambung Leon yang menyadari ekspresi Eighar.

Mereka pun berkumpul dan berbaris di dalam stadion, dimana di hadapan mereka sudah ada LCD raksasa dan juga arena yang sepertinya akan digunakan untuk pertandingan.

Eighar melirik sekeliling sambil menengadah, bukti bahwa tempat ini benar-benar megah. Leon berdiri di sampingnya, memeriksa raut wajah Eighar yang nampak berbinar. Karena ia pun pernah merasakan hal itu ketika baru pertama kali ikut kelas evaluasi.

Kriiiieeeet...

Pintu stadion yang besar perlahan tertutup, hingga dentuman terdengar keras ketika telah rapat. Stadion mendadak gelap, dan Eighar terlihat kebingungan.

Clap!!

LCD raksasa di hadapan mereka memancar terang di tempat yang begitu gelap. Terdengar suara dengung yang tak mengganggu, berselang dari itu terdengar suara Japi yang seperti penjual boraks, serta monitor LCD yang menampakkan kotak-kotak kecil di dalamnya, seolah nanti akan disiisi sesuatu di dalamnya.

"Selamat pagi murid-murid semua, saya adalah Japi. Smart watches pintar pada era ini." Eighar menengadah, ketika subtitel Japi pun muncul di monitor depan.

"Hari ini kita memasuki kelas Evaluasi. Silakan persiapkan Smart watches untuk voting."

Eighar langsung menoleh ke arah Leon. "Vote?? Voting apaan?" tanyanya lagi. Leon hanya mendesis sambil memberikan isyarat jari telunjuk di mulutnya.

"Pada pertandingan games kemarin, kalian semua sudah bekerja dan berjuang dengan keras. Selamat untuk para pemenang yang mendapatkan uang satu juta rupiah, dan untuk yang kalah, semoga kalian beruntung di games berikutnya."

"Dari keseluruhan pertandingan kemarin, Japi mendapati beberapa problem yang masuk ke sistem. Sepuluh pasang nama berkonflik akan di undi dari ratusan, silakan vote untuk nama berikut yang akan tampil di layar."

"Nama berkonflik?" gumam Eighar.

Suara deretan nama-nama di layar terdengar. Banyak nama yang tertera berserta keluhan yang mereka rasakan terhadap masing-masing orang.

..."Nichole merasa dicurangi ketika mengambil bendera, tubuhnya di tarik dan di lempar sebelum ia menyentuh bendera. Problem : Alex."...

..."Margaret berkata kalau benderanya di rebut di tangannya sendiri, alhasil ia kalah dan mendapatkan hukuman. Padahal itu seharusnya benda miliknya. Problem : Richele."...

..."Jaden di dorong hingga terinjak-injak dan terluka parah. Problem : Xavir, Neno, Boy. (Not recomended - Jaden tak bisa bertarung karena tak sadarkan diri)."...

Eighar membacanya dengan cepat, dan matanya terbelalak saat melihatnya. Dari mana Japi mendapatkan keluhan-keluhan semacam itu? Kalau dari ucapan lisan seseorang yang mengeluh sendirian karena merasa di curangi, lantas bagaimana dengan yang namanya Jaden itu? Dia kan tak sadarkan diri???

Apa jangan-jangan, Japi menggunakan sistem recorder?? Jadi meskipun ada atau tak ada keluhan, tapi ia bisa melihat adanya kecurangan atau tidak dari record yang mereka lakukan. Ini berguna seperti rekaman CCTV dari peristiwa pencurian, dimana kasir tertuduh sebagai pencuri uang, padahal ia tak melakukannya. Setelah di lihat dari rekaman CCTV, ternyata ada penyusup yang masuk dan mencuri.

Eighar bisa berpikir demikian, karena ia sudah mengalami sendiri, saat Japi menggunakan sistem recorder pada dirinya. Benda itu memang memiliki hal semacam itu.

Ini sebenarnya adil, karena begitu berguna. Meskipun Eighar sempat merasa kalau Japi mencuri privasi miliknya, tapi di saat seperti ini.. sistemnya memang berguna.

"Voting di mulai!"

Eighar tersentak ketika Japi miliknya bergetar tiada henti. Japi tersebut pun menampakkan warna merah dan biru di kedua sisi bersebelahan.

Sebuah nama muncul di depan berserta problem yang mereka rasakan, dan beberapa orang ada yang menekan tombol merah sebagai penolakan dan biru sebagai penerimaan.

Eighar kebingungan, karena ia tak mengenal siapa orang-orang itu. Ia menoleh ke arah Leon yang menekan tombol biru.

"Oi, lu setuju? Kalau votingnya tinggi, bakalan tanding ya mereka?" bisik Eighar.

"Yoi." balas Leon.

"Kenapa lu vote setuju? Lu kenal mereka?"

Leon menggelengkan kepalanya. "Gak kenal. Tapi dari penilaian Japi, harusnya si Nichole dapat keadilan sih. Dan dia harus memperjuangkan keadilannya, dengan cara adu jotos sama orang yang curangin dia."

Eighar menggarukkan kepalanya. "Yang lain juga gitu?? Kalau yang nolak karena apa?"

"Bisa jadi dia temennya si Alex, atau orang-orang yang setuju sama perbuatan si Alex. So, di dunia ini kan gak semuanya baik. Ada juga yang merasa kejahatan itu baik, dari beberapa sudut pandang mereka. Gak tau juga sih gue. Mendingan lu voting deh daripada waktunya abis terus di-"

"Waktu habis, silakan ke voting selanjutnya."

Blrrrzzzztt!!

Eighar terkena setrum ringan, bersamaan dengan pemberitahuan Japi, kalau ia terlambat menekan tombol vote.

".... hehe, di setrum maksud gue." sambung Leon yang terlambat memberitahukannya.

Eighar melirik kesal ke arah, "Kenapa gak bilang dari tadi!!" geramnya kesal.

Di antara perdebatan mereka, ada sepasang mata sinis yang memandang mereka dengan tajam. "Bisa fokus gak sih kalian? Berisik!!" omelnya, ya.. itu adalah Elle. Leon memasang wajah meledek di hadapan Eighar, seolah habis di marahi emaknya.

Nama berikutnya keluar bersamaan dengan problem mereka. Eighar pun terus menekan tombol biru, menandakan ia setuju dengan keadilan.

Ternyata hari evaluasi tidaklah buruk. Ia pikir ini semacam hari pembataian sesama murid. Jadi salah tidak salah ya di bantai. Mereka berkumpul di satu stadion untuk itu. Ternyata.. ini adalah hari keadilan untuk orang-orang yang merasa di curangi di game sebelumnya.

Jadi pelajaran yang bisa di ambil, bermain game pun harus adil dan sportif, agar tidak mendapat masalah di hari evaluasi.

Beberapa nama keluar, hingga akhirnya terpilih sepuluh orang yang harus bertanding di sebuah arena. Ya, ini seperti pertandingan tinju bagi Eighar, tidak.. ia lebih setuju kalau ini di sebut arena smack down.

Lampu-lampu menyala di seluruh stadion, tanda kalau voting telah selesai. Orang-orang bersiap menyaksikan pertandingan, dan yang bertanding mempersiapkan mentalnya.

Ketika orang-orang sedang sibuk, Eighar melihat Brian sedang duduk di atas singgasananya di stadion. Kursi khusus yang memang di peruntukan untuk Leader, seperti seorang raja.

Tiba-tiba saja, Eighar menghadap Brian di saat semua orang berbalik memunggungi Brian. Eighar menekan Japi miliknya, dan mulai mengangkat tangannya ke atas.

"Attention please!" ujarnya nyaring, membuat orang berhenti dan menatapnya. Eighar langsung menunjuk lurus ke arah Brian, "Di luar penilaian Japi, gue.. menantang Brian untuk bertanding!" ucap Eighar hingga membuat semua orang terperangah.

"Oi, jangan becanda lah! Murid baru gak ada hak untuk menantang Leader. Cuma orang-orang tertentu aja yang boleh, dan itu pun sulit ACC-nya."

"Bener, minimal lu harus sekolah dan ikut apa kata Leader selama tiga bulan."

"Iya lah, tengil banget sih lu mau nantang Leader. Buat apaan? Mau gantiin posisi Leader? Gak mungkin!!"

"Leader itu, kuat!"

Penolakan-penolakan itu membuat Brian tersenyum menang, karena semua orang membelanya.

"Gak ada niatan apa-apa sih gue. Cuma gue ngerasa Leader gak bisa menempatkan posisi dirinya. Dia Bossy, bukan Leader. Jadi, dari artinya pun dia udah salah."

Leon langsung menutup mulut Eighar. "Oi, diem deh. Malu gue, malah ceramah no jutsu." keluhnya, sementara Elle menutup dahinya seperti sedang kepanasan karena matahari, padahal ia juga malu.

"Permintaan di tolak, sistem tak bisa mengakses keinginan anda. Terimakasih."

Brian kembali tersenyum seolah ia memang benar-benar menang.

"Japi, lu inget kenapa permintaan Leader di tolak kemarin?" Eighar menggantung kalimatnya, membuat semua orang penasaran. "Karena dia udah ngelakuin pelanggaran dengan menyerang seseorang yang gak jadi peserta karena di diagnosis sakit oleh dokter."

"Japi merespons sistem dari hasil diagnosis dokter Melissa, kalau Eighar Riantama.. dilarang mengikuti games dengan alasan apapun."

"Jadi menurut lu, jiwa kepemimpinan layak di tangan orang kayak gitu? Sengaja menyerang orang yang bahkan gak masuk dalam permainan?" Eighar tersenyum, seolah memberi serangan balasan pada Brian.

"Gue cuma mau tanding, karena menuntut keadilan. Gue di pukulin abis-abisan tanpa perlawanan. Brian pasti tau kan gue bukan peserta, tapi dia menjadikan gue target. Posisi orang yang sedang sakit, tentu aja gak bisa banyak memberi perlawanan. Karena itu, Japi memberikan proteksi kepada gue yang bukan peserta kemarin."

Semua orang terkejut dan mengerti, ternyata itu alasan Eighar terlindungi oleh Japi. Dan Brian pun mengerti, ternyata ia di ancam diskualifikasi, karena melanggar aturan Japi.

"Permintaan sedang di proses."

Brian terkesiap dan terbelalak melihat ke layar depan.

"Permintaan di terima. Silakan lakukan vote segera."

Semua lampu kembali mati, dengan sorot cahaya yang hanya memancar di atas kepala Eighar dan juga Brian.

"Rencana berhasil." gumam Eighar dalam hati.

Bersambung...

1
Nana Colen
up lagi dong thor, biasanya kan 2 episode kalau disinetron mh hehehe... atau jangan jangan lagi mikir dulu syarat nya apa 🤔🤔🤔
Nana Colen: waaaah hebat buruan up dong penasaran niiiih 😍😍😍😍
Rima Sawinda: wkwkwk aku udh bikin 10 bab kemudiannya malahan, buat jaga2 takut writers block
total 2 replies
Nana Colen
kirain up... eeeeh eh eeeh ternyata pengumuman hadiah aku thor 🤭🤭🤭
Rima Sawinda: selamat yaaaa, semoga semakin rajin baca karya akuuuu 😍😘
total 1 replies
Nana Colen
bagus mudah mudahan bisa saling menguntungkan buat kalian berdua kedepannya...
Rima Sawinda: 😍😍😘😘😘
total 1 replies
A
uuuhhh pinisirriiiin. ngapain brian di sana? makasih up nya kk author. lanjuut
Rima Sawinda: sama-sama 😍😘
total 1 replies
A
takutnya malah jdi zeam yg harus dilindungi dri eighar gak siiihh😅
Rima Sawinda: 😔😔😔😔😔
total 1 replies
Tutian Gandi
terimakasih Thor....semoga puasa nya lancar sampai hari raya idul Fitri ya.. selalu dilimpahkan Rizki da kesehatan bagi kita semuanya... aamiin..
Rima Sawinda: aamiin, semoga doanya kembali kepadamu juga yaaa ❤️
total 1 replies
Dewi Rantika
aamiin 🤲🤲
semoga puasa kita smw lancar dan di terima Allah 🤲🤲
selamat berpuasa semua 🥰🥰
Rima Sawinda: aamiin, selamat berpuasa jugaa 😍😘
total 1 replies
Nana Colen
Amiiiin semoga semuanya diberikan melanda 😘😘😘
Rima Sawinda: apanya yang melanda??? 😭😭😭😭
total 1 replies
Tutian Gandi
waduh sodara ternyata..
Rima Sawinda: iyaaaa 😄
total 1 replies
Nana Colen
tuh kan kataku juga apa, novel kak rima mh selalu banyak kejutannya 🤔🤔🤔
Rima Sawinda: iya kah?? waaaah ☺️
total 1 replies
홍시아
Ck, bener lgi, ternyata begitu. Kitanya malah kemakan jg. Arrg, siaall.
Rima Sawinda: Eighar sama Zeam, sama2 gk bisa di percaya loh ini 😵
total 1 replies
Dewi Rantika
seru....makin pinisirin deh 😂😂
Rima Sawinda: iyi nih, pinisirin 😆
total 1 replies
A
oooohhh adik kakak. misteri apa lagi iniiii
Rima Sawinda: misteri 2 dunia 😭😭😭
total 1 replies
Arlena Lena
knp novel sllu hilang di story bacaku
Rima Sawinda: iyakah?? ini masih hilang atau enggak???
total 1 replies
Nana Colen
hahaha gak usah bingung elle... nanti juga bakal terkuak 😁😁😁
Rima Sawinda: yuk bantuin elle wkwkwk
total 1 replies
Dewi Rantika
lanjut
Rima Sawinda: wokeeeh
total 1 replies
홍시아
Keknya mimpi eighar masa lalu zeambi deh yang jadi korban, Karna eighar kan ketua Genk, si zeamby yg jadi bullying-nya, Nah, mau balas dendam nih si zeamby/Proud/. Entahlah.... awokawok...
Mgkn ini mksd Author, musuh sebenarnya eighar. /Smile/
Next Thor...
Rima Sawinda: waaaaah, hebaaat 😄😆
total 1 replies
Dewi Rantika
makin penasaran 🤔🤔🤔
Rima Sawinda: iyaaaa 😆
total 1 replies
Nana Colen
hemt seperti kejadian di masa depan di ulang lagi di versi eighar lebih baik jadi konflik nya jadi berbeda maka ahkirnya eighar mudah mudahan bisa sembuh dengan penyakitnya...
Rima Sawinda: waaaah
total 1 replies
A
lagii? oooo peran lu sbagai apa sih zeam? antagonis?
A: Kun versi Terminal Lucidity😅
Rima Sawinda: kira2 apa yaa?? yuk tebak2an 😆😁
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!