Zahra Putri Pratama harus menerima kenyataan bahwa sang kekasih yang ia cintai telah menikah dengan sahabat nya sendiri, sehingga ia memutuskan untuk pergi ke kota kecil dan di sana ia bertemu dengan sosok seorang anak kecil yang menarik perhatian nya. dan ternyata anak kecil itu adalah anak dari seorang pengusaha muda Luffy Ferdinand Sinaga. karena anaknya yang bernama Lucky Alvino Sinaga begitu senang dengan Zahra Luffy pun berniat untuk mengajak nya menikah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aldifa Sasya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rumah Luffy
"Bu, ada tamu di depan " Luffy mengetuk pintu kamar ibunya.
mendengar suara putra nya, Nisa yang lain sedang berada di meja rias pun beranjak untuk menemui Luffy.
"iya, ada siapa?" tanya Nisa setelah membukakan pintu.
"dokter Zahra, tadi saya tidak sengaja bertemu dengan nya di air terjun" kata Luffy mengatakan pada Nisa mengenai pertemuan nya dengan Zahra.
"oh iya, ibu temui dia dulu" Nisa berjalan kelantai bawah untuk menemui Nisa, sedangkan Luffy ia pergi ke kamar nya untuk membersihkan diri nya, karena hari sudah sore.
Nisa berjalan ke arah dimana Zahra dan Lucky sedang duduk sambil Zahra bercanda dengan Lucky, cucu nya sangat bahagia sekali sore ini, setelah tadi menangis tiada henti.
"bahagia sekali cucu nenek " kata Nisa yang membuat Zahra kaget, dan ia juga duduk di samping Zahra.
"hai, tante saya Zahra " kata Zahra memperkenalkan diri nya, dan menyalami Nisa.
"jangan panggil tante, panggil saja saya ibu, nama saya Nisa" sahut Nisa dengan senyuman.
"iya ibu Nisa" kata Zahra kaku.
"kamu masih sendiri atau sudah menikah?" tanya Nisa yang membuat Luffy yang baru datang kaget.
"ibu kenapa bertanya seperti itu " tegur Luffy pada ibu nya karena merasa tidak enak.
"apa yang salah ?" tanya Nisa jengkel pada anaknya.
"saya masih sendiri bu" sahut Zahra tersenyum manis.
"wah, boleh jadi mantu ini" kata Nisa membuat Luffy kembali melotot.
"ibu" pekik Luffy.
"sana kamu, bikin teh" usir Nisa pada Luffy ia ingin bertanya banyak pada Zahra dan terlebih nya ia ingin menjadi kan Zahra sebagai menantu nya.
"kok aku, ya seharusnya ibu yang buat kan, aku tidak bisa " kata Luffy dengan mulut yang sebal.
"udah buat kan sana, atau kamu ibu suruh tidur di bagasi nanti nya" kata Nisa yang membuat Luffy terpaksa pergi dengan menggerutu kesal.
"oh iya nak, kamu kerja apa disini ?" tanya Nisa mengalihkan pembicaraan nya pada Zahra.
"saya dokter Bu, baru satu minggu di sini " sahut Zahra sambil menatap Lucky yang terus saja melihat ke arah nya.
"maaf cucu ibu merepotkan mu nak " kata Nisa melihat ke arah Lucky.
"tidak kok Bu, Lucky adalah anak yang manis, dan baik, dia enteng sekali " ujur Zahra pada Nisa.
Nisa tersenyum dengan kata Zahra, padahal selama ini Lucky selalu saja menangis dan rewel.
"nak, kamu telah berhasil membuat nya tersenyum kembali " kata Nisa menatap ke arah Zahra.
"iya Bu, tapi suatu saat nanti pasti dia akan kembali tersenyum" sahut Zahra pada Nisa.
"mudah mudahan ya nak, asal ada kamu " kata Nisa, dan bertepatan dengan Luffy yang datang dengan nampan yang berisi air teh.
Luffy pun meletakkan nya di hadapan Zahra, Zahra yang melihat itu pun tersenyum manis, seorang pria seperti Luffy yang mau di mintai untuk membuatkan minuman. Jika dibayangkan para pria yang ada di rumah nya tidak pernah mau seperti Luffy.
"terima kasih mas Luffy " kata Zahra sambil menatap Lucky.
"sama-sama, silahkan di minum" sahut Luffy sambil duduk di depan Zahra dan ibu nya.
Mereka pun bicara banyak hal di rumah Luffy sehingga hari pun sudah gelap dan Zahra hendak pulang ke rumah nya, karena bik Sri baru saja menayangkan di mana kah dia sekarang.
"Bu, mas Luffy, aku mau pamit pulang dulu ya" kata Zahra pada keduanya.
"makan malam dulu di sini, bibik sudah masak banyak untuk mu" kata Luffy pada Zahra.
"aduh saya merepotkan ini" sahut Zahra tidak enak.
"tidak nak, lebih baik makan dulu ya" kata Nisa pada Zahra.
Zahra pun mengurungkan niatnya untuk pulang, karena permintaan ibu Luffy yang ingin dia untuk makan malam bersama di rumah Luffy.
Setelah makan malam, Zahra pun berniat untuk pulang ke rumah, namun saat melihat Zahra akan pulang Lucky menangis kembali dan tidak mau di tinggal oleh Zahra.
"besok Tante main sama Luffy lagi ya" kata Zahra sambil mengendong Lucky yang menangis.
"jangan pulang buna hiks.. hiks jangan " tangisan Lucky seraya memeluk erat Zahra
Zahra pun menatap pada Luffy yang menatap sendu putranya itu, dan apa yang ia pikirkan tadi ternyata benar akan ada drama.
"Lucky, jangan begitu nak, biarkan Tante Zahra pulang ya, kasihan Tante nya kemalaman nanti" kata Luffy memberikan pengertian pada Lucky.
"engak mau, luci hanya mau sama buna" kata Lucky terus merengek.
"iya, Tante tidak pulang, Tante akan temani kamu di sini " kata Zahra karena ia tau Lucky tidak mau dia tinggalkan.
"tapi Zah, nanti nya dia akan membuat mu susah" sahut Luffy ketika mendengar jawaban dari Zahra.
"kasihan Lucky mas, tangan gemetar takut di tinggal sama aku" kata Zahra yang merasakan getaran pada tangan kecil Lucky.
"tunggu dia tidur baru kamu pulang, jika takut pulang sendiri nanti Luffy akan antar kamu" kata Nisa kemudian setelah hanya mendengar saja.
"iya Bu, seperti nya Lucky juga ingin tidur, dimana kamar nya, biar aku menidurkan nya" kata Zahra pada Nisa.
"di lantai atas nak, mari ikut ibu, maaf kamu jadi repot sekarang "ujur Nisa tidak enak dengan Zahra, namun Zahra hanya tersenyum mendengar nya.
Nisa pun mengantar Zahra ke kamar Lucky, sampai di kamar Zahra pun meletakkan Lucky di ranjang, namun anak itu justru mengajak nya untuk baring di sebelah. Zahra menatap pada Nisa minta ijin apakah dia boleh untuk baring di samping Lucky.
"ikuti aja mau nya nak, tidak apa, ibu keluar dulu ya" kata Nisa sambil menatap Lucky dan Zahra, iya pun pergi ke luar kamar untuk menemui Luffy yang ada di ruang kerja pasti nya
Malam itu Zahra pun menemani Lucky tidur, ia membaca cerita untuk anak itu. Sampai pada akhirnya Lucky pun tidak dengan berbantalkan tangan Zahra.
Mendengar dengkuran halus, Zahra pun secara perlahan memindahkan kepada Lucky ke bantal yang ada di sana dengan berhati hati karena ia takut Lucky akan kembali bangun nanti nya.
Sedangkan di ruang kerja, Nisa dan Luffy berbicara mengenai Lucky yang sudah menemukan sosok wanita yang bisa membuat nya kembali tersenyum.
"bagaimana ini Luffy, Lucky justru nempel dengan Zahra lagi?" tanya Nisa pada Luffy yang sedang melihat laptop nya itu.
"aku juga kaget tadi Bu, dia tiba saja menatap ke arah Zahra dan saat Zahra menghampiri nya dia justru minta gendong, dan seperti ia tidak mau di tinggal oleh Zahra nanti nya" kata Luffy mengalihkan perhatian nya pada ibunya.
"apa kamu nikah dengan Zahra aja" cetuk Nisa membuat Luffy melotot.
"apa Zahra mau pada ku Bu, lagian aku tidak mau menjadikan Zahra sebagai ibu Lucky saja, sedangkan cinta ku hanya pada istri ku saja bu" kata Luffy sendu.
"jika Lucky yang minta bagaimana?" tanya Nisa dengan alis yang terangkat sampai satu.
"tidak usah di pikirkan Bu, dia juga bakal lupa nanti nya " kata Luffy tidak ingin pusing dengan apa yang di pikirkan nya.
Ya terlebih dari itu, Lucky baru sore ini tersenyum dan dapat bicara pada orang lain setelah satu bulan lamanya ia rewel dan selalu mencari bundanya.