Ariana Anjayina, berumur 19 tahun, yang saat ini sedang menjalani masa-masa kuliahnya. Suatu hari, ia mengetahui hal yang sangat menyakitkan dan membuatnya kehilangan konsentrasi saat ia sedang mengendarai motornya. Karena tidak fokus, tiba-tiba saja truk dengan berkecepatan tinggi itu menghantam dan menabrak motor yang sedang dikendarai oleh Ariana. Saat itu juga, Ariana dinyatakan telah tewas di tempat.
Ariana membuka matanya, melihat-lihat ke arah sekitar. Tunggu, apa ini? ternyata dia berada di rumah sakit?
"kamu sudah bangun?" tanya seorang pria berahang tegas, berhidung mancung, serta memakai kemeja berwarna hitam dibaluti dengan dasi berwarna merah. Ia berdiri di depan pintu sambil memasang mukanya yang datar
Ariana terkejut, lalu melirik ke arah pria itu "siapa dia?" pikirnya. Ariana menelan ludahnya dengan susah payah, lalu ia pun berbicara "ganteng." ucapnya, tanpa ia sadari
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rreannaf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jemput Alea Sekolah
"Kamu mau kemana?" tanya Ariana kepada Reynand yang sudah bersiap-siap untuk melangkah kan kakinya dari rumah, pasalnya lelaki itu berkata kepadanya tadi bahwa seharian ini Reynand akan berada di rumah saja. Tetapi apa? Reynand malah ingin keluar saat ini, memang omongan lelaki itu tidak ada yang bisa dipercaya!
"Saya ingin menjemput Alea,"
Reynand melirik ke jam yang ada di tangannya sekilas dan menunjukkan kepada Ariana "Jam sudah menunjukkan pukul empat sore, waktunya untuk Ariana pulang sekolah," Reynand menjelaskan nya kepada Ariana, karena ia tahu Ariana mana mungkin mengingat itu. Terlebih lagi dengan kondisinya saat ini.
"Oh gitu ya," menggaruk-garuk kepala Ariana yang tidak gatal, merasa bersalah karena sudah berpikiran negatif tentang Reynand.
"Apakah saya boleh ikut? saya mau jemput Alea juga," Ariana memohon dengan kedua telapak tangannya yang sudah menempel satu lain.
"Boleh, kenapa tidak?"
"YUHUUUU," sorak Ariana secara tidak sadar.
Pekikan melengking yang keluar dari mulut Ariana berhasil membuat Reynand tertawa dengan bebas.
****************
Selama perjalanan menuju sekolah Alea, keduanya tidak ada yang membuka suaranya. Hening sekali, mereka berdua sibuk dengan aktivitas sendiri. Ariana yang sibuk dengan lamunannya, dan Reynand yang fokus dalam menyetir. Seakan-akan dirinya tidak bisa untuk diajak mengobrol.
Karena Ariana melihat Reynand yang begitu fokus dalam aktivitas nya saat ini, dan tidak ingin mengganggu fokus dari Reynand, Ariana juga memilih untuk diam saja, daripada ia mengganggu orang di sampingnya. Menurut nya tidak akan sopan.
Kini mobil milik Reynand telah sampai ke tujuan, ia memberhentikan mobil miliknya di depan gerbang sekolah, tempat dimana Alea berada.
"Wah ternyata ini sekolahnya Alea ya?" ucap Ariana, saat membuka pintu kaca mobilnya.
Menatap kagum pada bangunan sekolah yang menurutnya sangat megah dan mewah untuk ukuran sekolah saja. Bahkan dari luar gerbang saja Ariana sudah merasakan kemewahan yang tampak dari luar sekolah itu. Bagaimana tampak dalamnya ya? apakah lebih mewah lagi?
"Kamu sedang mikirin apa?"
Pertanyaan yang Reynand berikan kepada Ariana berhasil membuatnya terbuyar dari lamunannya yang sedari tadi hanya menatap sekolah itu. Ariana menggeleng kan kepalanya, seolah benar-benar tidak ada yang ia pikirkan.
"Kamu beneran tidak-"
"EH MAMA KOK ADA DI SINI?!"
perkataan yang ingin diucapkan oleh Reynand menjadi terpotong, karena mendengar suara tinggi dari Alea yang entah kapan sudah berada di depan gerbang sekolahnya sambil mengadah-ngadah kan kedua tangannya dengan semangat.
Segera Alea melangkah kakinya cepat, lalu membuka pintu mobil. Dan duduk di belakang. Biasanya Alea duduk di depan bersama Reynand yang mengendarai mobil. Tetapi karena ada mamanya sekarang, jadi ia berganti tempat duduk.
"Mama kok bisa ikut? Papa pulang dulu ya ke rumah? biasanya kan papa pulang kerja langsung ke sini?" beruntutan pertanyaan dari Alea, sepertinya ia semangat sekali melihat kehadiran Ariana di sini.
"Kamu itu kalau ingin bertanya satu-satu, biar orang yang kamu tanyain tidak bingung. Itu juga salah satu bentuk adab kepada orang lain," ucap Reynand.
Alea memajukan bibirnya, dengan Reynand memang selalu serba salah. Ariana tidak bisa mengekspresikan dirinya dengan bebas jika bersama dengan Reynand. Karena jika Alea mengambil salah sikap sedikit saja, pasti Reynand sudah langsung menegurnya agar bisa lebih beradab lagi. Memangnya sebagus apasih adab papanya?!
Menyadari perubahan dari raut wajah Alea, Ariana segera membuka mulut "Alea kamu mau tidak pergi ke taman bermain dengan mama dan papa?" ajak Ariana kepada Alea, agar anak itu tidak sedih lagi. Ariana sangat tidak tahan, melihat Alea yang seperti itu, seperti di dalam hatinya juga ikut merasakan sedih yang timbul dari Alea.
Jadi sebisa mungkin Ariana ingin Alea harus selalu berbahagia, walaupun tidak bersamanya.
Bisa dilihat bahwa bola mata Alea tampak berbinar-binar setelah mendengar ajakan dari Ariana. Bukannya Alea seumur hidupnya tidak pernah pergi ke taman hiburan, tetapi yang kali ini sangat spesial, karena ada mama dan papanya.
Senyuman tercetak jelas di wajah Alea, kini raut wajahnya sudah dengan cepat beralih menjadi raut wajah bahagia.
Melihat itu juga, Ariana turut ikut merasakan kebahagiaan yang terpancar dari Alea. Sepertinya dirinya dan Alea sudah terhubung satu sama lain. Membuat Ariana lupa, bahwa waktunya bersama orang-orang di sekitarnya saat ini tidaklah lama, karena dia hanyalah sebagai pengganti sementara dari pemilik tubuh ini. Ariana bahkan tidak tahu kapan waktunya ia akan segera pergi di tempat ini.
Kedatangan Ariana di dunia ini tidak di berikan petunjuk sedikitpun, mengapa takdir bisa sekejam ini padanya? apakah kesalahan yang Ariana perbuat sampai membuatnya berada di situasi seperti ini?
