Bunga Ditengah Badai

Cerita hanyalah karya fiktif belaka, tidak ada berkaitan dengan kisah nyata, sejarah maupun kejadian yang ada. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat dan latar belakangnya. Mohon maaf, itu hanyalah kebetulan saja. Sekian dan terima kasih. Enjoy for reading book!

•••{ Mansion megah, Alastar }•••

Setelah kembali bertugas dikekaisaran besar, Duke Ethan semakin dikenal dengan wibawa dan martabat keluarga yang tertinggi diwilayah itu. Kenyataan dia seorang pria yang kuat dan tangguh tidaklah terlalu benar..

Saat ini Ethan terbaring lemah diatas kasur, sudah hampir seminggu setelah dia kembali ke Alastar, dia tidak menemukan kekasih hatinya, belahan jiwanya dan juga separuh hidupnya.

Keadaan itu membuat seluruh umat di mansion itu merasa kacau termasuk Ibunya. 'Ya ampun, jika orang luar mengetahui hal ini, hilang harga diri dan martabat yang ia bangun selama ini.. Seorang Duke jatuh sakit hanya karena kehilangan kekasihnya?' monolog Amor.

Clekk! Suara pintu yang terbuka, Duke Ethan akhirnya bangun dan keluar dari kamarnya, namun betapa lusuh dan berantakannya penampilan itu. Rambut yang acak acakan, kantung mata yang menggelap dan bibirnya yang kering pecah pecah.

"Kyaahh!! Ada penyusup!" teriak pelayan yang terkejut dengan penampilan Tuannya. Kemudian dia menyadari bahwa itu ialah Tuan Duke, dia segera bersujud mohon maaf. "Ampuni saya Tuan!"

Duke Ethan mengabaikannya, dia terus berjalan pergi menuju taman bunganya. Disana dia membuka baju dan juga nyaris membuka celananya, Ksatria Baradh datang dan menghentikan tindakan gila itu.

"Sadarkan dirimu, Ethan!" tegasnya.

Duke Ethan menatap kosong arah depan, dia masih bersikeras ingin membuka celananya ditaman bunga itu, beberapa pelayan wanita terlihat tak sabar melihat kejadian selanjutnya.

"Nona Nyxoria tidak akan memaafkan anda jika tubuh anda dilihat wanita lain selain dirinya!" ucap Ksatria Baradh asal, dia berharap dengan menyebut nama itu, Ethan segera sadar.

Dan benar saja, Ethan menghentikan tindakannya, dia mulai sadar dan duduk tak berdaya. "Haa.." menghela nafas panjang. "Dia mengirim surat padaku, kau orang yang dipercaya untuk membawakan surat itu, disurat itu memang ada cincin pertunangan kami.. tapi bukan untuk memutuskan hubungan.. Disurat itu tertulis dia akan menungguku.. Dia akan menungguku kembali, tapi apa ini.. Kemana dia pergi? Kenapa dia hilang?"

"Tuan Duke, anda harus berpikir jernih."

"Mengapa dia meninggalkan aku?! Mengapa?!" tanya Ethan dengan suara yang keras. Dia meninju tanah itu dengan kuat. "Mengapa dia tidak menungguku..?"

Ksatria Baradh tidak menyangka akan melihat sikap Ethan yang terlihat menyedihkan seperti sekarang, dia bingung harus bersikap seperti apa didepannya.

"Duke Ethan, sebaiknya anda bersiap dulu.. ada urusan yang lebih penting berbanding mengurusi urusan cinta anda sekarang." ucap Ksatria Barad serius.

"Cinta juga penting sialan!! Kau tidak tau soal cinta, ini sangat menyakitkan sial!! Urusan cintaku juga penting, sialan kau!!" teriaknya.

"Aku tau!! Aku tau betapa menyakitkan ditinggalkan oleh orang yang kita cintai! Aku tau!! Tapi sekarang ini, ada yang lebih penting dari cinta! wilayah perbatasan sedang berperang.. Itu sudah lama terjadi, awalnya masih aman, namun sekarang salah satu pihak musuh telah melakukan pelanggaran, mereka.. menyerang warga sipil dan petugas bantuan!"

"Apa?" Duke Ethan kembali sadar.

Dia berdiri kemudian memegang bahu Ksatria Baradh. "Mengapa kau baru mengatakannya sekarang?" tanya Duke Ethan. "Mengapa?!" tanyanya lagi.

"Siapa yang mau bicara dengan orang gila sepertimu? Lihatlah penampilanmu sekarang! Bahkan jika Nyxoria kembali.. Dia juga tidak akan mau melihatmu!" jawab Ksatria Baradh.

Duke terdiam mematung ditempat.

Duke Ethan akhirnya sadar dan mulai berpikir dengan jernih, meminta pelayan untuk menyiapkan air mandi dan pakaian untuknya, penampilannya kembali seperti Duke Ethan yang penuh wibawa dan martabat. Penuh dengan cahaya yang berkilauan.

•••{ Ruang kerja Duke Ethan }•••

Duke Ethan terlihat serius sekarang. "Baradh, aku memerlukan laporan tentang situasi di perbatasan, apakah ada pergerakan musuh yang mencurigakan?" tanyanya.

"Ya, Tuan Duke, mereka telah mendeteksi pergerakan pasukan musuh di sekitar perbatasan. Mereka terlihat sedang mempersiapkan serangan lagi." jawab Ksatria Baradh sambil memperhatikan peta.

"Baik, aku memerlukan rencana pertahanan yang lain efektif. aku ingin kau mempersiapkan pasukan kita untuk menghadapi serangan musuh secara bertahap." ucap Duke Ethan, menopang dagunya dengan wajah yang serius.

"Ya, Tuan Duke, aku akan segera mempersiapkan rencana pertahanan dan mempersiapkan pasukan kita untuk menghadapi serangan musuh." jawabnya lagi.

"Baik, aku percayakan kamu akan melakukan semua itu dengan baik. aku juga memerlukan kamu untuk memantau situasi di perbatasan itu dan memberikan laporan kepadaku secara teratur." ucap Ethan serius.

"Ya, Tuan Duke, aku akan segera memantau situasi di perbatasan dan memberikan laporannya kepadamu secara teratur." jawabnya dengan yakin. Mereka pun mengangguk bersama sama.

Kemudian Ethan kembali bertanya tentang hal yang pribadi. "Baradh.. Kau bilang kau tau tentang betapa menyakitkan ditinggalkan orang yang kita cintai, apa kau punya kekasih?" tanya Duke.

"Tunggu.. apa kau masih gila?" Baradh bingung.

"Lupakan pertanyaanku tadi, aku tidak gila.." jawabnya datar, kemudian dia berdiri berjalan mendekat ke rak buku.

"Orang yang ku cintai telah pergi meninggalkanku, itu.. Dia bukan kekasihku.. dia ibuku.." jawab Baradh, wajah Baradh terlihat sedih.

"Ah, begitu ya... kau boleh melanjutkan ceritanya tapi jangan menangis didepanku." ucapnya santai.

"Apa? padahal kau lebih parah dariku, penampilanmu kusut bertingkah seperti orang gila! Kau ini ya!!" protes Baradh. Kemudian dia kembali bercerita.

"Ibuku meninggal karena peperangan perebutan tanah, saat itu ayahku sedang melakukan penyelidikan terkait tanah mana yang direbutkan.

Aku masih sangat ingat, saat itu rumah kami diserang oleh sekumpulan musuh yang memberontak pada kekuasaan ayahku.

Mereka terus menyerang, menyiksa, dan juga memukul semua orang yang ada di rumah itu. Tak terkecuali Ibuku, adikku, dan aku.

Kami semua menjadi sandera mereka. Kami selamat karena menerima bantuan dari wilayah Barat, ayahmu, Duke Reggar. Dialah penyelamat kami.

Saat Duke menjatuhkan musuh musuh itu, salah satu dari mereka masih bertekad untuk menyerang, Ibuku menjadi target utamanya.

Dor!! Suara tembakan itu mengisi kepalaku dengan ingatan yang menyakitkan. Tepat di sampingku, tubuh Ibu tergeletak dengan bersimbah darah.

 'Ibuu!!!'

Aku merasa seperti kehilangan seluruh dunia, dan tidak bisa bernapas lagi. Aku masih bisa merasakan getaran tanah saat tubuh Ibu tergeletak, dan suara tembakan itu masih terdengar jelas di telingaku.

Sejak saat itu, aku tidak pernah bisa melupakan kenangan itu, dan aku selalu merasa seperti ada yang kurang dalam hidupku..

Iaitu sosok seorang Ibu.."

"Kau masih memiliki kesempatan Duke Ethan, Nona Nyxoria masih ada didunia ini, kau bisa mencarinya mulai sekarang, setelah perang ini teratasi, kita tidak hanya menyelamatkan negara ini tapi kita juga bisa menyelamatkan cinta semua orang." ucap Baradh.

Duke Ethan merasa seperti mendapatkan harapan baru, hatinya kembali bersemangat untuk mencari Nyxie. Dia berdiri dan memandang lurus ke depan, dengan mata yang penuh harapan dia berkata. 'Aku akan mencarinya.' kata Duke Ethan dengan penuh tekad. 'Aku akan menyelamatkan cintaku dan juga menyelamatkan cinta di negara ini.'

.

.

.

Bersambung