NovelToon NovelToon
RACUN

RACUN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Poligami / Kisah cinta masa kecil
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Girl_Rain

Apa yang harus dilakukan untuk menghilangkan kelabu yang menyelimuti rumah tangga selama lima tahun?

Khalisah meminta suaminya untuk menikah lagi dengan perempuan yang dipilih mertuanya.

Sosok ceria, lugu, dan bertingkah apa adanya adalah Hara yang merupakan teman masa kecil Abizar yang menjadi adik madu Khalisah, dapat mengkuningkan suasana serta merta hati yang mengikuti. Namun mengabu-abukan hati Khalisah yang biru.

Bagaimana dengan kombinasi ini? Apa akan menjadi masalah bila ditambahkan oranye ke dalamnya?

Instagram: @girl_rain67

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Girl_Rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

K. 22~ Itu

Benar, kenapa aku tidak pernah memikirkannya? Batin Hara bergejolak.

"Kamu mungkin berpikir tentang masa depan anakmu lebih bahagia jika bersamaku dan mas Abi, tapi kita tidak bisa menebak pemikiran anak itu dikemudian hari yang tau ibunya masih hidup tapi tak bersamanya. Kami bisa dianggap sebagai penjahat olehnya atau, berpikir ibunya tidak menginginkannya."

Tidak. Hara reflek mengelus perutnya. Aku sangat menyayangimu, anakku.

Dan efek perkataannya tertangkap jelas oleh Khalisah. Menghela napas dan berkata, "Sekarang kamu mengerti 'kan? Aku tidak mau ada anak disekitar aku yang merasakan itu, terlebih aku menjadi salah satu penyebabnya."

"Lalu, aku harus bagaimana?" pekik Hara tiba-tiba.

Khalisah tersentak, apalagi melihat air mata yang ternyata sudah mengalir deras. Sejak kapan? Ah, apa rambut panjang itu menutupi mata yang awalnya berkaca-kaca.

"Abizar sendiri yang menginginkannya! Dan aku tidak berada dalam posisi untuk bisa menolaknya. Aku miskin! Bodoh dan tidak berpendidikan! Bagaimana dengan kondisi begitu, aku bisa memenuhi kebutuhan anakku!"

"Pertahankan pernikahanmu!"

Giliran Hara yang terlonjak atas teriakan Khalisah. Dipandanginya wanita yang menghadap kepadanya dengan teguh, kini memegangi pundaknya.

"Aku mau kamu mempertahankan pernikahan kamu dan mas Abi. Jangan khawatir, aku akan membantumu. Kita berusaha sama-sama, itulah tujuanku memberitahumu," tambah Khalisah.

Terkejut, tentu saja. Khalisah tidak menyangka bakal ditepis tangan oleh Hara.

"Sudahlah, lagian keputusan akhirnya tetap pada mas Abi. Mbak bisa apa? Ah ya, mbak Khalisah 'kan istri kesayangannya mas Abi, pasti bisa membujuknya."

Cara jawab yang aneh menurut Khalisah. "Benar, aku orang baru kesayangannya mas Abi dan kamu teman yang dicintainya. Jadi, kita bisa membujuknya sama-sama."

Mata Hara mengandung makna miris ketika terarah pada istri pertama suaminya ini. "Caranya? Memangnya, mbak ingin aku melakukan apa?"

"Cukup diam, jangan pernah menyingung apapun tentang rencana kamu yang mau menyerahkan bayinya. Selebihnya, jadilah diri sendiri yang mencintai mas Abi melebihi kamu sendiri. Dan lainnya biar aku yang urus," tutur Khalisah meyakinkan.

Air mata Hara tetap saja tak berhenti. "Apa aku bisa mempercayai Mbak, disaat Mbak adalah istri pertamanya yang pasti menginginkan perhatian lebih dari Abi?"

"Aku tidak memerlukan kepercayaanmu. Aku cuma mau kamu tidak bersikap dingin kepada mas Abi. Kita sebagai istrinya harus menjadi tempat sandaran baginya, bukan menjadi sesuatu yang memusingkan baginya. Kamu mengerti maksudku?"

Butuh beberapa menit sampai tangisan Hara berhenti dan mengangguk sebagai pertanda setuju.

Kenapa mbak Khalisah memintanya seperti itu? Pasti karena sikap dinginnya tadi pagi yang tidak mau dikecup kening oleh Abi yang hendak berangkat kerja.

Wajah Hara berpaling sampai dahi Abizar terantuk sisi kepala Hara.

"Ah, aku melupakan sesuatu." Dirinya berlalu begitu saja, meninggalkan raut kesedihan pada Abizar dan Khalisah.

Setelah pembicaraan panjang, akhirnya Khalisah keluar dari kamar Hara yang mengatakan butuh waktu sendiri. Pun Khalisah tak mengatakan apa-apa sesudahnya, karena ia sendiri lelah pada obrolan yang melibatkan suara tinggi.

Menuruni tangga, Khalisah bermaksud ke dapur untuk menenangkan pikirannya bersama buah pir, namun langkahnya terhenti melihat perawakan familiar sedang berdiri di depan kulkas.

"Khalisah," seru Edgar seraya menutup pintu kulkas.

Naas keinginan menggebu-gebu untuk menyicip buah kesukaannya musnah begitu saja.

"Kamu mau makan buah pir? Ada kok, aku baru membeli stoknya."

Oh, pantas aksennya bicaranya 'aku' padaku, batin Khalisah kembali membara memikirkannya dirinya yang baru menyadarinya sekarang. Orang itu bodyguardnya, yang telah memberikan minuman dengan label dapat menenangkan walau benar 'sih.

Langsung saja kemauan Khalisah berlama-lama di dapur hilang, berganti ingin segera pergi dari sana. Kakinya sudah menapak satu anak tangga, tetapi kakinya berhenti akibat perkataan Edgar.

"Aku yang mengurus pakaianmu di kontrakan."

Dengan Khalisah yang berhenti melangkah, Edgar melanjutkan ucapannya. "Aku jadi tau nomor bagian dalam kamu juga."

Sontak Khalisah menghirup oksigen kuat. Dengan langkah besar Khalisah menghadap Edgar yang berdiri di meja rak piring. Menendang tulang keringnya begitu sampai.

Edgar menunjukkan ekspresi kesakitan tanpa suara, dan menyempatkan satu tangannya pada pinggang Khalisah yang sepertinya tidak disadari wanita itu, sedang satunya memegang kakinya yang diangkat. "Kejam."

"Kamu keterlaluan!" pekik Khalisah membuat lelaki itu fokus pada matanya yang berkaca-kaca.

Edgar berkedip, tak menyangka Khalisah menanggapi serius candaannya yang biasa diabaikan. "Ja-jangan menangis, aku bercanda tadi. Bi Hanin yang mengurus pakaian kamu, " ucapnya, dan menempatkan tangan satunya lagi di pinggang wanita di depannya.

Sontak Khalisah mendorong Edgar dan mundur hingga pinggang lelaki itu mentok dengan pinggiran meja.

"Ugh."

Ada sedikit perasaan bersalah dalam diri Khalisah, namun tersamarkan dengan dia pantas menerimanya. Oleh karena itu, Khalisah memilih untuk pergi ke kamarnya.

"Sejauh mana kamu sudah mencari tau masalah Abizar?" tanya Edgar terhadap Khalisah yang tidak lagi berhenti mendengar pertanyaannya, dan sosoknya lenyap termakan tangga.

Edgar menghela napas.

Sudahlah, aku juga tau sebenarnya dia tidak mengabaikannya.

Sore datang dan Abizar pulang ke rumah disambut kedua istrinya.

Abizar mengecup kening kedua istrinya secara bergiliran, dan merasa bingung dikarenakan kali ini Hara tak menolaknya dan menampakkan senyum manis.

"Mas, mau mandi apa makan dulu?" Hara meraih tas Abizar karena hari ini sudah memasuki jatahnya.

"Ma-mandi," jawabnya linglung. Abizar penasaran dengan apa yang terjadi, sehingga menatap Khalisah disertai tanya. Tapi mata Khalisah malah menyipit sebagai isyarat bahwa bibirnya sedang menyungging senyum.

"Kalau begitu, ayo ke kamar, mas Abi," ajak Hara mulai menautkan jadinya dengan jemari Abizar dan hendak menariknya, namun langkah suaminya tertahan.

Abizar tak bergerak dari posisinya. "Khalisah, ada yang mau aku bicarakan."

"Mas mau berbicara soal apa? Bisa ditunda empat hari ke depan sampai jatahnya Hara habis 'nggak? Dan lagi, Mas tidur dikamarku selama aku pergi ya?" tuding Khalisah.

"I-iya," balas Abizar.

Khalisah menghitung jemarinya. "Kalau begitu waktu jatahnya Hara berkurang dong? Jadi, Mas harus menggantinya dengan delapan hari bersama Hara."

"Apa." Kejut Abizar tapi tidak sampai memekik. Dirinya kebingungan atas situasi yang dihadapinya sekarang.

Khalisah yang mendorongnya bersikap adil sudah biasa bagi Abizar, tetapi haruskah seantusias itu. Dan lagi.... Sejak kapan Hara begitu percaya diri menariknya di hadapan Khalisah?

"Oh ya, nanti magrib kalian shalat berjamaah berdua ya."

"Apa!"

Kali ini benar-benar pekikan dan bukan dari Abizar saja, Hara ikutan kaget akan penuturan Khalisah. Mereka berdua saling memandang satu sama lain.

Shalat berjamaah?

...☠️...

...☠️...

...☠️...

Like, komen ya buat semangatin Rain 😊

Bersama Tisara Al-Muchtar dan juru lainnya.

1
Dinda Putri
up
Aminin azaaa
bingung Thor Edgar kan seorang polisi, tp bertahun tahun jd bodyguard khalisah, gimana cara bagi waktu nya🙏🙏
Masitoh Masitoh
jujur aku heran dgn sikap Khalisah terlalu baik ya Thor walau mertua SDH hadirin madu bahkan suaminya mafia
@Girl_Rain67: Jujur, Rain pun pengen jadi Khalisah. Tapi tak sanggup 😢
total 1 replies
Dinda Putri
up
Dinda Putri
Lanjut Thor jangan kelama an upnya jadi penasaran
@Girl_Rain67: Siap, kak
total 1 replies
Dinda Putri
luar biasa
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
@Girl_Rain67: Insyaallah
total 1 replies
Anto D Cotto
menarik
Aminin azaaa
lanjutkan
@Girl_Rain67: Siap, kak. /Smile/
total 1 replies
Aminin azaaa
lanjut
Gadiscantik27
Malam, kak. Boleh minta support balik, kak?
@Girl_Rain67: Boleh, kak 🌹
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!