Azizah pura pura miskin demi dapat cinta sejati namun yang terjadi dia malah mendapatkan penghinaan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SOPYAN KAMALGrab, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DIA BAHKAN TIDAK MEMILIH ANAKNYA
Dua Minggu Berlalu
Bayi itu sekarang aman. Jika menangis, ia hanya perlu diberi susu atau didekatkan lagi pada manekin Rama.
Hari ini, dengan langkah yang pasti dan membawa troli bayi, Azizah berdiri di depan rumah yang pernah memberinya luka teramat dalam.
Di rumah Raka, suasana tampak ramai, tidak seperti biasanya.
"Assalamu’alaikum," ucap Azizah.
Tidak ada jawaban. Azizah mengulanginya lagi.
"Walaik…," suara seseorang terdengar, namun terputus.
"Oh, ini bagus! Menantu tak berharga ini akhirnya pulang. Mau apa kamu ke sini lagi?" hardik Sumarni.
"Ada apa lagi sih, Bu? Kita lagi siap-siap ma—" Ucapan Sari terpotong saat melihat siapa yang datang. "Mau apa kamu? Ini waktu yang tidak tepat untukmu datang ke sini!" lanjutnya dengan amarah yang langsung meledak.
"Aku mau ketemu Mas Raka. Bayi ini harus diberi nama, dan dia yang akan memberinya nama," ujar Azizah dengan nada dingin, tidak terintimidasi sedikit pun oleh tatapan tajam Dewi dan Sari.
Sementara itu, para tetangga terlihat ramai di rumah Raka. Entah ada acara apa hari ini, tetapi suasana lebih meriah dari biasanya.
"Sebaiknya kamu pergi sekarang!" bentak Sari.
"Kenapa aku harus pergi? Ini rumah suamiku!"
"Sudah bukan lagi! Setelah kabur sekian lama, sekarang mengaku suami pada Raka? Dasar tidak tahu malu!"
"Ada apa ini? Susan telepon ter—" Ucapan Raka terhenti saat melihat siapa yang datang.
Terganggu oleh keributan di depan rumah, ia segera menghampiri. Saat ini, Raka mengenakan kemeja putih dan jas hitam, tampilannya begitu elegan.
"Azizah, kenapa kamu datang?" tanyanya lirih, seperti seseorang yang sedang kebingungan.
"Anak ini membutuhkanmu, Mas. Ayo kita rawat anak kita bersama. Aku sudah menyiapkan rumah untuk kita," pinta Azizah.
"Jadi… kamu sudah melahirkan?" tanya Raka, seolah masih belum percaya. dan sebuah pertanyaan yang sudah ada Jawabannya.
"Ya, Mas. Ayo ikut aku. Aku maafkan kamu karena tidak menemani proses persalinanku dan atas ketidakpedulianmu terhadap bayimu. Sekarang ayo kita pulang. Kita hidup bahagia, Mas, di rumah baruku," bujuk Azizah, masih berharap Raka mau mengikutinya.
"Tapi, Zah… Aku…"
"Raka, jangan dengarkan omong kosongnya! Mana mungkin anak miskin ini bisa beli rumah bagus seperti rumahmu? Usir perempuan tak berguna ini dari hidupmu, Raka!" sergah Sumarni dengan nada tajam, membuat Raka terdiam.
"Ayo, Mas. Ikut aku. Kita besarkan anak ini dengan baik. Dia akan bahagia jika selalu melihatmu," bujuk Azizah lagi.
"Raka! Jika kamu mengikuti dia, jangan pernah lihat mayat Ibu saat Ibu mati! Jangan pernah sentuh atau mengurus pemakamanku! Jika kamu memilih dia, maka selesai sudah hubungan kita sebagai ibu dan anak!" suara Sumarni meninggi, penuh ancaman.
"Ada apa ini, Sumarni? Itu loh, rombongan Susan mau datang. Dia sudah siapkan banyak mobil untuk kita ke hotel," ucap Laksmi, kakak Sumarni.
"Ini, Mbak! Si wanita kampungan ini datang membawa anak selingkuhannya! Dia minta Raka ikut dengannya!" jawab Sumarni, entah bagaimana bisa menyebarkan kebohongan seperti itu.
"Oh… Jadi kamu istri yang tidak tahu diri itu, ya? Sudah numpang di rumah suami, kabur, dan sekarang datang membawa bayi hasil perselingkuhanmu? Apakah kamu masih waras?" sindir Laksmi tak kalah tajam.
"Demi Tuhan, aku tidak pernah selingkuh! Kalian menuduhku dengan hal yang keji!" Napas Azizah memburu karena marah. "Aku akan membuat perhitungan dengan kalian! Kalian akan menerima karma yang menyakitkan!" ucapnya penuh amarah.
"Anak miskin seperti kamu mana sanggup melawan kami? Kamu itu benar-benar wanita tak tahu diri! Sudah miskin, malas, cengeng, selingkuh, dan sekarang meminta Raka bertanggung jawab? Benar-benar tidak tahu malu!" ejek Sumarni.
Azizah tak menjawab. Ia melangkah maju, mendorong troli bayinya hingga berhadapan langsung dengan Raka.
"Mas, apa kamu benar-benar tidak mau membesarkan anak kita? Ayo kita pergi dari sini, Mas. Setidaknya demi anak ini," pinta Azizah, kali ini dengan suara bergetar.
"A… Aku…"
"Raka, jika kamu menerima dia lagi, maka kamu adalah anak durhaka! Sekarang cepat jatuhkan talak padanya! Cepat! Susan sudah menunggu kita!" perintah Sumarni, amarahnya membuncah.
"Susan…? Siapa Susan, Mas?" tanya Azizah, matanya mulai berkaca-kaca.
"Susan itu calon istri Raka. Hari ini Raka akan menikah dengannya, jadi kubur saja harapanmu untuk kembali ke hidupnya! Raka sudah pintar sekarang! Dia memilih Susan daripada kamu, wanita hina!" ujar Sari dengan sinis.
"Benarkah itu, Mas…?" Azizah hampir tak bisa menyelesaikan ucapannya.
"Benar, Zah… Aku akan menikah dengan Susan karena aku sudah mengh…"
"Raka! Cepat pilih! Ibu atau wanita tak berguna ini? Jika kamu memilih dia, jangan pernah panggil aku Ibu lagi! Aku akan membencimu seumur hidup! Pilih sekarang! Menikah dengan Susan berarti kebahagiaan sudah menantimu!" potong Sumarni.
Hening.
Azizah menunggu keputusan Raka, sementara Sumarni juga menunggu jawaban darinya.
Hari ini, Raka akan menikah. Kedatangan Azizah jelas akan membuat kekacauan jika ia tidak segera diusir.
"Baik, Zah… Karena kamu kabur dari rumah, maka hari ini aku menalakmu," ucap Raka akhirnya.
"Maaf, Mas, aku tidak dengar. Tolong ulangi," pinta Azizah.
"Aku menalakmu karena kamu sudah kabur dari rumah," ulang Raka.
"Katakan sekali lagi, Mas, biar jelas," desak Azizah.
"Aku, Raka, menjatuhkan talak padamu, Azizah," ucap Raka untuk ketiga kalinya.
Azizah menarik napas panjang. Tidak ada tangisan. Tidak ada air mata yang jatuh.
"Oke. Kamu sudah menjatuhkan talak padaku tiga kali. Mulai hari ini, aku bukan lagi istrimu," ucap Azizah, kini dengan nada tegas.
"Ya! Kamu bukan istri Raka lagi! Bawa pergi bayi hasil perselingkuhanmu itu!" Sumarni berdecak dan menunjuk gerbang rumah.
Azizah tersenyum sinis. "Aku, Azizah Pratama, tidak akan pernah kembali ke kehidupan kalian! Dan aku pastikan kalian akan menerima konsekuensi atas tuduhan kalian!"
Dengan mantap, Azizah membalikkan badan, mendorong troli bayinya keluar dari pekarangan rumah.
Di tepi jalan, dua mobil Alphard hitam berhenti di dekat Azizah. Tiga pria dan satu wanita berpakaian resmi turun, membantu Azizah masuk ke dalam mobil.
"Bagaimana? Sudah merekamnya?" tanya Azizah.
"Sudah, Nyonya. Nanti saya kirim hasil rekaman tadi ke nomor Anda," lapor salah satu pengawal.
"Bagus. Simpan di beberapa flashdisk dan pastikan di tempat yang aman," perintah Azizah tegas.
Raka di dalam mobil mewah besok adalah hari pernikahan Raka dan susan, mereka akan menginap di hotel malam ini, susan memang punya uang bayak dia sewa hotel dengan seluruh kamarnya, setiap tamu yang di undang mendapatkan jatah menginap di hotel, keluarga Raka yang memang dari kalangan keluarga sederhana tentu saja merasa senang, mereka menerima Raka menikah lagi setelah mendengarkan alasan Sumarni yang mengatakan aziza selingkuh dan hamil oleh selingkuhannya.
gk sma suamix tinggal ,dodol bangat Rommy...kejar cinta msa lalu mu