Azizah pura pura miskin demi dapat cinta sejati namun yang terjadi dia malah mendapatkan penghinaan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SOPYAN KAMALGrab, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MUHAMAD AZZAM
Flash Back On (kembali ke beberapa waktu yang lalu sebelum raka dan susan resepsi)
Romi Aditama melangkah keluar dari pintu kedatangan bandara dengan langkah ringan. Ada sesuatu yang berbeda kali ini—entah mengapa ia begitu bersemangat untuk kembali ke tanah air. Biasanya, setiap kali ia pulang dari perjalanan bisnis ke luar negeri, ia lebih memilih menyendiri dulu di apartemennya, menikmati ketenangan sebelum menghadapi hiruk-pikuk keluarganya. Tapi kali ini, ia bahkan langsung menyewa mobil dan menyetir sendiri.
“kenapa gue mau cepat pulang ya”
“apa gue rindu dengan aziza”
“tidak boleh gue ga boleh rindu sama istri orang”
“gue kan rindu sama anaknya”
“dede bayi itu udah diberi nama belum ya”
“ah kenapa gue harus mikirn nama dia, dia kan bukan anak gue”
“gimana kalau gue kasih nama Muhamad Azzam, artinya orang yang mulia bertekad kuat, bagus bukan”
“Astaga kenapa gue jadi buatin nama bayi aziza sih, dia kan punya bapaknya harusnya dia yang kasih nama”
Itulah perkacapan batin Romi sambil menyetir kendaraan sendiri, biasanya dia akan menyuruh david menjemputnya tapi Romi lagi enggak mut sama david, david selalu mengomporinya untuk menikah dengan azizah, menikah dengan aziza bagi romi hal yang tdak mungkin bagaimana mungkin seorang romi aditama menikah dengan istri orang apa kata dunia, bisa di kutuk tujuh turuan.
Romi terus melajukan kendaraanya dan pikirannya kemana-mana
Sampilah dia di gerbang dan membunyikan klakson
“Tuan aditama anda mau bertemu Nyonya Zee ya?” tanya Security
Romi matanya membulat
“hah bisa-bisanya gue ke rumah ini, kenapa gue ke rumah ini, harusnya gue pulang ke rumah, astaga ada apa dengan gue” pikir romi dalam hati
“Maaf tuan mobil nyoya zee mau masuk, harap anda parkir dulu di dalam” ucap security membuyarkan lamunan Romi
“baik”
Romi melajukan kendaraan ke tempat parkir kediaman aditama yang luas
“tok—tok—tok” seseorang mengetuk pintu mobil romi setelah sekian romi tak turun dari mobil
Romi membuka pintu
“Nak romi ayo masuk dulu jangan di mobil terus” ucap Viona
“Iya,,bu maaf tadi ada urusan dulu saya harus balas beberapa chat”
“ok baiklah kami tunggu ya” ucap viona sopan
Romi masih terdiam di mobil “gila bisa-bisa gue nyasar ke tempat yang gue inginkan eh salah ketempat yang tak seharusnya”
Romi akhirnya keluar dari mobil, dia melangkah memasuki rumah besar kediaman pratama kalau ada media yang tahu ini pasti jadi berita menarik karena jarang sekali Romi aditama berkunjung ke rumah orang.
Langkah romi terasa ringan dengan berbagai pikirannya, dia melangkah dengan entengnya melewati ruang tamu dan seolah kakinya di tuntun ke kamar aziza
“Hey,,kau,,,tidak sopan sekali masuk kamar anak gadis orang” hardik jayadi
Romi kaget “lama-lama gue amputasi juga nih kaki, bisa-bisa mau masuk kamar azizah, ingat romi aziza istri orang”
“Maaf om aku kangen banget sama Azzam” ucap romi
“Azzam?...Siapa Azzam?” tanya jayadi
“itu bayi aziza om”
“loh kai belum memberi nama ko kamu sudah lancang memberikan nama”
“oh belum diberi nama ya” jawab romi bisa-bisanya mulutnya lancar berbicara seperti ini sepertinya romi akan menyekolahkan lagi mulutnya yang tidak bisa dia kendalikan
“nama yang bagus loh itu pah” ucap Viona
“ya tetap saja dia lancang memberikan nama cucuku” ucap jayadi kesal
“kalau boleh tahu itu artinya apa nak romi?” tanya viona antusias
“Muhamad Azzam artinya manusia terpuji punya tekad yang kuat” jawab Romi
“wah cocok sekali itu dengan nama Azizah, Azizah artinya wanita tangguh yang kuat dengan Muhamad Azzam, cocok itu” ucap viona
“mamah jangan semabarangan memberi nama” ucap jayadi
“loh siapa yang sembarangan mamah hanya menilai kalau nama Muhamad Azzam itu nama yang bagus” jawab viona
Aziza masuk kedalam rumah membawa troli bayi
“loh zah anak sekecil ini ko udah di bawa keluar gimana sih kamu?” tanya romi panik
Viona kagum dengan sikap obesesif romi “harusnya begini sikap seorang suami, menjaga anaknya”
Sementara jayadi kesal dengan sikap romi
“bukan urusanmu “ jawab azizah
“loh jadi urusanku dong, dia kan bayi....”
“bayi siapa?” tanya Aziza
“Bayi kesayangaku” jawab romi
“sudah-sudah kalian ini kalau bertemu ada saja yang diperdebatkan” ucap viona menengahi
..hening
“Bagaimana Zee gimana tanggapan raka?” tanya jayadi
“Raka mau menikah hari ini pah, aku ditalak 3 oleh raka” jawab aziza tanpa ekspresi bersedih
“brengsek papah hancurkan juga dia sekarang” ucap jayadi kesal
“jangan dulu pak,,biar aku yang mengurusnya”
“tapi zee papah tidak akan membiarkan orang menyakitimu”
“iya pah aku juga tahu papah pasti kecewa tapi aku akan membalasnya dengan caraku pah”
Aziza menoleh ke samping
“hey kenapa kamu masih ada disini?” tanya Aziza
“lo aku mau lihat Azzam”
“azzam.. siapa azzam?” tanya aziza
“Itu azam anak kamu, romi memberi nama bayi kamu dengan nama azzam” Viona yang menjawab
“lo kenapa harus dia yang memberi nama mah?”
“itu nama yang bagus loh zee..cocok dengan kamu sama-sama memiliki arti kuat”
“sudahlah untuk nama kita bahas nanti” ucap jayadi kesal
“ok pah” jawab aziza
“jadi sekarang apa yang akan kamu lakukan?” tanya Jayadi
Tiba-tiba ponsel jayadi terus berderit
“angkat saja pah” ucap aziza
Terlihat jayadi menerima telpon sedikit malas
“dari siapa pah?” tanya aziza
“Robert asisten papah, dia bilang ada undangan dari keluarga warseno anaknya susan menikah hari ini” jawab jayadi
Aziza terdiam dia ingat nama susan, ya tadi di rumah raka dia mendengar nama susan yang akan menikah dengan raka hari ini
“pah coba lihat undangannya” pinta aziza
Tak banyak bicara jayadi langsug memberikan HP nya
Mata aziza terbelalak ternyata benar perkiraanya terlihat udangan atas nama Susan Warseno dan Raka Karyana,.
“Pah ternnyata raka menikah dengan susan warseno” ucap azizah
“astaga anak ini benar-benar gila, malas papah datangnya” ucap jayadi kesal
“ya papah jangan datang, tapi tolong utus om andi pah” pinta azizah
“kenapa andi harus datang, keluarga kita tidak sembarangan menghadiri undangan, apalagi ini yang nikah mantan suami kamu” sanggah jayadi
“pak aku mohon suruh om andi untuk datang di pernikahan raka dan susan” ucap susan
“kenapa harus datang”
“sudahlah pah aku punya rencana” ucap aziza tegas
“okk...ok..papah akan telpon oam andi untuk datang” ucap jayadi
“hei kamu” ucap aziza pandangannya menuju romi “kamu juga hadir di pernikahan susan, kamu pasti di undang bukan”
Saat aziza memandang romi, hati romi bergetar “siapa kamu suruh aku datang ke pernikahan orang ga penting” jawab raka
“ok kalau kamu ga mau datang, kamu jangan main lagi kesini” ucap aziza
“ok aku akan datang asal sama kamu”
Aziza melotot tajam
“ok,,,ok,,, baginda hamba akan ikuti titah yang mulia”