NovelToon NovelToon
Beast Mask: Macan Yang Tertidur

Beast Mask: Macan Yang Tertidur

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:719
Nilai: 5
Nama Author: Khara-Chikara

Dalam distrik ini, dunia kriminal berlaku sangat bebas meskipun masih banyak orang normal yang tinggal di apartemen.

Para kriminal ini lah yang paling di utamakan dalam pengejaran, apalagi nama dari perampok "Topeng Buas" Akan langsung mengundang banyak perhatian. Anggota kriminal satu ini hanya berisikan 3 orang saja yang selalu menggunakan topeng penutup wajah mereka. Tubuh mereka dominan tinggi dan kuat.

Tapi bagaimana jika topeng macan itu selalu ingin tidur di paha lembut milik seorang gadis manis yang agak polos ini. Ini adalah kisah romantis dari seorang penjahat dan kisah aksi untuk seorang gadis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khara-Chikara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 6

Beast Mask: Macan yang Tertidur Chapter 6

“Um... Sepertinya tidak, tapi aku hanya merasakan tangan ku seperti kasar,” dia menatap kedua telapak tangan nya.

“Biar kulihat,” dia memegang kedua tangan Leandra dan rupanya tangan nya memang agak terluka lecet.

“Hm... Sepertinya harus di amputasi,” Tora mulai bercanda.

“Tsk...” Leandra langsung menarik tangan nya. “Kau seharusnya jangan membawa aku jika mau olahraga parkour...” tatapnya dengan kesal.

“Kau tidak menyukai nya? Bukankah kau tadi berteriak seperti di Disneyland?--

“Idiot!!” Leandra menyela dengan sangat kesal. “Lagipula itu bukan rencana B!”

“Itu rencana B, karena aku menangkap mu bukan membiarkan mu menyelamatkan diri di selokan... Bukankah itu lebih baik?” Tora menatap.

“Ck... Tetap saja, itu menjengkelkan...” ia membuang wajah dengan menoleh ke belakang. “Haa... Sekarang bagaimana... Kenapa aku malah jadi begini... Apalagi teman kecil ku masih di sana...” dia cemas.

Tapi dia terkejut melihat bawah karena sekarang Tora berlutut memegang pinggang nya sambil melihat di balik baju Leandra dari bawah seperti mencari sesuatu.

“Ada apa dengan mu!!” Leandra terkejut.

“Mencari ponsel ku.” Tora menengadah menatap.

“Brengsek!!” Leandra langsung memukul kepalanya. “Aku tak akan mengembalikan nya sampai kita menemukan teman kecil ku tadi, yang ada di kotak yang jatuh,” tambahnya.

Di balik topeng itu, Tora menjadi terdiam. “Kau pasti bercanda...”

--

Sesampainya di tempat yang tadi, Leandra tampak melihat ke setiap celah dan Tora berjalan mengikutinya.

“Aku yakin tadi di sini...” Leandra melihat ke sekitar. “Mereka pasti mencurinya.”

“Mencuri hewan mati?” Tora menatap. Leandra langsung melirik kesal, tapi ia kebetulan melihat kotak nya yang terselip di antara benda-benda aneh itu.

“Ah, itu!” dia langsung mengambil nya. “Kotak nya masih utuh, untung saja... Mari kita lihat,” Leandra membuka kotak nya dan Tora ikut melihat, mereka berdua terdiam tapi yang paling diam adalah Tora. Karena itu adalah kucing kecil yang mati.

Tora: “Rupanya aku benar...”

“Ini memang hewan mati, tapi dia ini sangat berharga... Aku tadi dalam perjalanan menguburnya dan tubuhnya hampir membusuk karena tidak terburu-buru mengubur...” Leandra menatap sedih.

“. . . Hanya anak kucing.”

“Huh!? ‘Hanya’ kamu bilang!! Asal kamu tahu, ini sangat lucu ketika baru lahir...” Leandra kesal, dan membuang wajah.

“Oke, baiklah, lalu, apa sekarang?” tatap Tora dengan nada bicara yang tenang dari tadi.

“. . . Kita harus menguburnya, cepat, cari tempat untuk menguburnya,” Leandra berjalan duluan.

Tora menjadi menghela napas panjang. “Ha... Yang benar saja...” kepalanya menatap langit-langit dengan sedikit kesal hingga terpaksa mengikuti Leandra karena mau bagaimana lagi, ponsel miliknya masih di bawa Leandra karena kejadian kemarin malam.

Hingga hampir malam hari, tampak Leandra menatap sebuah taman di pagar besi. Taman yang tampaknya sudah di tutup.

“Bagaimana dengan tempat ini?” Tora menatap di samping nya. "Hanya tempat ini yang memiliki tanah karena distrik ini sepenuhnya tertutup batu bata."

“. . . Sepertinya tidak buruk... Tapi tempat ini telah di tutup,” Leandra tampak kecewa.

“Kalau begitu...” Tora mengambil kotak di tangan Leandra dan seketika mengatur posisi melempar, dia langsung melempar kotak itu masuk, tapi siapa sangka, kotak itu malah mengenai merpati yang terbang hingga keduanya jatuh. Apalagi mayat kucing kecil itu keluar dari tempatnya.

Leandra yang melihat itu menjadi terdiam kaku. Tapi ia terkejut langsung terangkat di pundak Tora. “Akh, apa yang kau lakukan!!”

“Giliran mu,” dia melempar Leandra hingga melewati pagar besi itu.

“Ah tidak!!” Leandra panik akan jatuh.

“Tekuk lutut mu!” kata Tora.

Tapi itu terlambat, Leandra terjatuh dengan lututnya terkena bawah dengan keras.

BUGH!!

“Ah!! Ahhh... Ha... Huhu...” dia tak bisa berdiri dan masih berposisi begitu, bahkan suaranya seperti dia benar-benar kesakitan.

Lalu Tora mendarat sempurna dengan menekuk lututnya sedikit dan melihat nya, dia lalu berlutut menatap. “Aku meminta mu untuk menekuk lutut mu, itu cara pendaratan baik,” tatapnya.

“Hiks... Sakit banget...” Leandra menangis.

Tora menjadi terdiam, dia lalu memegang tubuh Leandra dan mengangkatnya seperti mengangkat anak kecil membuat Leandra terdiam.

“Biar kulihat,” Tora menatap lutut Leandra yang lecet dan sedikit berdarah. “Sepertinya itu harus di amputasi,” dia mulai bercanda lagi.

“Lepaskan aku!! Aku bisa sendiri.”

Lalu Tora menurunkan nya.

Leandra malah berjalan masih sakit. “Duh... Sakit...” dia lalu kebetulan melihat kucing kecil itu dan betapa terkejutnya dia karena beberapa gagak malah memakan bangkai nya.

“Ahk!! Tidak, jangan hush!” dia mendekat dan mengusir mereka sekarang isian tubuh kucing itu terbuka.

“Ugh... Huek!!!” Leandra tampak jijik melihat itu.

Lalu Tora menyilang tangan. “Kau bilang itu imut?”

“Apa?! Ak-aku mengatakan nya ketika dia hidup...” Leandra menatap kesal. “Sebaiknya aku harus segera mengubur...” dia menggali tempat tanah itu.

Lalu Tora mendekat. “Kau tak takut dirimu kotor?”

“Tidak masalah, lagipula ini kewajiban ku untuk mengubur nya, dia akan tenang jika di kubur dari pada di biarkan,” kata Leandra.

Kalimat itu membuat Tora terdiam sebentar. Lalu melihat sekitar dan kebetulan melihat burung yang mati tadi karena tertabrak kotak yang ia lemparkan.

“Kubur burung itu juga.”

“Hm? Itu kan kamu yang membunuh nya... Kamu yang harus menguburnya,” tatap Leandra.

“Aku memakai sarung tangan tebal... Kau yang harus melakukan nya...” Tora menatap tangan nya sendiri, karena itulah dia baik-baik saja tanpa ada luka apapun, karena pakaian nya sangat lengkap dan tebal termasuk ujung kaki hingga tangan nya terlebih lagi dia begitu professional dalam pelarian nya.

“Ck, tampak sekali kamu selalu meninggalkan orang mati begitu saja tanpa mengubur mereka.”

“Kau menganggap ku pembunuh?” Tora menatap.

“Tidak, hanya jika kamu seorang pembunuh, kau tak akan pernah di kenal,” tatap Leandra dengan serius membuat Tora terdiam.

Seketika di pikiran Tora terlintas sesuatu soal mayat-mayat yang ia tatap di hadapan nya yang artinya, dia pernah menghabisi orang atau itu memang pekerjaan nya. Tapi ia tersadar ketika Leandra berbicara.

“Baiklah aku akan menguburnya juga, tapi kau harus membalas budi ku,” Leandra akhirnya juga menguburnya.

Setelah itu dia menghela napas panjang dan menepuk-nepuk tangan nya. “Ha.... Akhirnya selesai...”

Lalu mereka terdiam menatap kuburan itu.

Tora: “. . . Haruskah kita mengatakan sesuatu? Siapa nama nya?”

Leandra: “. . . Aku tidak tahu... Dia baru saja lahir soalnya... Terus mati...”

Tora: “Hm, tampaknya dark sekali...” Lalu kebetulan dia menyadari sesuatu yang membuatnya melihat ke bagian lain dan memegang tangan Leandra yang menatap.

“Kemarilah.”

“Eh, kenapa?!” Leandra langsung tertarik tangan nya dan Tora bersembunyi di balik pohon dengan memegang Leandra sambil mengintip ke belakang karena posisi punggung nya yang menyentuh pohon.

“Hei, untuk apa bersembunyi? Bukankah pohon ini tak cukup menyembunyikan tubuh besar mu,” Leandra menatap.

Tapi Tora malah menutup mulutnya. “Bisakah kau diam untuk kali ini saja...” dia berkata dengan pelan membuat Leandra terdiam kesal mulutnya tertutup.

Lalu Tora menoleh lagi ke tempat yang rupanya akan di lewati seorang penjaga taman dengan senternya, hari juga sudah semakin gelap. Dia melihat sekitar sambil bersiul, rupanya mereka berdua tidak sendirian.

1
AravZA
ini ceritanya hampir persis sama komik bl yang pernah aku baca, bedanya karakter utamanya di ganti jadi cewek ya di sini. covernya pun, itu si singa kan, si ketua.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!