NovelToon NovelToon
XAVIER BLOOD (I Was Trash)

XAVIER BLOOD (I Was Trash)

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Aliansi Pernikahan / Barat
Popularitas:15k
Nilai: 5
Nama Author: Eka Magisna

--Balas dendam terbaik adalah dengan menjadi pemenang sejati--

Setelah dicampakkan ayahnya dan diputus status sebagai Tuan Muda saat usia delapan tahun karena kutukan, Xavier bangkit sebagai sisi yang berbeda setelah dewasa. Mengusung nama besar Blood dengan menjadi panglima perang sejati dan pebisnis andal di kekaisaran.

Namun ... pada akhir dia tetaplah sampah!

---Ekslusif di NOVELTOON---

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Magisna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ɛpɪsoʊd 28

“Kau datang?” tanya Xavier, tetap dari posisi duduk selonjor di atas ranjang.

Pintu ditutup Aegle lalu berbalik, melangkah ke arah kursi yang biasa mereka pakai.

“Ini kali terakhir sebagai penutup sesi terakhir. Aku tidak mungkin melewatkan hadiah yang kau tawarkan," kata Aegle, sedikit ketus. “Sisa dua betismu, 'kan? Ayo lakukan dengan cepat!”

Namun sikap itu justru disenyumi oleh Xavier. Buku yang tadi dimainkannya tanpa benar-benar dibaca langsung ditutup dan mencampakkan di tepi kasur. Dia berdiri meninggalkan resahnya duduk di sana. Dua kakinya bergerak santai ke dekat Aegle yang sudah siap.

Kursi satu miliknya ditarik Xavier lalu duduk di sana. Posisi mereka resmi berhadap lurus. “Kau tidak ingin minum dulu?”

“Tidak!" tolak Aegle, masih dengan nada yang tadi. Xavier manggut tak memaksakan.

Namun sekonyong-konyong dia malah bergerak lagi.

“Kita akan memulai, kenapa kau malah berdiri?!” tanya Aegle, mendongak ke wajah Xavier dengan raut sama bertanya. Namun ekspresi lelaki itu .... “Aku merasakan aura lain dari wajahnya.” Dia menelan ludah. Aura kenakalan sejati dengan otak yang paling busuk.

Aegle meringsut percuma karena tak bisa jauh, dia jadi sedikit takut.

“Penyembuhan bagian kaki, sepertinya akan lebih mudah jika berselonjor di atas ranjang. Jadi kau tidak perlu turun ke lantai untuk menyentuhnya saat proses penyaluran mana.”

“Itu adalah saran, tapi kenapa terdengar seperti dia akan melakukan sesuatu yang tidak ada dalam skenario penyembuhan ini?”

“Tidak perlu! Aku tidak masalah duduk di lantai!” tolak Aegle seraya bangkit berdiri. “Kau hanya perlu meluruskan dua kakimu dengan menopangkannya ke kursi ini." Maksudnya kursi yang tadi dia duduki.

“Lantai itu sangat dingin dan tidak ada alas, apa kau bisa menahan?” tanya Xavier.

“Tentu saja. Pakaianku cukup tebal untuk menghalau dingin dan lagi pula ... ini hanya sebentar. Aku sudah terlatih dan bisa mengakhiri cepat.”

Xavier diam sesaat seolah berpikir, lalu mengangguk dengan ekspresi sama. “Baiklah," katanya lantas menyetujui. “Kalau begitu aku juga di lantai.”

Aegle memutar bola matanya, lalu merendahkan badan, mengikuti Xavier yang sudah lebih dulu ada di lantai.

“Kau tidak perlu membuka celanamu seluruhnya seperti kemarin, cukup gulung saja ke atas. Tidak masalah.”

“Baik.”

Seperti instruksi itu, Xavier menggulung celananya sampai ke lutut.

Pemandangan betis panjang dengan bulu-bulu halus memenuhi pandangan Aegle. Meskipun masih berwarna kutukan, mata wanita ini tetap bisa melihat betapa kokohnya bagian kaki yang ... aneh saja! Itu hanya kaki! Kenapa harus seindah itu.

Padahal kaki sapi lebih enak dengan kuah berminyak.

Cih!

 Seperti yang dikatakan di awal, Aegle memulai lebih cepat untuk proses yang juga cepat.

Matanya terpejam, mulai menyalurkan mana ke telapak tangan, mengumpulkan di sana lalu menempelkannya pada kedua betis Xavier yang terselonjor di hadapannya.

Seperti biasa, prosesnya masih sama dengan sebelum-sebelumnya. Hanya saja kali ini, wajah Xavier menunjukkan ringisan lebih menekuk. Kesakitannya sedikit bertambah oktaf.

Terlihat bukan hanya cahaya biru dari mana, melainkan juga cahaya keemasan dari sihir pemurnian sebagai penutup segala proses. Itu artinya, semua hampir selesai.

Xavier akan sempurna terbebas dari kutukan.

Dua menit kemudian, Aegle masih terengah dengan butiran keringat bercucur. Dia mundur tanpa berdiri, menghampiri dinding yang paling dekat untuk bersandar.

Sedang Xavier masih diam di posisinya. Rasa sakit dan panas baru saja menghilang. Pasang mata merahnya kini beku menatap dua kaki yang sudah memutih sempurna.

Tidak ada lagi kolaborasi warna yang menjijikkan itu.

“Aku tidak percaya ini!” Kondisi hatinya sedang dalam berdentam-dentam. Setelah puas, barulah dia melengak ke arah Aegle. “Kau baik-baik saja, Nona?”

Aegle mengangguk pelan, masih menstabilkan napas.

Ini pengobatan akhir yang memakan banyak energi dan kekuatan mana yang dia punya.

Inisiatif, Xavier bangkit dari tempatnya lalu mendekati Aegle.

“Hei!” teriak Aegle.

Lagi-lagi kelakuan Xavier mengejutkannya.

Pria itu mengangkat dirinya dalam gendongan, lalu membawa ke arah ranjang.

“Kau harus istirahat. Kondisimu lemah.”

Aegle meronta, tapi berakhir juga di atas ranjang.

“Aku akan memulihkan kondisiku di rumah. Aku harus segera pergi!”

EIT!

Tapi Xavier menahan dua pundaknya saat ia akan bergerak turun.

Aegle melengak.

Tangan Xavier masih menempel di dua pundaknya. Wajah mereka saling bertemu dalam tatapan.

“Rumah kau bilang?” tanya Xavier, terselip nada sedikit sarkas. “Memangnya di mana rumahmu? Apa aku boleh berkunjung?”

GLEK!

Aegle menelan ludah. Tatapannya beku di wajah itu.

Namun kemudian ....

ZAP!

Dia menepis tangan Xavier dari pundaknya lalu berkata ketus, “Rumahku tidak untuk umum! Kau siapkan saja hadiahnya agar aku bisa cepat pergi!”

Akan tetapi ....

BRUK!

“HEY!”

Entah harus berapa kali Aegle berteriak karena terkejut. Dan kali ini lebih mengejutkan karena Xavier malah mengempas tubuhnya ke bantal, lalu dia sendiri merangkak naik untuk kemudian mengungkung Aegle dalam kuasa.

“Kau mau apa?!” teriak Aegle lagi, berusaha melepaskan diri karena tiba-tiba Xavier mengunci dua tangannya di sisi kepala. Kakinya menendang udara secara lemah.

 Ketakutan tak terhindarkan.

Tatapan Xavier seakan membakar seluruh wajah. Bahkan dari helaian rambut yang menjuntai di keningnya itu seperti mata pedang yang bisa menusuknya kapan saja.

Sekarang Aegle mulai gemetar. “Apa ... dengan cara ini ... kau akan berterima kasih padaku?” tanyanya bergetar.

Tololnya, Xavier malah memulas seringai aneh, kemudian menjawab, “Ya!” Lalu melanjutkan, “Aku menginginkanmu ... Nona Aegle! Ah, tidak!" Dia meralat dalam sekejap. “Atau lebih mesra kupanggil Anda ... Istriku sayang, Yang Mulia Putri Ashiana!”

1
Wan Trado
pembaca melotot
konyonyod an-club
mantap
Wan Trado
bawa saja asrahan dan claudine ke grim hills untuk menyusun kekuatan baru
Wan Trado
ditemukan putra mahkota yaa... bisa jadi sekutunya xavier nihh.. 😁
Wan Trado
author yg baik, sekedar saran nihh.. jangan terlalu terjebak dalam penggunaan ataupun perang sihir, walaupun dizaman itu adalah lumrah terjadi.. karena author yg biasanya ahli dalam taktik dan strategi akan sedikit ternoda.. 🙏
Wan Trado: baiklah, aku percaya kamu punya wawasan dan integritas yg mumpuni.. 👍😍👍 tidak akan mengecewakan.. 😁
ⱮαLєƒι¢єηт: 𝐀𝐢𝐠𝐨𝐨𝐨𝐨!
𝐀𝐤𝐮 𝐬𝐞𝐦𝐚𝐤𝐢𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐠𝐮𝐦𝐢𝐦𝐮, 𝐊𝐚𝐤..😚
𝐃𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐬𝐞𝐤𝐞𝐣𝐚𝐩 𝐚𝐤𝐮 𝐦𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐮𝐛𝐚𝐡 𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐩𝐞𝐧𝐲𝐢𝐡𝐢𝐫🤣
𝐁𝐮𝐭 𝐭𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠 𝐚𝐣𝐚, 𝐊𝐚𝐤. 𝐛𝐮𝐤𝐮 𝐢𝐧𝐢 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐭𝐞𝐫𝐞𝐧𝐜𝐚𝐧𝐚 𝐚𝐥𝐮𝐫𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐚𝐢 𝐭𝐚𝐦𝐚𝐭. 𝐬𝐢𝐡𝐢𝐫 𝐝𝐢 𝐬𝐢𝐧𝐢 𝐜𝐮𝐦𝐚 𝐜𝐨𝐫𝐞𝐭𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐬𝐚𝐫 𝐲𝐠 𝐠𝐤 𝐩𝐞𝐫𝐥𝐮 𝐝𝐢𝐫𝐢𝐬𝐚𝐮. 𝐤𝐚𝐫𝐧𝐚 𝐬𝐞𝐬𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮𝐡𝐧𝐲𝐚 𝐚𝐤𝐮 𝐩𝐮𝐧 𝐭𝐚𝐤 𝐬𝐮𝐤𝐚 𝐲𝐠 𝐝𝐢 𝐥𝐮𝐚𝐫 𝐧𝐮𝐫𝐮𝐥🤣
total 2 replies
Was pray
mantap ..bibit unggul akhirnya muncul ..👍
Wan Trado
hasil kerja kerasnya mereka berhasil.. selamat ya thorr.. @ⱮαLєƒι¢єηт dah ada calon cucunya.. 😅
Wan Trado
belajar ngilmu dimana thorr.. bisa diturunkan kepada xavier.. 😁
Wan Trado: hidup itu memang merupakan pilihan dan pelatihan
Wan Trado: jiaahhh... kelakuan yaa... 😅
total 5 replies
Was pray
nah betulkan tebakanku? ratu arwena minta agar xavier mau jadi raja mendampinginya...ratu arwena terpesona sama xavier yg tenang bagai air
ⱮαLєƒι¢єηт: Iya iya, aku tau Kakak cenayang.😌

🤣
total 1 replies
Was pray
boleh kapten tapi dengan syarat kamu mau menjadi raja mendampingi ratu arwen ...😆😆😆
Was pray: oke👍👍
Nikma: Permisi kakak Author ...

Halo kak reader, kalau berkenan boleh mampir karya aku juga yaa 'Kesayangan Tuan Sempurna' ..
Terima kasih😊🙏
total 2 replies
Wan Trado
boleh saja dengan syarat-syarat tertentu..
Wan Trado: hehehe, boleh boleh boleh... ambil semaunya dan semampunya.. 🥰
ⱮαLєƒι¢єηт: Jum'at berkah, gratisin lah🤣
total 2 replies
Wan Trado
luhde n daphne
Wan Trado: intrik biasa terjadi apalagi dalam sistem kerajaan, pengkhianatan orang-orang yang dipercaya, hubungan percintaan terlarang, dsbnya.. dan bisa juga bantuan luarbiasa secara diam-diam ataupun terbuka dari orang-orang yg biasa saja atau terlihat lemah..
Wan Trado: intrik biasa terjadi apalagi dalam sistem kerajaan, pengkhianatan orang-orang yang dipercaya, hubungan percintaan terlarang, dsbnya.. dan bisa juga bantuan luarbiasa secara diam-diam ataupun terbuka dari orang-orang yg biasa saja atau terlihat lemah..
total 5 replies
Wan Trado
fantasi yg memabukkan memang menuntut penuntasan total
Wan Trado: wahh jangan ditanya.. berasap tuh ubun-ubun nya menahan ketegangan 🤣🤣🤣
ⱮαLєƒι¢єηт: Kalo nanggung kalang kabut dong pasti🤣
total 2 replies
Oe Din
Apa itu jalanan mupeng ?
Oe Din: Jalan berlubang ya ....
Jerawatnya segede apa itu, kalau lubangnya bisa buat kebo berendam...
😅😅😅
ⱮαLєƒι¢єηт: Bekas bekas jerawat gitu, Kak🤣
total 2 replies
Oe Din
Buat anak sebanyak yang kau mau, Putri Asha...!!!
😍😍😍
Oe Din
Nanti saja sekalian ( titik titik )
😘😘😘🔞🔞🔞
Wan Trado
11 anak biar bisa buat kesebelasan
ⱮαLєƒι¢єηт: Keepernya tetiba mules. jadi sepuluh dulu🤣
total 1 replies
Wan Trado
ungkapan yang dapat dicerna dgn mudah tapi mengena.. 👍
Wan Trado
jangan terlalu percaya dengan air yang terlihat tenang dipermukaan, hati-hati xavier akan para penjilat dan pengkhianatan
Wan Trado
Hari-hari pembalasan siap dimulai
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!