XAVIER BLOOD (I Was Trash)
TRANG!
TRANG!
Denting pedang beradu memecah udara dalam kelam dan kengerian. Langit pekat membumbung menyelimuti hamparan bumi utara.
Bau amis darah dan aroma hangus daging-daging manusia yang terbakar membuat sesak.
JLEB!
Satu tusukan pedang mempersembahkan satu mayat di atas tanah seperti tumbal---ke sekian ratus.
Napas-napas memburu resah. Jantung berdetak cepat seolah di penghabisan.
Tanah dan cipratan darah di badan seakan menjadi pakaian akhir.
Apakah esok pasang-pasang mata itu akan kembali melihat sinar mentari?
Tentu saja!
Tapi hanya untuk pemenang!
“Hidup Kapten Blood! Hidup Utara!”
Xavier Blood berdiri tinggi dengan napas masih terengah di atas tumpukan mayat prajurit musuh. Di tangan kanannya, tergenggam pedang andalan berselimut darah yang masih basah, sedang di kiri mencengkram rambut dari penggalan kepala seseorang yang baru dia tebas pisah dari tubuhnya.
Pemimpin penjajah dari suku Ugras pada akhir kalah dan mati di tangan panglima perang sejati milik kekaisaran ---Xavier Blood.
“Hidup Kapten Blood! Hidup Utara!”
Akhirnya perang panjang memiliki ujung yang puas dan mengesankan.
Xavier dan prajuritnya berhasil meratakan musuh.
Utara kembali ke tangan kekaisaran.
Suku Ugras adalah suku terkuat yang menduduki Utara sebagai penjajah setelah satu suku sebelumnya berhasil terusir. Ugras juga adalah suku yang membuat dua panglima hebat sebelumnya gugur di medan tempur, kemenangan atas mereka.
Lalu kedatangan Xavier sebagai panglima terakhir yang memimpin hanya lima ratus pasukan prajurit, menjadi penutup kecongkakan suku yang tiran itu.
Jurang hitam menjadi taburan abu Ugras setelah dibantai habis lalu ditutup kremasi asal-asalan.
...----------------...
Kepulangan Xavier dan para prajurit tersisa hidup, disambut suka cita penduduk kekaisaran Zorg dan istana.
Kaisar Zorg ---Bjorn Philaret, tak henti memuji keberhasilan pasukan terakhir yang dipimpin Xavier.
Terutama Xavier sendiri.
Ini adalah kemenangan ketiga Xavier dalam peperangan memperebutkan kekuasaan wilayah selama dua tahun terakhir. Kehebatannya semakin diakui secara nyata. Taktik perang yang mematikan, hanya dia yang memangku kelebihan itu.
Xavier dikirim cepat ke Utara satu hari setelah kepulangannya dari pantai Seth, barat kerajaan yang dijajah bajak laut dari tanah yang jauh, ujung kekaisaran Zorg.
...----------------...
Saat ini di bawah singgasana Kaisar, Xavier berdiri menghadap, merunduk tipis saja dengan ekspresi biasa.
“Panglima terkuat keprajuritan Zorg--Kapten Xavier De Jongh, ... pesta kemenangan bersama rakyat baru saja usai, aku yakin kau sangat lelah setelah pertempuran panjang. Karena itu, Kapten ... aku izinkan kau pulang ke keluargamu untuk beristirahat selama satu minggu penuh. Setelah waktu itu habis, kau akan kembali kupanggil untuk menerima hadiah yang kujanjikan.”
Xavier menerima dengan hormat ala dirinya, dingin dan mengesankan. “Baik, Yang Mulia Kaisar. Terima kasih untuk sejumlah waktu yang berharga itu. Hamba akan pulang malam ini juga.”
”Pilihan bagus. Selamat beristirahat.”
Xavier undur diri. Melewati semua orang yang berjejer kiri dan kanan, menteri dan para petinggi istana yang terdiri dari para Duke dan Count, mereka berasal dari keluarga-keluarga besar berpengaruh, termasuk ayahnya sendiri---Balthazar De Jongh, ada di antaranya. Tatapan mata pria tua itu ... kelam. Tidak ada pengakuan, tidak ada kebanggaan apa pun layaknya ayah terhadap prestasi bersinar yang dicapai darah dagingnya.
Hanya ada kebencian mutlak.
Sedang di mata semua orang, kegagahan Xavier baik dalam berperang maupun secara perangai, sungguh membuat segan. Garis wajah yang tegas dengan takar ketampanan membius, warna mata semerah darah membuat siapa pun akan terpaku lena tanpa bisa meronta untuk berpaling.
Namun sayang, satu kekurangan dalam dirinya menutup semua kelebihan itu.
“Andai bau amis darah busuk dari tubuhnya tidak menyesakkan napas, dia akan menjadi yang paling sempurna di kekaisaran ini.”
”Benar!” Yang lain menyetujui.
“Andai saja dia tidak terkutuk, putriku pasti akan sangat tergila-gila.”
“Ya! Mungkin juga istrimu."
“Sialan! Itu tidak akan terjadi.”
“Kutukan yang mengerikan.”
Telinga Xavier jelas mendengar, tapi dia tidak peduli sebanyak dan sedalam apa pun mereka menghujat kekurangannya.
Perangainya datar tidak terusik.
Tanpa perlu melihat, Xavier sangat tahu, orang-orang konyol itu sedang menahan napas saat dirinya melewati tubuh mereka. Wajah-wajah meringis menahan jijik.
Kutukan mengerikan sedari kecil.
Namun, alih-alih sangat tersiksa dan terpuruk, Xavier justru menikmati takdir menyedihkan itu dengan menjadi sosok yang menonjol dibanding semua orang bodoh yang sibuk dengan cibiran.
...Ω Ω Ω Ω...
Keluarga De Jongh, satu dari tujuh keluarga bangsawan yang memiliki kontribusi penting atas kekaisaran. Mendominasi bisnis transportasi hampir di sepertiga ibukota kekaisaran.
Adalah keluarga Xavier.
“Bagaimana bisa dia masih hidup saja?! Berapa nyawa yang dia miliki?!” Esmera De Jongh--ibu tiri Xavier, terus saja mengumpat. Urat-urat di wajahnya meregang kencang, marah setelah mendengar Xavier pulang dari peperangan membawa kemenangan besar. “Suku Ugras itu sangat kuat. Tapi manusia kutukan itu malah bisa memenggal kepala pemimpinnya dengan sangat mudah.”
“Dia hanya masih beruntung, Ibu. Lama-lama juga dia akan mati. Masih banyak peperangan yang akan dihadapinya. Dewa Thanatos tidak akan sebaik itu terus membiarkannya selamat.” Keelan De Jongh--anaknya, mengomentari tenang seraya melempar butir demi butir berry ungu ke dalam mulut.
“Kau ini jangan terlalu santai bisa tidak?!” Esmera membentak putranya. “Keberadaannya sangat mengancam kita, terutama dirimu!”
“Ayah sangat membencinya, Ibu! Posisi tuan muda utama ini akan tetap jadi milikku!” Keelan menghardik terbawa kesal, langsung berdiri. “Sudahlah. Pesta lajang temanku akan dimulai. Aku harus pergi.”
“Keelaaaan!”
Pemuda 23 tahun itu tidak berbalik lagi.
Di luar ....
Mobil Rolls Royce yang membawa Xavier teronggok diam.
Melalui kaca yang tak disibak, mata darah Xavier menatap dingin ke arah pintu yang tertutup sombong seolah enggan memberi celah untuk dirinya.
“Anda akan turun, Tuan?” Supirnya---Proka, memberanikan diri bertanya.
Pandangan Xavier masih sama, tapi menjawab di lima detik kemudian, “Tidak! Ayo pergi.”
“Baik.”
Mobil itu bergerak lurus, melewati gerbang tinggi kediaman De Jongh.
“Rumah yang seharusnya menjadi tempatku pulang dan dimanjakan sebagai tuan muda, hanya dongeng belaka.”
Bibirnya menarik senyuman kecut.
“Aku sudah dewasa untuk peduli pada hal-hal sekonyol itu. Ckk!”
Waktu berselang ....
Sebuah rumah tinggal dua lantai yang tidak terlalu besar di selatan Zorg, mobil Xavier berhenti di halamannya.
Seorang pria paruh baya sudah menyambutnya di teras dengan lima pijakan tangga untuk mencapainya.
“Selamat datang kembali, Tuan Muda." Dilakukannya dengan penuh hormat. Ada binar haru dan bahagia yang tercetak di wajah lelaki ini. “Saya senang Anda kembali dalam keadaan baik. Selamat atas kemenangan Anda.”
“Ya, Luhde. Terima kasih. Bagaimana kabarmu?”
“Saya sangat baik, Tuan Muda.” Pria bernama Luhde itu langsung mengikuti dari belakang saat Xavier melewatinya.
Keduanya berjalan menaiki tangga ke lantai dua lalu masuk ke sebuah ruangan.
“Bagaimana keadaan di perusahaan?” tanya Xavier, melepas sarung tangannya lalu duduk di kursi kerja.
Luhde berdiri di hadapannya terhalang meja. “Semua berjalan baik,” jawab Luhde, lalu menyerahkan sebuah dokumen ke hadapan Xavier. “Ini laporan rinci selama ada berada di medan perang.”
Xavier segera memeriksanya. Huruf demi huruf dan angka-angka dibaca detail, kemudian, “Bagus. Kau menanganinya dengan sangat apik.”
“Terima kasih. Sudah seharusnya saya lakukan."
Dokumen ditutup kembali, punggung Xavier kini tersandar kursi. “Soal perkembangan mansion?”
Luhde menjawab gegas, “Sekitar dua puluh persen lagi, bangunan itu akan sempurna. Anda bisa pindah ke sana dalam waktu dekat, Tuan Muda.”
“Aku senang mendengarnya.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Machan
ukhuk, akhirnya rilis juga yang dinantikan sekian purnama
2025-01-07
2
Oe Din
Bjon Philaret...
Lidah jawaku agak kesulitan ngomongnya...
😅😅😅
2025-01-17
1
Oe Din
Aku salah sangka...
Ku kira berada di zaman kerajaan kuno...
😅😅😅
2025-01-17
0