Ziva adalah seorang penulis novel romantis, tapi walaupun begitu dia tidak pernah sekali pun menjalin hubungan di dunia nyata.
tinggal sendiri tanpa orang tua,membuat dia semakin menutup dirinya tentang cinta, atau mungkin dia lebih ke tidak peka.
Suatu hari salah satu novel nya akan di jadikan sebuah film oleh salah satu sutradara, tapi mereka menyuruh ziva menambah peran figuran tambahan sebagai pemanis cerita.
Sebuah kejadian menimpa nya, dia di nyatakan koma setelah menolong seorang aktris papan atas, yang meninggal kan sebuah tanda tanya di akhir kesadaran ziva.
Keanehan terjadi saat dia bangun dan ternyata masuk ke dalam novel yang dia tulis, dan menajdi figuran menyedihkan yang dia tulis malam hari nya.
Posisi aneh di mana dia malah berpindah di saat sangat figuran telah melakukan malam panas dengan sang antagonis pria.
Bagaimana kelanjutan nya, ikuti kisah nya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yulia setiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 26 takdir yang telah di tuliskan
Silas diam, ternyata Netta masih marah padanya, beberapa kali pun gadis itu menyangkal nya, itu tidak bisa merubah takdir mereka.
Anak yang di kandung Netta adalah anak nya, darah daging nya, dan akan selalu begitu.
"Kenapa kamu selalu mengucapkan itu. " ucap Silas frustasi.
"Itu adalah kenyataan, kamu tidak ingat ya. " ucap Netta.
"Kamu sendiri yang mengatakan, untuk melupakan semua yang terjadi dan jangan mengungkit nya lagi, kita adalah orang asing Silas. " ucap Netta menyeringai.
Silas terdiam, tentu ia ingat hal itu, dulu dia sangat marah saat mengetahui jika dia sudah merebut mahkota sahabat nya.
Gadis yang selalu ingin dia lindungi, sekuat tenaga Silas mencoba melindungi Netta tapi gadis itu malah di rusak oleh nya.
"Benar kan, aku tidak pernah melupakan hal itu Silas. " ucap Netta terkekeh.
"Sesuatu hal yang begitu membekas di hati, tidak akan pernah di lupakan walaupun sesuatu memaksa nya untuk di hilangkan. " ucap Netta penuh arti.
"Dan kamu bilang barusan, kita sahabat kan. " ucap Netta.
"Jadi bersikap lah sebagai seorang sahabat, jangan pernah melebihi batas mu. " ucap Netta lagi.
"Aku... " ucap Silas tergagap.
"Lebih baik kamu pulang, Terima kasih untuk hari ini, aku berjanji tidak akan mengingat nya, kita akan bersikap layak nya orang asing setelah keluar dari sini. " ucap Netta.
"Netta, aku tidak ingin kamu bekerja, kenapa kamu tidak mengerti, kamu sedang mengandung. " ucap Silas mencoba memberi pengertian pada Netta.
"Itu urusan ku, kamu tidak perlu ikut campur. " ucap netta acuh.
"Aku akan mengirim uang untuk mu, untuk kebutuhan mu. " ucap Silas.
Netta tidak menjawab, gadis itu bediri dan berjalan ke arah jendela, lalu membuka gorden nya.
"Kamu ingat ini Silas. " ucap Netta.
"Dulu kamu pernah berjanji untuk tidak meninggal kan ku, tapi nyatanya kamu meninggal kan ku. " ucap netta.
"kamu berjanji tidak akan membuat ku menangis, tapi kamu sendiri yang membuat ku menangis. " ucap netta lagi.
"kamu berjanji akan menjaga ku, tapi kamu sendiri yang merusak ku! " ucap Netta marah.
"Menurut mu bagaimana? , apakah aku bisa mempercayai mu lagi setelah semua itu. " ucap Netta datar.
Silas diam, semua yang di ucapan Netta adalah kebenarannya, kepercayaan gadis itu selalu dia rusak.
"Aku berjanji akan melupakan nya, kejadian saat kamu menolong ku, atau saat kamu selalu muncul di kehidupan ku. " ucap Netta Lagi.
"Setelah kamu keluar dari apartemen ini, kita akan menjadi asing, bukan sahabat teman ataupun orang yang pernah hadir dalam kehidupan masing-masing. " ucap Netta.
Silas diam, ia mengambil kaos nya, lalu berjalan turun dari kamar Netta, ia menatap punggung Netta yang masih membelakangi nya,
"Aku selalu berharap hidup mu bahagia." gumam Silas pelan.
Lalu dia membuka pintu dan melangkah kan kakinya keluar, netta menatap nya dari atas tangga.
"Walaupun kamu menganggap kita asing, aku tidak akan berfikir begitu, kamu adalah ibu dari anak ku netta. " ucap Silas tegas, lalu menutup pintu apartemen itu.
Netta menatap kepergian Silas dengan di ikuti senyum yang terbit di bibir nya, ia menatap kucing Riri yang juga menatap nya.
"Bagaimana." tanya netta.
"Cukup baik nona. " ucap Riri.
Netta menatap ke luar jendela, di mana pemandangan pagi terlihat indah di sini.
Ia menghela nafas nya pelan, saat mendengar penjelasan Riri beberapa saat yang lalu tentang dia dan kehidupan nya.
Flashback.
"Nona ada hal penting. " ucap Riri pada Netta yang tertidur pagi itu.
"Ada apa Riri. " gumam Netta pelan.
"ada sesuatu yang 'dia ' ucapkan tentang perjalanan hidup mu di novel ini. " ucap Riri.
"Apa maksud mu. " tanya Netta sambil duduk di atas ranjang nya.
"Maaf mengatakan ini, tapi ternyata takdir kematian mu sudah di tuliskan. " ucap Riri.
"Maksud mu. " ucap Netta.
"Tubuh mu di dunia nyata ternyata tidak bisa menahan terlalu lama jika raga nya tidak di isi jiwa. " ucap Riri.
"Apa yang terjadi pada tubuh ku. " tanya Netta khawatir.
"Ada hal yang terjadi di kehidupan nyata mu. " ucap Riri.
"Sesuatu." ucap netta bingung.
"Aku tidak bisa menjelaskan nya nona. " ucap Riri.
"Itu rahasia yang tidak bisa yang di ucapkan. " ucap Riri lagi.
"Lalu bagaimana sekarang, dan kematian ku yang tertulis itu kapan. " tanya Netta.
"Takdir kematian mu tertulis di bulan ke 4 setelah bulan ini. " ucap Riri.
"Maksud mu! Jadi aku dan calon bayi tidak akan selamat. " tanya Netta.
"Iya nona. " ucap Riri.
"Dan ada satu hal penting lagi. " ucap Riri.
"Apa." tanya Netta.
"Anda harus melakukan sebuah misi. " ucap Riri.
"Misi." ucap Netta.
"Benar, mencari tau kebenaran tentang keluarga netta, dan membuat Silas jatuh cinta pada mu nona. " jelas Riri.
"Di sela waktu ku yang singkat ini, aku harus melakukan semua itu. " ucap Netta tidak percaya.
"anda harus melakukan nya, jika anda berhasil maka tubuh anda di dunia nyata juga akan selamat. " ucap Riri.
"Jadi maksud mu, jika aku tidak berhasil... " ucap Netta termenung.
"benar nona. " ucap Riri.
"Sial, aku harus bagaimana sekarang. " ucap Netta bingung.
"Ada hal baik juga nona. " ucap Riri.
"Apa." tanya Netta tidak berdaya.
"Aku akan membantu nona sekarang. " ucap Riri bahagia.
"Membantu bagaimana Riri kamu saja seekor kucing. " ucap Netta pasrah.
"Nona jangan khawatir, mulai sekarang kita bisa berkomunikasi walaupun aku berada jauh dari nona. " jalan Riri.
"Begitu kah. " tanya Netta bersemangat.
"Iya nona, dan sekarang kita harus mulai mengatur rencana. " ucap Riri.
"Benar, apa yang harus ku lakukan. " tanya netta.
"Yang pertama harus anda lakukan adalah... Masuk dalam keluarga Silas Frederick. " ucap Riri.
"Apa!. " kaget netta.
***
"Apakah menurut mu ini akan berhasil. " tanya Netta pada Riri.
"Tentu nona, 'dia' sudah merencanakan semua nya sangat rinci. " ucap Riri bersemangat.
"Bagaimana jika cara ini gagal. " tanya Netta.
"Tidak akan, karena ini sudah di masukan dalam takdir anda nona, apapun yang terjadi anda akan tetap berhasil melakukan nya. " ucap Riri tersenyum.
"Tapi hal itu juga bisa gagal, jika nona melakukan kesalahan. " ucap Riri lagi.
"Ucapan mu membingungkan Riri. " ucap Netta pasrah.
"Walaupun begitu anda mengerti kan nona Netta. " ucap Riri terkekeh.
"Menyebalkan." gumam Netta.
"Tapi ada yang membingungkan. " ucap Netta pada Riri.
"Apa yang membingungkan itu. " tanya Riri.
"Apakah antagonis dalam novel ini, masih sama. " tanya Netta.
"Maksud ku, aku menciptakan tokoh Netta sebagai figuran antagonis, dan antagonis utama wanita aku menciptakan nya juga. " ucap Netta lagi.
"Maksud mu dia yang kamu ciptakan untuk menghancurkan hubungan Michelle juga silas. " tanya Riri.
Benar! Dalam novel ini Ziva menciptakan antagonis wanita yang mencintai antagonis pria, yang tidak lain adalah silas.
"Dia datang setelah satu bulan kematian Netta seharusnya kan. " ucap Netta pada Riri.
"Dan sekarang adalah waktunya dia keluar... Sang antagonis wanita akan muncul setelah ini. " ucap Netta lagi.
***
Semangat yo