Panggilan Takdir Sang Kultivator Semesta

Dari puluhan ribu pererta yang mengikuti ujian calon murid sekte Lembah Angin, Hanya 1681 orang yang lolos... kesan tentang tangga yang menjadi ujian sperti terlihat biasa namun memiliki tekanan yang luar biasa, masih melekat di pikiran setiap peserta yang gagal lolos, dan mereka semua menceritakan tentang ke istimewaan tangga langit baik pada keluarga maupun teman dan kerabat.

Dan untuk Ruo cs, karna tugasnya sebagai penanggung jawab ujian peserta calon murid selesai, mereka menyerahkan tugas selanjutnya pada patriak dan pada tetua yang lain.....

"Selesai juga,,,, akhirnya aku kembali bebassss,,,, aaahhhh"

kelegaan di rasakan Ruo saat ini, dengan sedikit berteriak pelan sebagi bentuk kelegaanya.

"Apa yang akan kulakukan setelah ini, yah""" Rui berfikir

"ahhhh..... lebih baik, aku mencoba menempa senjata,, hehehe"" Ruo memeriksa cincin ruang untuk memeriksa batu bahan senjata yang dulu dia beli sewaktu di ibukota Kekaisaran Qin, di rasa sudah lengkap Ruo pun pergi ke paviliun penempaab senjata...

Sampai tempat kusus penempaan senjata,,, Ruo membuka Tungku penempa yang sejak ptriak memberikanya,dia sama sekali belum pernah memakainya, sesaat Ruk memperhatikan tungku itu, sambil memegang dagu seakan sedang memikirkan sesuatu...

"Tungku ini, hanya tingkat emas,,,, sedangkan senjata yang mau aku buat, adalah senjata tingkat langit,,, hemmm" Ruo masih memutari tungku penempa senjata, sambil masih dengan pikiranya.

"ahhhh.... benar, lebih baik Tungku ini ku tempa ulang" akhirnya Ruo mendapatkan cara agar tungku itu menjadi lebih kuat...

Buuuzzzzzzzzzz......

Ruo mengeluarkan ribuan inti Roh spirit beast berunsur api dan logam baja, tak lupa juga dia mengeluarkan empat buah batu yang akan menjadi bahan dari senjata yang akan dia buat...

Whhhuuuunnnngggggg......

semua bahan itu melayang di hadapan Ruo, dengan memanfaat kan sedikit elemen anginya,...

whuzzzzzzzz.......

setelah semua bahan di kumpulkan, Ruo mulai membakar semua bahan dengan memanfaatkan inti api...

semakin lama, suhu api Ruo di naikkan jauh lebih panas, berjam jam Ruo melebur semua bahan itu, hingga akhirnya berhasil menjadi cairan seprti magma, selesai dengan bahan campuran inti roh dan batu bahan senjata langit, Ruo segera menciptakan formasi agar suhu panas dari cairan bahan itu tetap stabil, berikutnya segera dia mengarahkan inti api pada tungku penempa, dan memanaskanya.... tak butuh waktu lama, tungku itu berubah menjadi bara seakan hendak meleleh,melihat tungku sudah akan mencair, segera Ruo mengarahkan bahan sebelumnya ke tungku, dan menyatukan nya, skarang ke ahlian formasi Ruo yang di tunjukan, Ruo mulai menyatukan Kekuatan spritual dan Qi nya, formasi terbentuk mengelilingi seluruh bagian tungku, formasi kembali membentuk persis seperti tungku, dan menekan seluruh bahan dan mulai menyatukan bahan bahan tersebut.....

Tiga jam berlalu dan

"Booommmmmmmmmm"

ledakan terjadi,saat bahan campuran inti roh dan bahan senjata menyatu dengan sempurna dengan tungku...

"berhasilll,,,,,, sekarang kwalitas tungku ini adalah tingkat langit" Ruo merasa senang, eksperimenya berhasil dan bahkan sangat luar biasa,,, entah keributan seperti apa yg akan terjadi, bila orang lain tau sekte Lembah Angin memiliki Tungku Penempa di tingkat langit.....

"baiknya aku istirahat dulu" Ruo merebahkan tubuhnya, tak juah di kursi panjang ruangan itu, dan memulihkan energi Qi nya yang banyak terkuras.

Dua jam Ruo menghabiskan waktunya untuk istirahat dan memulihkan energi Qi nya, Ruo pun bersiap dengan Niat pertamanya, yaitu membuat senjata kwalitas langit. ...

Ruo kembali mengeluarkan inti roh, yang kali ini hanya yang memiliki unsur api, dan menaruh ratusan inti roh itu di dapur tungkunya.... tak lupa dia mengeluarkan semua bahan senjata dan menaruh nya di salah satu lubang tungku,panas inti roh, panas inti api di tambah dengan formasi untuk menjaga dan menambah suhu, adalah cara cerdas Ruo agar dapat memoersingkat waktu dan mendapat hasil bahan yang sempurna,,,,,

semua bahan sudah menjadi cairan, Ruo hanya perlu mengambil cairan itu seperlunya, menurut ukuran banyak sedikitnya Ketika dia membuat senjata nantinya....

Berhari hari Ruo terus membuat senjata, hingga dua bulan lamanya Ruo baru keluar dari tempat penempaan senjata....

Ruo berjalan menuju kediamanya,sesekali menyapa para murid yang berpapasan denganya...

"saudara,,, bukankah itu Senior Ruo" ucap seorang murid yang berpapasan dengan Ruo

"Benar saudara,,, itu adalah Senior Ruo, ahli beladiri nomer satu di Kekaisaran Qin ini"

"wuaaaahhhhh,,,, selain sangat kuat, Senior Ruo juga sangat ramah ternyata"

"Tentu saja, karna kuat saja belum tentu dapat pengakuan, tetapi sesorang yang berjiwa besar, sudah pasti akan di perhitungkan saudara" ucap yang lain

mengindahkan semua pujian, Ruo mempercepat langkahnya,....

Sampai di kediamannya, Ruo langsung masuk kekamarnya dan beristirahat......

Hari berikutnya,,, Di aula sekte,para tetua sedang berkumpul, terlihat ada beberapa tetua yang sebelumnya baru di angkat juga hadir di sana, begitupun ke enam sahabat Ruo yang kali ini di paksa ikut hadir....

"hei kalian,,,,, kemana Teman kalian yang satu lagi" melihat semua yang hadir di rasa kurang, Patriak Li bertanya pada sahabat Ruo

"Entahlah patriak,,, sebulan lebih kami belum bertemu dengan saudara Ruo "

"Bocah nakal itu,,,, Tapi apakah sudah ada yng menginformasikan kalo hari ini ada pertemuan penting"

"sudah patriak" semua menjawab, dan berikutnya Ruo pun datang di pertemuan itu...

" salam patriak,,, dan semua tetua, maaf saya terlambat," sapa Ruo dan meminta maaf atas keterlambatanya.

"Sudahlah, segera lah duduk tetua Ruo" ucap tetua Ren meminta Ruo untuk mengambil tempat duduknya.

"Baik,,, aku akan menjelaskan maksud dari pertemuan ini,,, dan langsung saja"

Patriak jelas tak mau berlama lama mengingat kebiasaan mereka yang tak pernah betah di acara formal apapun, terlebih harus berbasa basi.

"Sebagai penyandang status juara pertama dlm Turnament Kekaisaran yang lalu, kita berkesempatan untuk mengikuti gelaran Turnament antar Kekaisaran, dan kebetulan aku sudah menerima undangan itu, waktu acara tepatnya 5bulan dari sekarang, namun usahakan 2bulan sebelum waktu acara, kita sudah sampai di tempat acara yang kebetulan Kekaisaran Jiang yang menjadi Tuan Rumah acara itu... dan tentu saja, untuk kalian bertujuh,,, meski kalian menyandang setatus sebagai tetua, namun syarat peserta adalah pemenang dari setiap Kekaisaran,dan tentunya kalian lah yang akan mewakili, bukan hanya dari sekte, melainkan dari Kekaisaran Qin ini"

semua tetua dengan mendengarkan penuturan patriak Li

"Apa ada dari kalian yang ingin menanyakan sesuatu" tanya petriak pada seluruh tetua yang hadir.

di rasa tidak ada yang bertanya, patriak menydahi hal penting dari pertemuan itu,suasana berubah mencair menjadi seperti berkumpulnya sebuah keluarga, lalu Ruo berdiri dan menuju ke tengah aula...

" Patriak,,,, dan semua tetua, ada sesuatu yang ingin aku berikan pada kalian, dan juga ini adalah janjiku pada keenam saudaraku"

whuzzzzzz..........

Ruo mengeluarkan 15 belas senjata barbagai jenis dari cincin penyimpananya.

melihat berbagai jenis senjata yang mangambang, semua tetua merasa takjub.

"ini adalah apa yang aku buat selama sebulan lebih,,, senjata senjata ini berada di tingkat langit"

"apaaaaaaa..... "

"bruakkkk......"

belum reda dari rasa takjub, semua tetua di buat jantungan dengan apa yg di katakan Ruo, semua tetua menjatuhkan tubuh mereka karna lemas,.

"Kalian tak perlu berlebihan seperti itu" pinta Ruo. lalu mengarahka senjata senjata itu satu persatu pada semua tetua menurut ke ahlian mereka....

"teteskan sedikit darah kalian, dan salurkan Qi kalian pada senjata itu, maka senjata itu akan sepenuh nya menjadi milik kalian"

semua menuruti perintah Ruo, meneteskan darah dan menyalurkan energi Qi mereka pada senjata masing masing....

"Blllaaaaaaaaaaarrrrrrrrr"

Ruangan Aula bergetar,penuh tekanan karna energi yang di keluarkan senjta senjata tingkat langit itu....

"sekarang kendalikan energi senjata kalian dengan Qi sebelumnya"

mengikuti arahan Ruo, akhirnya semua senjata langit, dapat di kendalikan oleh masing masing pemilik.

"Luaaaarrr biasa,,, benar benar luar biasa" patriak dan yang lain tak berhenti merasa takjub.

"Semua urusan sudah beresss,,,, Patriak dan semua tetua saya mohon pamit" Ruo pun hendak meninggalkan aula pertemuan, namun ucapanya tak di hiraukan oleh semua petinggi sekte yang sibuk memandangi senjata di tangan mereka, Ruo menggelengkan kpala namun juga merasa sangat senang melihat sikap mereka.....