NovelToon NovelToon
Izin Menikah Mengubah Takdir

Izin Menikah Mengubah Takdir

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami
Popularitas:113.2k
Nilai: 4.7
Nama Author: Minami Itsuki

Jika ada yang bertanya apa yang membuatku menyesal dalam menjalankan rumah tangga? maka akan aku jawab, yaitu melakukan poligami atas dasar kemauan dari orang tua yang menginginkan cucu laki-laki. Hingga membuat istri dan anakku perlahan pergi dari kehidupanku. Andai saja aku tidak melakukan poligami, mungkin anak dan istriku masih bersamaku hingga maut memisahkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Minami Itsuki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 15 LARAS PLIN PLAN

Aku berusaha tetap tenang menghadapi tatapan tajam dari ibu dan ayah. Aku tahu mereka tidak akan mudah menerima penjelasanku, tapi aku tetap harus mencoba.

“Aku bukannya nggak menghargai pernikahanku dengan Laras,” kataku akhirnya, mencoba memilih kata-kata yang tepat. “Tapi Aisyah masih dalam masa iddah. Itu sebabnya aku nggak mengizinkan dia pergi bersama anak-anak. Selama masa itu, dia masih berhak tinggal di rumah.”

Ibu mendecak kesal, lalu melipat tangannya di dada. “Reza, kamu dengar nggak apa yang kamu bilang? Aisyah itu sudah meminta cerai! Kenapa kamu masih peduli dengan dia?”

Aku menghela napas lagi. “Bu, ini bukan soal masih peduli atau nggak. Ini soal tanggung jawab. Masa iddah itu ada aturannya. Aku nggak bisa asal mengusir Aisyah begitu saja.”

Ayah yang sedari tadi diam akhirnya bersuara. “Jadi, sampai masa iddahnya selesai, kamu mau tetap membiarkan Laras tersiksa begini?” suaranya dalam dan berat. “Kamu pikir perasaan istri barumu nggak penting?”

Aku melirik Laras yang duduk diam di sudut ruangan. Wajahnya masih tertunduk, tapi aku tahu dia mendengarkan semuanya dengan hati yang terluka.

Aku menatap Laras yang masih diam, tertunduk, tanpa mengatakan apa pun. Ada sesuatu dalam sikapnya yang membuatku heran. Kenapa dia mesti murung dan sedih seperti ini?

Padahal sebelum Aisyah meminta cerai kepadaku, dia dengan percaya diri mau menerima posisinya sebagai istri kedua. Dia tahu sejak awal bagaimana situasinya. Tapi kenapa sekarang, saat Aisyah tidak kubiarkan pergi sampai masa iddahnya selesai, dia malah tidak terima?

Aku akhirnya membuka suara. “Laras, kenapa kamu diam saja?” tanyaku, mencoba mencari jawaban.

Laras mengangkat kepalanya perlahan, menatapku dengan mata yang terlihat kecewa. “Aku diam karena aku nggak tahu harus ngomong apa lagi, Reza,” katanya pelan, tapi aku bisa merasakan emosi yang ia tahan.

Aku mengernyit. “Kenapa? Bukankah kamu sudah tahu semuanya sejak awal? Kamu sendiri yang bilang mau jadi istri kedua, kamu sendiri yang memilih menikah denganku meskipun Aisyah masih ada. Jadi kenapa sekarang kamu seolah-olah nggak terima?”

Laras tersenyum kecil, tapi senyum itu lebih mirip senyum pahit. “Aku memang menerima jadi istri kedua, Reza. Aku tahu sejak awal kalau aku nggak akan jadi satu-satunya perempuan di hidupmu. Tapi aku nggak pernah berpikir kalau setelah menikah, aku masih harus merasa seperti orang asing di pernikahan kita sendiri.”

Aku mengerutkan kening. “Maksud kamu?”

Laras menghela napas panjang. “Maksudku, aku pikir setelah Aisyah pergi, kita bisa mulai membangun rumah tangga kita sendiri. Aku pikir kamu akan fokus sama aku. Tapi kenyataannya, kamu masih terus terikat sama Aisyah. Kamu masih lebih peduli sama dia daripada aku.”

Aku mengusap wajahku, merasa frustasi. “Laras, ini bukan soal aku lebih peduli sama dia atau nggak. Ini soal tanggung jawab! Masa iddah itu ada aturannya.”

“Tanggung jawab?” Laras tertawa kecil, tapi matanya masih penuh kesedihan. “Kalau kamu benar-benar tanggung jawab, kenapa kamu nggak bisa bikin aku merasa dihargai sebagai istrimu? Kenapa aku harus terus merasa seperti pilihan kedua yang nggak pernah jadi prioritas?”

Keheningan menyelimuti ruangan setelah kata-kata Laras, dan aku masih mencoba mencerna semuanya.

Tapi sebelum aku sempat merespons, ibu angkat bicara. “Laras benar, Reza.”

Aku menoleh ke arah ibu, dan ayah pun mengangguk setuju.

“Bagaimanapun, Laras sekarang sudah resmi menjadi istrimu,” lanjut ibu. “Awalnya, kamu menikahinya dengan status sebagai istri kedua. Tapi sekarang, Aisyah malah meminta cerai. Itu artinya, Laras-lah satu-satunya istrimu.”

Aku mengusap tengkukku yang terasa tegang. Aku tahu maksud ibu, tapi aku masih sulit menerima semuanya begitu saja.

Ayah menatapku tajam. “Jadi, kalau kamu memang mau bertanggung jawab, bawa Laras pulang. Tinggal bersama istrimu. Jangan lagi ada urusan dengan Aisyah.”

Aku menegang. “Maksud Ayah…?”

“Maksud Ayah, kamu harus pisah rumah dengan Aisyah sekarang juga,” ucapnya tegas. “Jangan beri celah sedikit pun untuk kembali lagi bersama dia. Masa iddah tetap berjalan, tapi itu bukan alasan kamu masih bisa berdekatan dengannya.”

Laras menatapku penuh harap, seakan menunggu keputusanku.

Aku terdiam. Aku tahu, jika aku menuruti Ayah dan Ibu, artinya aku harus membawa Laras pergi dari rumah Aisyah. Itu berarti aku benar-benar harus melepaskan semua yang ada di belakangku dan memulai hidup baru bersama Laras sepenuhnya.

Tapi apakah aku sudah benar-benar siap untuk itu?

Pada akhirnya, aku pun menyerah. Aku tidak bisa membantah ucapan Ayah dan Ibu. Mereka benar—sekarang Laras adalah istriku yang sah, dan aku harus bertanggung jawab penuh padanya.

Namun, sebelum membawa Laras pulang ke rumah, ada satu hal yang harus kuselesaikan lebih dulu.

“Aku mengerti, Ayah, Ibu,” kataku pelan. “Aku akan membawa Laras pulang… tapi sebelum itu, aku harus berbicara dengan Aisyah dulu.”

Ibu langsung mendecak kesal. “Untuk apa lagi, Reza? Bukannya semuanya sudah jelas?”

Aku menatap ibu dengan serius. “Bu, aku nggak bisa pergi begitu saja tanpa bicara dengan Aisyah. Bagaimanapun, dia masih dalam masa iddah, dan aku masih punya tanggung jawab. Aku harus menjelaskan semuanya dengan baik.”

Ayah menghela napas berat. “Jangan sampai kamu terbawa perasaan lagi, Reza. Sudah cukup.”

Aku mengangguk. “Aku tahu, Yah. Aku cuma ingin memastikan semuanya jelas, biar nggak ada masalah di kemudian hari.”

Aku melirik ke arah Laras. Wajahnya masih penuh emosi yang ia tahan, tapi dia tidak mengatakan apa pun.

Akhirnya, aku pun bangkit berdiri. “Aku akan bicara dengan Aisyah dulu. Setelah itu, aku akan kembali dan membawa Laras pulang.”

Tanpa menunggu tanggapan lagi, aku melangkah pergi, hatiku penuh dengan kegelisahan yang tidak bisa kusebutkan namanya.

...****************...

Sesampainya di rumah, aku langsung mencari Aisyah. Aku tahu aku harus segera menyelesaikan pembicaraan ini sebelum semuanya semakin rumit.

Saat aku sampai di ruang makan, aku melihat Aisyah sedang makan bersama anak-anak. Suasana terlihat begitu hangat, mereka tertawa kecil sambil menikmati makanan. Tapi begitu aku melangkah masuk, suasana itu langsung berubah.

Tawa mereka terhenti.

Aisyah yang tadinya tersenyum, kini wajahnya berubah dingin. Tatapannya langsung menusuk ke arahku. Anak-anak pun ikut terdiam, seolah merasakan ketegangan yang tiba-tiba muncul di antara kami.

Aku menelan ludah. “Aisyah, aku mau bicara.”

Aisyah meletakkan sendoknya dengan perlahan, lalu menatapku dengan ekspresi datar. “Bicara apa lagi, Mas? Bukankah semuanya sudah jelas?”

Nada suaranya terdengar begitu tegas, seolah tak ingin mendengar alasan apa pun dariku.

Aku menarik napas dalam, mencoba menenangkan diri. “Ini penting. Kita harus bicara berdua.”

Aisyah mengalihkan pandangannya ke anak-anak. “Kalian sudah selesai makannya? Kalau sudah, pergi ke kamar dulu, ya.”

Anak-anak tidak langsung bergerak, mereka hanya menatap Aisyah lalu menoleh ke arahku, seolah ingin memastikan apakah mereka benar-benar harus pergi.

“Dengar kata Mama,” kata Aisyah lagi, kali ini lebih lembut.

Akhirnya, mereka beranjak dari kursi dan berjalan keluar ruangan tanpa suara. Begitu mereka pergi, aku dan Aisyah saling menatap dalam keheningan yang menyesakkan.

Aku tahu pembicaraan ini tidak akan mudah. Tapi aku harus mengatakannya.

1
Kamiem sag
ibunya Reza ini jenis anjing betina gila yg kena virus rabies thor sangat berbahaya
dia yg maksa Reza untuk memaksa Aisy hadir dipernikahan Reza Laras tapi dia juga yg mengamuk😄😄
kasihan sekali dirimu ibu
Kamiem sag
semangat Aisy janda bukan sebuah perkara
Kamiem sag
sedungu itu Reza menjalani hidupnya
nauzubillahiminjalik moga anak cucu keturananku tdk ada yg selemah Reza
Kamiem sag
ya Aisy benar kau sdh mendapatkan apa yg kau inginkan Reza jangan salahkan kalo suatu saat Aisy juga berjuang mendapatkan keinginannya
Kamiem sag
bukannya berusaha memiliki anak laki laki tapi malah milih selingkuh dgn Laras
mampuslah kau Reza menyesal nanti
Kamiem sag
emang rahimnya Aisy udah gak ada? udah dibuang? diangkat dan tdk bisa punyak anak lagi??
kalo emang masih punya rahim kan bisa program hamul dgn pilihan janin laki laki apalagi harta ayah ibunya kan bejibun lebih kaya dari harta negara RI!!
Kamiem sag
kalo mau poligamu itu jangan didahului dgn selingkuh
Kamiem sag
ayah ibu kalian tdk berperasaan
Kamiem sag
sebenarnya seberapa banyak sih harta benda yg dimiliki ayah ibunya Reza yg akan diwarisi anak laki laki Reza?
aku kami empat bersaudara perempuan semua
ibuku juga enam bersaudara perempuan semua
harta kakek nenek diwarisi ibu bersaudara begitupun kami mewarisi harta ayah ibu dgn adil tanpa masalah
Kamiem sag
kemana Aisy
Ambo Nai
silaras pelakor sok bijak.pelakor murahan.
Arin
/Heart/
Arin
Sokor.....
Arin
Sudah nikmati saja pilihanmu sekarang Reza..... Apalagi didukung kedua orang tua mu. Manjakan istri barumu kan dirimu punya duit. Menikah kedua saja orang tuamu sudah membedakan dengan pernikahan pertamamu. Tapi nanti jangan menyesal jika istri keduamu tidak seperti yang kamu inginkan
Arin
Biar-biar dia menyesal Raka. Reza kan cuma nurut sama kedua orang tua nya. Tanpa memikirkan perasaan istrinya....... sakit
Arin
Makanya jangan sekali2 mengusik seorang istri dengan izin untuk poligami. Kalau aku di kayak gituin sih terus terang bilang..... Silahkan jika ingin menikah lagi aku izinkan, tapi syaratnya ceraikan aku.

Dikira gak sakit apa istri pertama harus menerima suami menikahi orang lain???
Sri Rahayu
Luar biasa
martina melati
terima kasih thor atas karyamu ini. tetap semangat berkarya y.

mohon berkenan jika komentar saya terlalu tajam /Pray/
martina melati
menyesal kemudian tiada guna
martina melati
gk usah menghargai orang, sama menantu aplg cucu perempuan aja gk sayang... mauny sm cucu laki2 aja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!