Istri Kedua Tuan Foster

Keesokan harinya, Fiona duduk termenung di balkon kamarnya kembali menikmati rintik hujan yang sejak tadi turun tanpa henti. Ia merenungkan akan dirinya sendiri, haruskah ia kembali pada Foster. Jika ia kembali padanya, apakah Foster akan menyakitinya lagi ?

Tak lama perutnya bergerak-gerak begitu aktif, ia tersenyum getir ketika calon anak yang ia kandung begitu aktif di dalam perutnya.

Ia kemudian membayangkan nasib anaknya ketika lahir nanti. Seharusnya mereka seperti anak-anak yang lahir pada umumnya, begitu mereka melihat dunia telinga mereka akan dikumandangkan suara adzan dari Ayah mereka.

Lama Fiona termenung seorang diri, tiba-tiba Foster mengetuk pintu kamarnya dengan membawa segelas susu untuk Fiona. Fiona pun membuka pintu kamarnya. Mereka kemudian saling pandang.

Fiona kemudian mengambil gelas tersebut dan kemudian duduk di sofa. Sedangkan Foster masih berdiri di hadapan Fiona. Tak lama Foster kembali berlutut di hadapan Fiona.

“Kau tidak suka Aku disini ?” tanya Foster pelan menatap wajah Fiona sedangkan Fiona tak melihatnya, ia hanya menatap lurus ke depan.

“Aku tahu Kau marah dan kecewa padaku ! Baiklah, Aku tidak akan menganggu kehidupan mu lagi. Aku akan pergi dari hidup mu selamanya. Aku hanya minta satu permintaan, tolong jaga mereka dengan baik.” Kata Foster ingin menyentuh perut Fiona namun kemudian ia urungkan, ia takut Fiona akan marah padanya.

Fiona melihat Foster yang berdiri setelah bersujud di kakinya. Tiba-tiba air matanya kemudian membasahi pipinya.

“Kau ingin meninggalkan Aku saat Aku tengah hamil seperti ini ?! dasar pria egois!” kata Fiona yang membuat Foster kemudian menoleh ke arah Fiona.

Foster tahu arti dari kata-kata yang diucapkan oleh Fiona. Ia tersenyum ketika tahu sebenarnya Fiona tidak ingin berpisah dengannya.

“Jadi aku harus bagaimana ? Kau tidak ingin Aku meninggalkan mu tapi Kau bersikap seolah tak menginginkan Aku berada disisi mu !” kata Foster apa adanya.

“Kata siapa ? Aku merindukan mu, bodoh !” pekik Fiona kemudian ia menangis tergugu di hadapan Foster.

"Fiona..." lirih Foster ia kemudian langsung memeluk Fiona.

Fiona memukul-mukul dada bidang Foster menyalurkan rasa yang ada di dalam hatinya. Foster membiarkan itu semua, karena ia pantas untuk mendapatkannya.

Tak lama Foster menangkup wajah Fiona dengan kedua tangannya. Foster lalu memberikan ciuman lembut di bibir Fiona agar Fiona tenang.

“Besok kita akad nikah lagi, Kau mau ?” tanya Foster menyatukan kening mereka berdua.

“Aku tidak mau jadi istri kedua mu lagi !” jawab Fiona

“Kau akan ku jadikan satu-satunya istri ku, percayalah.”

“Kau janji ?”

“Aku berjanji ! Aku akan umumkan pada dunia jika istri ku hanya dirimu seorang !” kata Foster

“Aku ingin pesta pernikahan yang megah !” kata Fiona seperti anak kecil, sebab seumur hidupnya ia ingin menikah dengan pria yang ia cintai dan merasakan pesta pernikahan yang ia inginkan. Sebab dulu Fiona dan Foster menikah hanya secara sederhana hanya akan nikah saja, sebab dulu Fiona tak mencintai Foster.

“Akan ku lakukan apapun yang Kau inginkan !” jawab Foster penuh pastian.

Kemudian ia kembali mencium bibir Fiona keduanya hanyut dalam menyalurkan rasa rindu yang lama mereka simpan.

...Baby you're my destiny, you and i were meant to be...

...With all my heart and soul ...

...I give my love to have and hold ...

...And as far as ia can see ...

...your were always meant to be, My destiny ...

...****************...

Satu bab dulu ya, nanti aku sambung lagi, ayo di komen yang banyak aku baru pengajuan kontrak cerita ini.