Pelabuhan Hati Sang Duda Keren

setelah mendengar penjelasan dari dokter,elang keluar dari ruangan itu menuju kamar tempat rere di rawat.di ikuti oleh papa dan mama elang.

rere terbaring lemah dengan tangan yang di pasang infus dan hidung yang di pasang alat bantu pernafasan.

mama menitikkan airmatanya.dia merasa bersalah sudah memaksa rere untuk makan,padahal rere sudah menolaknya.papa mengelus punggung mama dengan lembut,mencoba menenangkan istrinya.elang menarik kursi dan duduk di samping rere sambil menggenggam tangan rere.

"kenapa rere belum siuman juga ma",tanya elang.

"tadi om menyuntikkan cairan untuk mengurangi efek alerginya dan memberinya obat tidur.supaya dia bisa beristirahat",jawab dokter irfan yang kebetulan masuk keruangan rere.

"adakah yang bisa menjelaskan padaku,siapa sebenarnya gadis ini.aku baru melihatnya dan sepertinya kalian sangat mencemaskannya",dokter irfan menatap papa danu seolah sedang mengintrogasi.

"kenapa kamu jadi kepo begitu fan",jawab papa sambil tersenyum

"sialan kamu danu",kata dokter irfan sambil memukul bahu sahabatnya itu.

papa duduk di sofa yang ada di ruangan itu dan menjelaskan siapa sebenarnya rere dan juga niat papa danu untuk menjadikan rere istri elang.

lama dokter irfan melihat ke arah rere.

dia kelihatan seperti sedang memikirkan sesuatu.

"aku seperti tidak asing dengan wajah gadis ini",gumam dokter irfan.

papa danu yang melihat gelagat aneh dari sahabatnya pun bertanya.

"kenapa kamu menatap calon menantuku seperti itu fan"

"ah tidak apa-apa,aku hanya tidak asing dengan wajahnya.tapi dimana ya aku pernah melihatnya",jawab dokter irfan.

dokter irfan nampak sedang berfikir sambil sesekali melihat wajah rere.

"jangan menatapnya seperti itu om,dia itu milikku",kata elang.

"hahaha..."

papa dan dokter irfan tertawa bersamaan mendengar ocehan Elang.

"dia mirip dengan wajah shintya",gumam dokter irfan lirih tapi masih bisa di dengar oleh papa danu.

"shintya siapa,bahkan nama ibu gadis ini sarah bukan shintya",kata papa danu.

"mungkin hanya perasaanku saja",kata dokter irfan.

"aku harus cari tau siapa gadis ini,kenapa wajahnya bisa mirip dengan shintya",gumam dokter irfan dalam hati.

dokter rfan pun pamit karena harus memeriksa pasien yang lain.

"papa dan mama pulang saja,biar elang yang menjaga rere di sini.lagian ini sudah malam"

"baiklah lang,kalo begitu kami pamit dulu",kata papa.

"iya pa"

"oya ma besok pagi suruh intan mengantar baju gantiku kemari"

"baiklah lang,kami pulang dulu.kalo ada apa-apa hubungi papa".

elang menggenggam tangan rere,sesekali mengecupnya.entah kapan rasa itu singgah di hatinya.yang pasti sekarang dia sangat takut kehilangan rere.di pandanginya wajah rere dan di belainya dengan lembut.kemudian di kecupnya kening rere.elang meneteskan air matanya hatinya terasa sakit melihat rere terbaring lemah tak berdaya.

perlahan elang memejamkan matanya,dia mulai mengantuk.elang pun tertidur dengan tangannya yang masih menggenggam tangan rere.

perlahan rere membuka matanya,sinar matahari yang masuk melalui celah-celah tirai kamarnya membuat matanya silau.dia menoleh ke samping dan melihat elang tertidur sambil menggenggam tangannya.

dia melihat tangannya terhubung dengan selang infus.dia mengedarkan pandangannya melihat keliling kamar.dia baru sadar kalau sekarang dia sedang berada di rumah sakit.

rere menarik tangannya dari genggaman elang secara perlahan,agar tidak membangunkan majikannya itu.

elang bangun karena merasakan ada pergerakan.di lihatnya rere sedang duduk di ranjangnya.

"kamu sudah sadar re,apa yang kamu rasakan,dimana yang sakit",elang menyerbu rere dengan berbagai pertanyaan.

"saya tidak apa-apa tuan"

"dasar gadis bodoh,sudah sakit masih saja bilang tidak apa-apa"

"tunggu sebentar aku panggil om irfan dulu"

rere mengerutkan keningnya,siapa om irfan pikirnya.

elang kembali ke kamar bersama seorang dokter.dokter itupun langsung mengecek kondisi rere.

"bagaimana om",tanya elang.

"semua baik-baik saja,denyut nadi dan jantungnya pun sudah normal.hari ini sudah bisa pulang",dokter memberi penjelasan.

"oya siapa nama mu nak",tanya dokter pada rere.

"rere,dokter"

"panggil om saja nak,saya adalah omnya elang"

"baik om"

"apa kamu alergi udang re",tanya om irfan

rere melihat ke arah elang,lalu kembali melihat ke arah dokter.

"iya om"

"setelah kamu makan udang apa yang kamu rasakan"

"dada rere sesak dan sulit bernafas om"

dokter irfan terdiam mendengar jawaban dari rere.

"shintya juga alergi udang dan akan merasakan hal sama dengan rere",gumam irfan dalam hati.

"apa itu berbahaya fan",tanya papa yang tiba-tiba sudah masuk ke ruang rawat rere.

"tidak apa-apa,tapi tolong di hindari olahan yang berbahan dasar udang"

"baiklah fan,terima kasih"

"nanti akan ada perawat yang datang untuk mencabut infus mu nak,dan tolong hindari makanan yang berbahan udang ya"

"baik om,terima kasih",jawab rere

ada perasaan aneh dalam hatinya ketika melihat dokter irfan.tapi entah apa dia pun tidak tau.