Sekar

Ratna dan Dina sudah dapat kontrakan di pinggir jalan masuk gang, rumah kecil tapi nyaman, di situ Ratna mulai membuka toko kecil-kecilan, toko kue, gorengan dan minuman ringan.

Sudah mulai punya pelanggan yang setiap hari membeli dagangannya, biarpun belum banyak.

“Bun, kapan kita menengok papa?”  tanya Dina

“Ya Din Bunda juga sudah kangen sama papamu.”

“Kemarin pas Dina nengok papa, papa cerita kalau papa terkena tiga lapis perkara, perkara KDRT, penggelapan uang perusahaan dan percobaan pembunuhan.”

“Apa Bunda dulu tidak tahu kalau papa mempunyai niat jahat seperti itu?"

“Sebenarnya Bunda tahu, tapi karena keserakahan dan cintanya Bunda sama papamu, Bunda tidak mencegah rencana papamu untuk membunuh bang Seno dan keluarganya.”

“Bunda hanya mengetahui, tapi tidak membantunya, yang melakukan perencanaan dan yang mencari pembunuh bayaran adalah Marta sama papamu.”

“Kalau dipikir-pikir, mama Marta dan papa itu tidak tahu diri juga ya, Dina lihat ternyata mamanya Sekar sudah sangat baik terhadap mama Marta dan papa.”

“Betul Din, karena harta dan tahta Bunda jadi ikut-ikutan menyetujui rencana mereka, dan jahatnya lagi Bunda berencana kalau sudah berhasil harta keluarga Sekar dikuasai papamu, Bunda ingin menyingkirkan Marta dari sisi papamu.”

“Semua yang terjadi diluar sepengetahuan Dina, Dina sibuk dengan kesenangan Dina sendiri,”  sesal Dina

“Ya sudah, jadikan ini semua pelajaran buat kita, ke depan kita harus menjadi orang yang baik, maju dan berhasil dengan tangan dan usaha sendiri.”

“Ya Bun, Dina akan belajar untuk menjadi wanita yang bertanggung jawab.”

“Bagus itu, bunda senang kamu mau berubah."

“Sekarang rencanamu apa."

“Dina mau membantu memajukan toko kue Bunda, cari kerja denga ijazah SMA tidaklah mudah, apalagi Dina tidak punya pengalaman kerja sama sekali.”

“Boleh saja, Dina bisa membantu Bunda dengan memasarkan kue atau nasi box ke pabrik-pabrik untuk makan siang karyawannya, atau ke kantor-kantor sekitar sini.”

“Ya Bun, ide bagus itu.”

“Tapi kamu harus sabar dan ulet, jangan pantang menyerah, tugasmu sangat berat, mencari kepercayaan orang itu sangat sulit.”

“Ya Bunda, Dina akan banyak-banyak belajar.”

Sementara Dirga sudah disidangkan dan sudah menerima keputusan hukuman, dia didakwa tiga lapis perkara.

Kasus, KDRT, penggelapan uang perusahaan dan percobaan pembunuhan.

Marta tidak mau mencabut gugatannya, dan dia sekaligus menggugat cerai Dirga, Dirga hanya pasrah menerima nasibnya.

Dirga mendapat hukuman lima belas tahun penjara.

Sementara Marta juga dilaporkan melakukan percobaan pembunuhan juga terhadap Seno dan keluarganya, dia mendapat hukuman sepuluh tahun penjara.

Dengan berlinang air mata, Marta menyesali perbuatannya, dia menyesal.

Apalagi dia merasa sepuluh tahun sangatlah lama, bagaimana dia akan menjalaninya, rasa ketakutan langsung menyerang dadanya.

“Kak Sandra, Marta minta maaf, Marta sudah salah besar sama Kakak.”

Setelah sidang berakhir, Marta menemui Sandra dan keluarganya untuk meminta maaf.

Sebelum dibawa ke ruang tahanan, Marta meminta ijin pada petugas untuk menemui kakaknya.

“Marta,Kamu sudah melakukan sebuah kejahatan yang membuat keluargaku sengsara, terutama Sekar anakku yang kamu buang, dan nasibnya sangat menyedihkan, jadi terima hukuman itu sebagai balasan apa yang sudah kamu perbuat.”

“Kak apakah Kakak tidak bisa mengusahakan keringanan hukuman untukku Kak, aku ini kan adikmu.”

“Setelah peristiwa percobaan pembunuhan itu,saya sudah tidak menganggap mu sebagai adik lagi, kamu adalah musuh dalam selimut yang sangat membahayakan.”

“Maafkan Marta Kak, Marta menyesal.”

“Saya tidak sudi memaafkan kamu Marta, saya bener-benar benci sama kamu, sepuluh tahun keluargaku menderita karena ulahmu,  aku harus berpisah dengan anak-anakku, dan kamu tahu bagaimana nasib Sekar?, Sekar dijual, dan akan dijadikan pelacur."

“Kamu tak akan merasa bagaimana sakit dan sedihnya mengetahui anak gadis kami dijual orang dan akan dijadikan pelacur, karena kamu tidak punya anak.”

“Kak setega itu kakak memakiku dengan mengingatkan kelemahanku tidak punya anak?”

“Kenapa tidak, kamu saya bilang tidak punya anak saja sudah sakit hati, bagaimana dengan kelakuanmu yang sudah mencelakakan kami, sekarang nikmati buah dari perbuatan mu sendiri, selamat tinggal saya sudah muak melihat tampangmu.”

“Kakak…, maafkan Marta Kak, tolong Marta Kak, Marta takut dipenjara.”

Sandra dan keluarganya tidak mendengarkan lagi permintaan maaf Marta, mereka langsung pulang meninggalkan ruang sidang.

Marta, Sekar, Anugerah akan langsung pulang ke rumah, sementara Seno akan mengunjungi markasnya untuk menanyakan kegiatan anak buahnya.

Seno belum mengikut sertakan Sekar dan Anugerah dalam urusan sindikatnya, karena mereka baru mulai berkumpul.

Biar suasana hatinya tenang dahulu, sambil belajar dan mengenal sindikatnya.

Seno sampai di markas disambut Toni dan Burhan.

“Tuan, silahkan masuk.’

“Gimana Ton ada perkembangan penyelidikan kita?”

“Banyak Tuan, mari silahkan masuk biar nanti kami berikan semua laporannya.”

“Baik.”   Seno langsung menuju ke ruang kerjanya yang diikuti oleh Toni dan Burhan.

Di ruang kerjanya Seno, Seno duduk di kursi kebesarannya, kemudian dia segera meminta anak buahnya untuk melaporkan apa yang sudah mereka dapatkan.

“Coba ceritakan apa saja yang sudah kalian dapatkan.”

“Siap Tuan.”  Jawab Toni dan Burhan serentak.

“Toni, silahkan kamu dulu yang melaporkan, sampai dimana penyelidikanmu?"

“Saya mengikuti kegiatan tuan Suryo, tadinya dia merencanakan untuk membunuh nona Sekar sebelum Dirga dan Marta dipenjara, semua atas permintaan Dirga dan Marta.”

“Sekarang rencana itu dibatalkan dengan tertangkapnya Dirga dan Marta.

“Menurut laporan anak buah yang saya tugaskan untuk memantaunya, seminggu lagi dia akan melaksanakan transaksi besar, yaitu penjualan senjata.”

“Lokasi titik temu ada di dermaga, prosesnya dia membawa truk besar yang diisi dengan macam-macam senjata tangan, atasnya ditutupi oleh buah-buahan."

“Sampai dermaga, truk tersebut akan diserahkan kepada supirnya pembeli, jadi mereka tidak perlu menurunkan barang-barangnya.”

“Anak buah pembeli tinggal membawa truknya untuk diantar ke tempat tujuan.”

“Sepertinya polisi sudah mengendus modus tersebut, mereka juga sedang merencanakan penyergapan.”

“Sekian laporan saya Tuan.”

“Ok lanjutkan dengan laporan Burhan, silahkan Burhan.”

“Siap Tuan, setengah bulan yang lalu, Alek sudah menerima perempuan-perempuan yang akan di jual ke tuan Bagas, dan rencana mereka seminggu lagi akan menerima perempuan-perempuan lainnya yang akan dijadikan korban.”

“Pengiriman besuk berjumlah dua puluh lima perempuan-perempuan muda, para gadis tersebut akan Alek bawa ke luar negeri, dia akan menjual para perempuan itu ke luar negeri."

“Menurut penyelidikan kami, ada dua orang gadis yang berasal dari kota tempat nona Sekar dibesarkan.”

“Takutnya mereka adalah teman nona Sekar, karena umurnya hampir sama dengan nona Sekar.”

“Perempuan yang dijual kepada tuan Bagas akan ditempatkan di hotel dekat dermaga, mereka disiapkan untuk melayani ABK-ABK kapal yang membutuhkan.”

“OK, laporan saya terima, Toni kamu kordinasi dengan polisi, bantu tugas mereka,kalau perlu babat habis semua anak buah Suryo, pelan-pelan kita habisi satu-satu anggotanya, juga bisnis ilegalnya.”

“Dimengerti Tuan.”  Jawab Toni cepat.

“Dan kamu Burhan, gagalkan transaksi ke dua puluh lima gadis yang mau dijual, sampaikan pada Tiara untuk melakukannya, cari dua gadis yang berasal dari kota tempat Sekar dibesarkan, dua orang itu yang paling utama diselamatkan.”

“Laporkan kondisi di atas kepada polisi, penyelamatan para korban bareng dengan kegiatan yang akan dilakukan polisi untuk menangani kasus tersebut.”

“Sedang untuk yang di dermaga, Burhan pimpin untuk penyelamatan juga, usahakan semua selamat dan bekerja samalah juga dengan polisi.”

“Setelah semua kegiatan kalian selesai, serahkan nasib para gadis kepada polisi, biar mereka yang memulangkannya ke tempat masing-masing, kecuali dua gadis yang berasal dari Temanggung.”

“Siap Tuan, laksanakan.”

“Ok, selamat bekerja.”

Seno mengakhiri pertemuannya setelah memberi perintah kepada Toni dan Burhan, selanjutnya dia akan mampir ke kantornya untuk mengambil berkas yang akan dibawa besuk pagi bertemu klien di luar kantor.