NovelToon NovelToon
PAMANKU SUGAR DADYKU

PAMANKU SUGAR DADYKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Romansa Fantasi / Anak Yatim Piatu / Dokter Genius / Beda Usia
Popularitas:9.1k
Nilai: 5
Nama Author: AMIRA ARSHYLA

"paman jelas-jelas kamu juga mencintai aku akan tetapi kenapa kamu tidak mau mengakuinya"
Alena jatuh cinta kepada paman angkatnya sejak dia masih kecil, akan tetapi paman selalu menganggap dia seorang gadis kecil yang sangat imut, apakah si dokter jenius itu akan tergerak hatinya untuk menerima Alena, ikuti kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AMIRA ARSHYLA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter 28

Alena menghela nafas panjang ketika sudah keluar dari dalam ruangan tersebut.

Tiba-tiba saja terlihat Jai berjalan mendekati Alena.

"Alena."ujar Jai sambil menatap ke arah Alena.

"kak Jai."ujar Alena.

Jai kemudian menatap tajam ke arah Alena.

"Alena apa yang sudah kamu lakukan...? apakah kamu tahu perbuatan mu itu bisa membuat kamu masuk ke dalam penjara...!"ujar Jai sambil menatap tajam ke arah Alena.

Alena tidak percaya dengan ucapan Jai.

"kak jai, kamu juga beranggapan jika aku yang melakukan semua itu...? apakah kamu sudah lupa, orang pertama yang melaporkan semua itu ke kamu adalah aku...!"ujar Alena dengan intonasi suara yang keras.

Alena kemudian menggelengkan kepalanya.

"jika bos tidak percaya aku masih bisa menerima, akan tetapi kamu juga tidak percaya kepadaku...?"ujar Alena sambil menatap tajam ke arah Jai.

"alah...itu hanyalah salah satu caramu untuk menjebakku bukan...? cepat kembalikan semua uangnya, jika Maslah ini semakin rumit, itu tidak akan ada untungnya untukmu."ujar Jai.

"aku tidak bersalah, jadi untuk apa aku harus takut, biarkan saja Maslah ini semakin rumit, aku akan segera melaporkan semuanya kepada polisi, dan biarkan saja mereka yang menyelidikinya....!"ujar Alena sambil menatap tajam ke arah Jai.

Setelah berkata seperti itu, Alena kemudian langsung berjalan meninggalkan Jai.

Jai menatap dengan pandangan mata yang penuh kebencian ke arah Alena.

setalah berjalan cukup jauh dari Jai, Alena kemudian langsung merogoh saku bajunya.

"kakak sepupu, apa sebenarnya yang terjadi...?"ujar Alena dalam hatinya.

Alena kemudian langsung menghubungi nomor yang di berikan oleh Adi.

"nomor telepon yang anda tuju sedang tidak dapat di hubungi cobalah beberapa saat lagi."terdengar suara notifikasi dari ponsel Alena.

"ah...s*Al....aku sekarang hanya bisa pergi mencari pak din orang tua itu."ujar Alena dalam hatinya.

Alena kemudian langsung meraih jaket yang berada di kursi kerjanya.

setelah itu Alena kemudian langsung berjalan meninggalkan kantornya.

Sesampai di tepi jalan.

"taksi...!"ujar Alena memanggil taksi.

taksi itu kemudian langsung berhenti di depan Alena.

Alena kemudian langsung masuk ke dalam mobil, dia menyuruh supir taksi untuk pergi ke proyek yang di kerjakan olehnya.

tidak lama kemudian Alena sudah sampai di tempat proyek tersebut.

setelah membayar ongkos, Alena kemudian langsung berjalan masuk ke dalam proyek.

"ke mana perginya mereka semua..?"ujar Alena ketika melihat tidak ada seorang pun di sana.

Alena kemudian langsung berjalan ke arah penyimpanan cat.

"s*Al, kaleng-kaleng cat semuanya juga sudah hilang."ujar Alena sambil mengeratkan rahangnya.

setelah itu Alena kemudian langsung berjalan menyusuri jalanan kota.

Sesampainya di pinggir jalan Raya, Alena kemudian duduk di tempat pemberhentian bus.

Akan tetapi ketika Alena masih fokus ke arah ponselnya, seseorang dengan pakaian serba hitam berjalan mendekati Alena dan langsung memanyunkan sebuah tongkat bisbol tepat ke arah kepala Alena.

Prang...!

Tiba-tiba saja gelas yang berada di tangan Narendra terjatuh.

"tuan muda, anda tidak apa-apa...?"ujar bibi lin sambil berjalan tergesa-gesa ke arah Narendra.

Narendra kemudian langsung memegangi kepalanya yang terasa agak sakit.

"tidak apa-apa, aku hanya tiba-tiba saja merasakan tidak nyaman."ujar narendra.

"bibi lin, apakah akhir-akhir ini Alena ada menelpon ke rumah...?"ujar Narendra bertanya kepada bibi lin.

"dia sudah sekitar tiga atau empat hari ini tidak menelepon."ujar bibi lin.

"tuan muda, ada sebuah paket dari Alena untukmu."ujar paman yan sambil berjalan mendekati Narendra dengan membawa sebuah kado di tangannya.

Narendra kemudian langsung menoleh ke arah paman yan.

"eh....!"ujar narendra.

"tuan muda, itu pasti hadiah ulang tahunmu dari Alena."ujar bibi lin sambil tersenyum lebar.

Narendra kemudian langsung membuka kado yang di bawa oleh paman yan.

"wah...! Mantel ini sangat cocok sekali untuk anda, Alena memang pintar memilih barang."ujar bibi lin.

paman yan tersenyum lebar mendengar ucapan istrinya.

Tidak lama kemudian terdengar suara ponsel Milik Narendra berdering.

terlihat jika bima yang menelponnya.

Narendra kemudian langsung mengangkat telponnya.

"hallo...bima ada apa...? Hah...apa...?"ujar narendra dengan raut wajah yang sangat cemas.

Narendra kemudian langsung meraih mantel yang di berikan oleh Alena.

"tuan muda, apa yang sebenarnya terjadi...?"ujar bibi lin ketika melihat raut wajah Narendra yang panik.

"Alena sedang berada di dalam Maslah, aku harus segera menyusul Alena ke sana."ujar Narendra sambil memakai mantel yang di berikan oleh Alena.

Di dalam rumah sakit tempat Alena di rawat.

terlihat Alena masih berbaring di atas tempat tidur dengan kepala yang di perban.

beberapa saat kemudian, Alena perlahan-lahan membuka matanya.

setalah itu Alena kemudian langsung duduk dengan tergesa-gesa, setalah berhasil duduk Alena kemudian langsung memegangi kepalanya.

"Alena, kamu sudah sadar...?"ujar Geri sambil tersenyum ke arah Alena.

Alena kemudian langsung melihat ke arah Geri berdiri.

"dokter tadi bilang jika sebentar lagi kamu akan segera sadar, jadi aku sudah membelikan makanan untukmu."ujar Geri sambil membuka makanan yang berada di hadapannya.

"Geri apa yang sebenarnya terjadi kepadaku...?"ujar Alena sambil memegangi kepalanya.

"kamu tadi kena rampok."ujar Geri sambil memberikan makanan kepada Alena.

"eh...? aku tadi kena rampok...?"ujar Alena sambil menatap ke arah Geri.

"oh iya, lalu kenapa kamu bisa berada di sini...?"ujar Alena.

"pas kamu di pukul oleh perampok itu, kebetulan sekali ada seorang bibi yang baik hati melihatnya, dia kemudian langsung berteriak dan kemudian dia langsung menghubungi polisi."ujar Geri.

"dan untungnya orang yang terakhir kamu telpon adalah aku."ujar Geri.

"oh...gitu ya,jadi perampoknya sudah tertangkap ya...? Lalu, apakah kepalaku baik-baik saja...?"ujar Alena sambil memegangi kepalanya.

"kamu tenang saja, dokter sudah memeriksa semua, kamu hanya terkena gegar otak ringan, tapi kata bibi itu perampoknya tidak berhasil di tangkap."ujar Geri.

"kalo tidak ada Masalah, ayo kita segera pulang, aku tidak mau lama-lama berada di rumah sakit."ujar Alena.

"Alena kamu sekarang tinggal sendirian, dan itu tidak aman, lebih baik kamu pulang ke rumahku saja ya ..? Kalo kamu pulang ke rumahku setidaknya ada yang merawat mu."ujar Geri membujuk Alena.

"tidak usah, aku tidak mau merepotkan kamu, urusan di kantor aku sudah melaporkannya kepada polisi, sekarang aku hanya sedang menunggu jawaban penyelidikan nya, aku juga tidak perlu pergi bekerja."ujar Alena.

"Alena, tapi sekarang ini kamu sedang terluka dan butuh bantuan."ujar Geri.

"pokoknya aku tidak mau, dan stop...! Pernyataanmu semuanya di tolak...! Tekad ku sudah benar-benar bulat...!"ujar Alena sambil menyilangkan tangannya.

1
Jeonghan svt 🩷
benar itu kata dokternya Alena
ARMILA06: kayaknya Alena sengaja deh minum itu alkohol
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!