NovelToon NovelToon
Ninja'S Storm

Ninja'S Storm

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:117
Nilai: 5
Nama Author: After Future

Pohon Neraka Dunia terbelah, membebaskan miliaran jiwa pendosa ke dunia para ninja. Sementara itu di gunung yang berada di bawah kekuasaan Klan Naga Badai, tetua Klan Naga Badai memilih prajurit muda untuk mewarisi gulungan Dewa Badai dan Dewa Bayangan.

Inilah kisah Ren yang memulai perjalanan panjangnya menguasai peninggalan-peninggalan Dewa kuno serta pertempuran tanpa akhir melawan jiwa-jiwa yang terbebas.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon After Future, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 19: Selingan Sebelum Perang

Dua jenderal musuh artinya dua masalah besar. Kejadian ini tidak ada di kisah original, tapi setidaknya aku diberitahu kalau Ren Ren tidak akan bisa melawan Jenderal Dosa Besar selama belum menguasai jutsu warisan dari Naga Badai."

Ren mengistirahatkan tubuhnya lagi. Beban berat di punggungnya semakin bertambah sejak menyelamatkan Shin Sora.

Nyawa adik angkatnya itu memang bisa diselamatkan berkat ramuan penyembuh milik Yukio, tapi besar kemungkinan gadis itu akan cacat permanen.

"Malangnya nasibmu, Sora. Entah ke mana ketua klan saat dua jenderal itu menghancurkan rumahnya? Apa jangan-jangan dia sudah mati?"

Tangan Sora tiba-tiba bergerak dan mencengkeram lengan baju Ren. Susah payah gadis itu membuka mata dan memiringkan kepalanya, menatap Ren dengan mata yang menahan rasa sakit. Dengan suara lemah, dia membela ketua klan.

"Ketua masih... peduli pada kita... Dia hanya... pergi sebentar..."

Ren menghela napas panjang setelah mendengar kata-kata optimis dari Sora. Menurutnya, jauh lebih masuk akal jika ketua klan sedang mengumpulkan pasukan ninja untuk menghadapi kedua jenderal musuh itu.

"Ya, mungkin masih ada harapan. Aku mengalami dilema yang cukup berat. Antara pergi seorang diri atau membawa orang-orang ini."

Ren mulai merasa pusing. Ia tidak sendiri di rumah itu—ada Yukio dan Zenin juga. Dari mereka berempat, hanya Zenin yang segar bugar.

Sora terluka parah. Yukio, meskipun sudah pulih secara fisik, mentalnya masih belum stabil. Keajaiban Dai Sai pun tidak mampu mengobati luka mental Yukio.

Ren juga kelelahan setelah menampung kekuatan Dai Sai untuk sementara waktu. Dengan kondisi seperti ini, Zenin adalah ujung tombak mereka jika musuh datang.

Bersama ninja-ninja yang masih sehat, Ren mulai menyusun rencana.

"Aku akan memperbanyak kertas segel Wanita Salju agar tempat ini semakin tidak terlacak," kata Yukio.

"Itu ide yang bagus, tapi kondisimu sedang tidak memungkinkan untuk membuat kertas segel," sahut Ren.

Yukio menggeleng cepat, tatapan matanya berapi-api. "Aku masih bisa membuat lebih banyak. Setidaknya hingga kekuatan kamuflase rumah ini meningkat dua kali lipat."

Setelah mengatakan itu, Yukio langsung pergi. Dia tidak perlu persetujuan dari yang lain untuk beraksi.

Kini tinggal Ren, Zenin, dan Shin Sora yang masih kritis.

"Aku akan keluar mencari ketua klan dan teman-teman akademi kita. Kau tunggu di sini, Zenin," kata Ren.

Zenin menatap Ren dengan bingung, lalu bertanya, "Apa itu hal yang bijak dilakukan dalam kondisi sekarang?"

"Maksudmu?" Ren bertanya balik.

"Maksudku, seharusnya kau diam saja di sini. Tempat ini memiliki semua yang dibutuhkan untuk bertahan hidup. Yukio memiliki setumpuk hasil laut di gudang, dan itu tidak busuk. Kita bisa minta sedikit untuk bertahan hidup, bukan?"

"Jadi maksudmu aku harus diam saja di sini, menunggu bantuan tiba? Itu jelas tidak bijaksana, Zenin."

Tatapan Zenin berubah kosong. Matanya tampak menyeramkan. "Kau tidak lihat kekuatan Orochi besar itu? Dia bisa menghancurkan bangunan dengan sangat mudah. Ditambah lagi, sisiknya sekeras besi, dan serangan kita tidak berefek padanya. Melawannya sama saja dengan mati."

Ren tidak menggubris peringatan Zenin. Ia tetap bersikeras ingin pergi keluar. Menurutnya, jika hanya diam saja, mereka akan terbunuh oleh pasukan iblis. Jadi, mau tidak mau, dia harus bergerak.

"Aku tidak akan mati, Zenin. Aku tahu diri. Aku akan mencari ketua klan, memakan buah persik seribu tahun, lalu mempelajari gulungan rahasia klan Naga Badai.

Jangan iri padaku ya, hehehe."

Ren masih sempat bercanda, menunjukkan betapa santainya dia menghadapi situasi penuh ketidakpastian itu.

Ren dibanting ke tembok oleh Zenin, membuatnya meringis kesakitan. Zenin secara langsung telah membongkar rahasia Ren.

"Lihat, kau belum pulih sepenuhnya. Apapun yang terjadi aku takkan membiarkanmu keluar dari sini!" Ucap Zenin dengan kesadaran penuh.

Usai dibanting, Ren justru tersenyum lebar, "Hoo, ternyata aku ketahuan. Tapi apa kau serius mau menahanku disini? Memangnya kau mampu?"

Ren mendekati Zenin yang berdiri mematung dengan sorot mata tajam. Pupil matanya telah berubah sepenuhnya jadi mirip serigala.

Ren mendekati pipi Zenin lalu berbisik dengan nada menantang, "Mau bertarung? Disini saat ini."

"Setidaknya ke halaman belakang dong. Disini kan ada Shin Sora." jawab Zenin.

Ren mengangguk. Keduanya lalu meninggalkan kamar. Shin Sora hanya bisa menghela nafas panjang melihat kelakuan dua sejoli itu yang tampak SANGAT AKRAB.

Beberapa menit kemudian, Yukio yang sedang sibuk memasang kertas segel dikejutkan oleh dua penampakan hewan besar aneh di belakang rumahnya.

Yang satu bentuknya mirip bintang laut tapi dengan sisik baja, yang satunya berwujud hewan amfibi katak tapi dengan wajah yang sangat tidak nyaman dipandang.

Kedua hewan itu adalah makhluk summon Ren, sementara Zenin sendiri belum menguasai jurus transfigurasi semacam itu. Bahkan dia baru tahu kalau Ren sudah menguasai jutsu tingkat tinggi tersebut.

Kenyataan ini membuat Yukio tanpa sadar menjatuhkan kertas segelnya, "Bagaimana mungkin... Ren... Kau... " kata-kata Yukio terputus saat Ren memberikan perintah absolut kepada kedua hewannya.

Namun alih-alih memberi perintah yang serius, Ren malah menyuruh kataknya untuk menggelitik Zenin dengan lidahnya, dan menyuruh bintang laut itu mengganggu Zenin.

"HENTIKAN REN! AKU MENYERAH! HEI! SUDAH HENTIKAN, MATA KERANJANG!"

Zenin tidak bisa melawan balik si katak karena Ren melindunginya dengan Spinjutsu. Sementara si katak terus meludahkan air liurnya yang lengket dan bau ke tanah hingga membanjiri halaman belakang.

Air yang menggenang disana sini membuat Yukio tergelincir dan jatuh.

Tanpa menyia-nyiakan kesempatan yang ada, Ren langsung melesat lalu memeluk tubuh Zenin dan membasahi gadis itu dengan air liur si katak.

"Re—blegh!"

Saking banyaknya liur si katak yang masuk ke dalam mulutnya membuat Zenin sulit bernafas. Air liur itu memblokir rongga pernafasan Zenin, sementara Ren memeluknya dengan kekuatan penuh, menciptakan kombo serangan yang tidak hanya mematikan namun juga sangat menyiksa dan traumatis.

Pada akhirnya Zenin mengaku kalah. Dia ambruk kebelakang dan segera ditangkap oleh Ren.

Zenin benci kekalahan, tapi dia lebih benci lagi pada lendir yang menyelimuti tubuhnya. Benar-benar busuk. Seakan tubuhnya telah berubah menjadi kotoran itu sendiri. Dan seperti yang kita semua duga, tidak lama setelah itu, Zenin muntah.

"Seranganmu sangat tidak terduga, hahaha. Sepertinya aku tidak cukup kuat untuk menahanmu, Ren." Zenin frustasi tapi suaranya tetap tegar. Dan meskipun frustasi dia memiliki kilau di matanya saat menatap mata Ren.

"Terima kasih, terima kasih, aku berlatih sepanjang waktu demi jurus itu. Sayang sekali tidak sempat kukeluarkan saat melawan Jenderal Dosa Besar." balas Ren.

Ren mengobservasi tubuh Zenin dengan jeli. Beberapa bagian tampak sangat menonjol karena pakaiannya menempel di kulit saat basah.

Lalu, seolah paham dengan yang dipikirkan Ren, Zenin sama sekali tidak menegur Ren yang terus mengamati tubuhnya tanpa berkedip. Hal itu Zenin lakukan karena merasa kasihan pada Ren yang tidak pernah punya pengalaman dengan perempuan.

Dan yang lebih buruknya lagi, Ren mungkin tidak akan pernah bisa merasakan kenikmatan yang ditawarkan tubuh perempuan jika dia pergi ke luar sekarang.

Akhirnya Ren merasa puas. Dalam hati dia berkata, "Zenin, terima kasih banyak! Aku merasa bisa mati dengan tenang sekarang!"

Ren yang tidah tahu apa-apa tentang kematian membuat guyonan seakan-akan kematian adala sesuatu yang remeh.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!