Erina Anjani , gadis yang tengah terluka karena pengkhianatan kejam kekasihnya memutuskan untuk pergi keluar negeri. Maksud hati ingin berlibur, untuk mengobati rasa sakit atas kecewaan yang ia terima, hari-hari Erina berganti dengan berbagai hal mendebarkan saat dirinya bertemu dengan seorang pria bernama Yerkhan.
Sering terlibat dalam situasi bersama, bibit cinta secara perlahan tumbuh di antara mereka. Namun sosok Yerkhan yang ternyata menyimpan banyak rahasia membuat Erina ragu untuk melangkah maju.
Bagaimana kisah cinta keduanya? mungkinkah Erina bisa menerima Yerkhan sebagai cintanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chronicha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21+ Masa lalu Yerkhan (2)( mengandung adegan kekerasan)
" He.. henti.. kan" mohon ibu Yerkhan memeluk kaki sang suami, mencoba melindungi anak tunggal kesayangannya
" Ck! apa lagi?! belum puas dihajar? Hhaa?!" bentak ayah Yerkhan berusaha melepaskan kedua tangan erat sang isteri pada salah satu kakinya, dengan mendorong keras tubuh babak belur tersebut.
Duak!
Terdengar suara benturan yang cukup keras,hingga Yerkhan mulai bangkit perlahan dari posisinya. Tampak sang ibu yang sudah tak sadarkan diri dengan bagian kepala yang bersimbah darah akibat terbentur sudut meja dalam ruangan tersebut.
Melihat pria kasar yang masih terus menendang tubuh ibunya, lantas emosi Yerkhan mulai memuncak. Diambilnya sebuah botol wine yang masih terisi penuh, kemudian ia hantam kan sekuat tenaga ke punggung sang ayah, membuat pria tersebut kehilangan keseimbangan.
" Ibu sadarlah, ayo kita kerumah sakit!" seru Yerkhan menggoyang tubuh ibunya, namun wanita yang sudah babak belur itu tak merespon sama sekali, membuat Yerkhan khawatir setengah mati.
Dengan perasaan yang kacau, pemuda tampan itu mengecek denyut nadi pada bagian leher dan tangan sang ibu. Berharap agar wanita kuat tersebut masih bisa tertolong.
Namun apa yang ia harapkan sangatlah sia-sia, berulangkali Yerkhan mengecek, bahkan sampai melakukan CPR, mengikuti seperti apa yang telah diajarkan disekolah, tetap saja tak ada tanda pergerakan sedikitpun dari ibunya.
Benar, sang ibu yang amat ia sayangi telah tiada dengan kondisi sekujur tubuh bekas luka lebam. Sejenak pemuda tampan itu terdiam, dengan air mata yang sudah membanjiri wajahnya.
Rasa sakit, kesal, sedih, segala emosi negatif mulai menguasai pikiran dan hatinya. Ia merasa telah gagal melindungi wanita yang selama ini memberinya kasih sayang, merawatnya dengan sepenuh hati walaupun diposisi yang sulit sekalipun.
Melihat sang ayah yang mulai bangkit, seketika amarahnya memuncak, perasaan dendam mulai mendominasi akal sehatnya. Dengan langkah terhuyung, pemuda tampan tersebut bergegas menuju dapur. Dibukanya sebuah laci berisi aneka ragam peralatan masak, hingga netra coklatnya terfokus pada sebuah pisau berukuran besar yang biasa dipakai untuk memotong ikan.
Sang ayah yang mulai tersadar dari mabuknya, mencoba bangkit dari posisinya. Pria paruh baya itu kembali duduk pada kursi kerjanya. Ya benar, tragedi ini terjadi dalam ruangan kerja pribadi miliknya.
Dilihatnya sang isteri yang tak bergerak di atas lantai ruangan, dengan Yerkhan yang berdiri menggenggam sebuah pisau pada tangan kanannya. Tatapan yang putera tunggalnya berikan sangat dipenuhi rasa dendam yang mendalam.
Namun hal itu tak akan mengubah pendirian pria kejam tersebut. Raut wajahnya bahkan tak menggambarkan sedikit pun rasa penyesalan atas apa yang telah ia perbuat terhadap isteri dan putera nya.
" Apa yang akan kau lakukan? kau juga ingin membunuhku?!" tanya sang ayah dengan raut wajah penuh kekesalan.
Yerkhan hanya terdiam tanpa merespon sedikitpun, sorot netra coklat itu masih fokus menatap wajah pria yang telah menyiksa dirinya dan sang ibu, bahkan sampai membuat wanita yang telah melahirkannya tersebut sampai kehilangan nyawa.
" Ternyata kau cukup bernyali untuk melawanku. Jika keluarga besar tahu apa yang akan kau lakukan saat ini, seumur hidup mereka akan membencimu" tegas ayah Yerkhan beranjak dari posisi duduknya, mengambil sebuah pistol kaliber dalam saku jas yang dikenakannya, berniat akan menghabisi serta puteranya.
Namun, belum sempat pria kejam tersebut menodongkan pistolnya, dengan cepat Yerkhan melompat ke arah sang ayah, menikamkan pisaunya cukup dalam pada bagian perut pria kejam tersebut.
Sang ayah yang tidak ingin kalah pun menembakkan pistol yang digenggamnya kearah lengan bagian dalam puteranya. Seketika keduanya merasakan sakit yang luar biasa pada bagian tubuh yang terluka.
Namun obsesi Yerkhan untuk segera menghabisi pria kejam tersebut belum sepenuhnya sirna. Dengan susah payah ia mencabut pisau yang tertancap, kemudian menghujam nya berulang kali ke bagian jantung dan paru-paru sang ayah hingga memuncratkan banyak darah. Bahkan percikan darah yang mengalir deras itu sampai mengenai wajah tampannya.
Jleb !
Jleb !
Craatttt~ !
" Hahahahaha!! pergilah ke neraka!!" seru Yerkhan tanpa menghiraukan sang ayah yang sedang meregang nyawa.
Pemuda tampan itu terus menghujamkan pisaunya berulang kali hingga sang ayah benar-benar tak bergerak. Seketika suasana menjadi sunyi, hanya terdengar suara deru napasnya yang terengah-engah setelah berhasil menghabisi sang ayah.
Dilihatnya kembali jasad pria kejam yang sempat ingin membunuhnya tadi, tampak lebih mengenaskan dari jasad ibunya. Darah segar tampak tergenang disekitarnya.
Wajah tampan itu tampak tak berekspresi sedikitpun. Tanpa menghiraukan rasa sakit pada bagian lengannya yang terkena tembak, diseretnya jasad sang ibu secara perlahan menuju pintu keluar kediaman mewah tersebut.
Hal itu dilakukannya karena sudah tak sanggup apabila harus menggendong jasad yang cukup berat itu. Dengan sisa tenaga terakhirnya, pemuda tampan yang berlumuran darah itu berhasil menyandarkan tubuh ibunya di pilar, depan beranda kediamannya.
" Ibu tunggu sebentar ya, aku akan menyiapkan mobil" ujar Yerkhan dengan tatapan kosong.
Di pandangnya kembali wajah sang ibu yang mulai membengkak karena banyaknya luka lebam akibat ulah sang ayah.
Hingga datang lah sebuah mobil yang mulai memasuki halaman kediaman tersebut. Tampak seorang wanita seumuran dengan ibunya beserta dua orang pria yang masih berkerabat dengan keluarga Armanovich. Mereka adalah kedua paman dan bibi Yerkhan.
...----------------...
" Apa itu bibi Nur?" tanya Erina yang masih terisak, sembari menyeka air matanya Menggunakan tisu
" Ya benar, semenjak kejadian itu, Nurgul lah yang merawat Yerkhan hingga mengangkatnya sebagai anak. Dan semenjak itu pula aku yang baru saja menyelesaikan gelar, langsung direkrut menjadi dokter pribadi putera Nurgul" jelas dokter Aisha menyesap pelan secangkir teh dihadapannya
" Sekarang kau sudah tahu masa lalu nya, tinggal keputusanmu untuk tetap melanjutkannya atau tidak" dokter Aisha kembali berujar sembari meletakkan kembali cangkir teh di atas meja.
Entah mengapa rasa sakit mendominasi perasaan wanita cantik tersebut. Ia seperti merasakan apa yang Yerkhan alami pada kala itu. Berbeda dengan perasaan sakit saat kehilangan ibunya -ibu Erina, yang Yerkhan alami ialah perasaan hancur lebur, bagai sebuah kaca yang jatuh dari ketinggian puluhan meter, mustahil jika perbaiki kembali.
" Dokter, aku ingin membantu. Beritahu aku bagaimana caranya" ujar Erina mulai merasa tenang.
Mendengar ucapan Erina, membuat dokter Aisha cukup merasa lega. Karena mungkin saja kali ini tidak akan sesulit sebelumnya. Mengingat jika Yerkhan begitu menuruti apa yang Erina katakan.
Wanita berhijab itu bisa berkesimpulan demikian, karena melihat kesungguhan Erina yang benar-benar tulus pada pasiennya. Hal tersebut sangat berbanding terbalik dengan Yvelina yang hanya bisa memperkeruh kesehatan mental sang pasien, membuat pekerjaannya menjadi lebih sulit.
' Sudah kuduga sedari awal, wanita ini memang berbeda' batin dokter Aisha merasa lega.
artis rusia itu 🤣🤣🤭