Marsya adalah seorang dokter umum yang memiliki masa lalu kelam. Bahkan akibat kejadian masa lalu, Marsya memiliki trauma akan ketakutannya kepada pria tua.
Hingga suatu malam, Marsya mendapatkan pasien yang memaksa masuk ke dalam kliniknya dengan luka tembak di tangannya. Marsya tidak tahu jika pria itu adalah ketua mafia yang paling kejam.
Marsya tidak menyangka jika pertemuan mereka adalah awal dari perjalanan baru Marsya. Dan yang lebih mengejutkan lagi, ternyata ketua mafia yang bernama King itu ada kaitannya dengan masa lalu Marsya.
Akankan Marsya bisa membalaskan dendam masa lalunya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 3 Dr.Marsya
Marsya mulai menggerakkan tubuhnya, dia terbangun karena merasa tubuhnya sakit. "Astaga, ternyata ini bukan mimpi," gumam Marsya.
Marsya merasa kejadian tadi malam itu adalah mimpi, dia pun membuka matanya lebar-lebar dan ternyata klinik dia sudah sangat sepi. Marsya kaget, dan ternyata pasiennya pun sudah tidak ada di atas ranjang.
"Lah, dia ke mana? apa dia sudah pergi?" gumam Marsya.
Marsya bangun dan mendekati ranjang pasien, terlihat di sana segepok uang membuat Marsya kaget.
"Itu uang sebagai bayaran karena kamu sudah menyelamatkan saya." Begitulah isi surat yang tersimpan di atas uang itu.
Marsya merasa sangat bingung, namun dia juga tidak kalah bahagia karena mendapatkan uang sebanyak itu. Marsya dengan cepat naik ke atas kamarnya dan segera membersihkan tubuhnya. Klinik itu memiliki dua lantai, lantai pertama klinik dan lantai kedua merupakan tempat tinggal Marsya.
Marsya membuat nasi goreng dan makan dengan lahapnya. "Siapa pria semalam? apa dia orang jahat?" gumam Marsya bertanya-tanya.
Lalu Marsya melihat segepok uang yang diberikan oleh pria itu. Marsya menyunggingkan senyumannya. "Uang ini setimpal dengan apa yang sudah aku lakukan untuknya. Tapi, pria itu benar-benar kuat menahan rasa sakit," batin Marsya.
Marsya hidup sebatang kara, di dunia ini dia tidak punya siapa-siapa. Sejak Kakeknya pergi, dia sudah terbiasa hidup susah dan mandiri, bahkan dia menjadi seorang dokter pun berkat kegigihan dia sehingga dia mendapatkan beasiswa. Marsya adalah dokter yang baik, bahkan bagi orang miskin pun dia ikhlas mengobati tanpa harus membayar hanya saja Marsya terkenal sebagai dokter yang dingin dan jarang senyum.
Sementara itu di sebuah mansion, pria yang bernama King itu duduk termenung di kamarnya. Tiba-tiba, pintu kamarnya terbuka dan King tahu siapa itu. Seorang anak kecil memeluknya dari belakang.
"Daddy, tadi malam kemana, kok tidak pulang?" tanya anak perempuan yang bernama Arsy itu.
"Daddy ada pekerjaan, sayang," sahut King.
Anak perempuan berusia 5 tahun itu, menghampiri King dan menyentuh lengan King yang terbalut perban membuat King meringis kesakitan. "Tangan Daddy kenapa?" tanya Arsy dengan gemasnya.
"Tidak apa-apa kok," sahut King dengan senyumannya.
"Apa sakit? kok berdarah kainnya?" mata Arsy mulai berkaca-kaca.
King menatap wajah mungil anak kecil itu, lalu membelai wajahnya dengan lembut. "Daddy tidak apa-apa, jadi kamu jangan sedih," ucap King lembut.
"Arsy takut Daddy seperti Mommy, Daddy jangan tinggalkan Arsy kalau Daddy sakit nanti Arsy main dengan siapa?" sahut Arsy dengan air mata yang mulai menetes.
King segera memeluk Arsy. "Tenang saja, Daddy pria kuat tidak seperti Mommy kamu jadi kamu jangan khawatir ya," bujuk King.
Arsy menganggukkan kepalanya. "Sekarang kamu main sana sama kakak kamu, Daddy mau istirahat dulu," ucap King.
"Baiklah."
Arsy pun dengan cepat berlari dan keluar dari kamar King. Tidak ada yang tahu, King adalah seorang ketua Mafia yang sangat kejam dan disegani oleh kelompok Mafia lainnya. King memimpin kelompok Mafianya dengan kakaknya sendiri, bedanya kakaknya saat ini sedang menangani urusan international dan King menangani urusan dalam negeri.
"Siapa dokter itu, kenapa dia begitu santai dan tidak takut kepadaku?" batin King.
***
Setelah selesai sarapan, Marsya mulai membereskan kliniknya dan membuka kliniknya itu. Satu persatu pasien mulai berdatangan, dan seperti biasa Marsya melayani mereka tanpa senyum sedikit pun. Namun anehnya, para pasien tidak pernah kapok justru semakin banyak yang datang karena walaupun Marsya dingin dan tidak pernah tersenyum, namun Marsya baik.
"Dokter, tolong nenek saya dok, tadi nenek terjatuh di kamar mandi," ucap salah satu wanita dengan membawa neneknya.
"Baringkan dia di sini," ucap Marsya.
Nenek itu sudah sangat renta, dan terlihat kepalanya berdarah. "Kenapa bisa sampai jatuh?" tanya Marsya dingin.
"Tadi nenek katanya ingin ke kamar mandi, namun aku lagi tanggung masak jadi nenek ke kamar mandi sendiri dan akhirnya terjatuh," jelas wanita itu.
"Lain kali jangan biarkan nenek anda melakukan aktivitas sendirian, jaga nenek anda dengan baik-baik jangan sampai anda menyesal di kemudian hari," ucap Marsya tanpa ekspresi.
"Ba-baik, Dok," sahut wanita itu.
Tidak lama kemudian, Marsya pun selesai mengobati luka nenek itu. "Ini obat untuk neneknya, jangan lupa makan terlebih dahulu sebelum minum obat," nasihat Marsya.
"Baik dok, Terima kasih."
Wanita itu pun segera membawa neneknya pergi. Marsya melihat kepergian nenek itu dengan tatapan menerawang. Dia ingat kepada kakeknya yang sudah meninggal.
"Aku harus menemukan orang biadab yang sudah membunuh Kakek dan menghancurkan masa depan aku," batin Marsya dengan mengepalkan tangannya.
Selain menjadi dokter, Marsya juga masih aktif ikut kelas bela diri bahkan Marsya ikut dalam club boxing. Dia sudah mulai jago dan menjadi juara bertahan dan belum ada yang bisa mengalahkan Marsya. Tidak ada yang tahu, dibalik sosok Marsya yang cantik tersimpan dendam yang sangat membara kepada sosok di masa lalunya.
"Kakek, Marsya janji akan menemukan orang biadab yang sudah membunuh Kakek dan memper**sa Marsya. Sampai sekarang wajah pria tua bangka itu masih aku ingat dan aku yakin, sebentar lagi aku bisa menemukan orang itu," batin Marsya penuh dengan emosi.
Selain dendam di masa lalu, Marsya juga masih merasakan trauma yang sangat besar. Setiap bertemu dengan pria tua, tubuh Marsya akan bergetar hebat dan bayangan masa lalu langsung muncul dalam benak Marsya. Maka dari itu, sampai sekarang Marsya masih rajin cek up ke psikolog untuk menyembuhkan rasa traumanya.
***
Malam pun tiba...
King masuk ke dalam sebuah kamar, terlihat seorang wanita cantik terbaring dengan alat medis yang terpasang di seluruh tubuhnya. Dokter pribadi yang menjaganya, kaget dan segera bangkit dari duduknya sembari membungkukkan tubuhnya.
"Bagaimana keadaannya?" tanya King dingin.
"Masih sama Tuan, belum ada perubahan," sahut Dr.Rey dengan masih menundukkan kepalanya.
Setelah bertanya mengenai keadaan wanita itu, King pun kembali keluar tanpa bicara sepatah kata pun. King duduk di bar mini miliknya dan salah satu pengawalnya langsung membawakan minuman kepada King. Wanita itu bernama Tessa, dia adalah kekasih King namun mereka berdua sudah memiliki anak yang bernama Arsy.
Tessa merupakan anak yang tersisih oleh keluarganya, bahkan adiknya merencanakan pembunuhan Tessa. Pada saat King ingin meresmikan hubungannya dengan Tessa dalam ikatan pernikahan, Tessa tiba-tiba mengalami kecelakaan yang sangat parah mengakibatkan kerusakan di otaknya dan sampai sekarang mengalami koma. Keluarga Tessa merupakan kelompok Mafia juga, dan merupakan musuh bebuyutan King.
"Issshhhh....kurang ajar, berani sekali mereka membuatku terluka," gumam King sembari mengusap lengannya yang terluka.