Galih Pratama, ya, namanya Galih. Galih adalah seorang tuan muda dari keluarga kaya dan terkenal pintar. Galih dibangga-banggakan oleh keluarganya, terutama ayahnya. Hal ini membuat kakak dan adik Galih sakit hati dan memfitnah Galih, hingga ia diusir dari rumahnya.
Bagaimana perjalanan galih selanjutnya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kera
"Tenanglah nak, bukan aku yang membunuh dukun rendahan itu. lagi pula jika aku yang membunuhnya aku tidak akan meninggalkan jejak." Ucap condromowo.
"Jika bukan kau siapa lagi, aku menemukan buktinya tadi pagi, bilah kujang ini ada bercak darah yang sudah mengering."
"Justru kujang itu sendiri yang membunuh dukun rendahan itu."
"Hah!! Apa kamu fikir aku bodoh? Mana mungkin kujang ini benda mati."
"Kamu salah nak, itu bukan kujang biasa kujang itu adalah pusaka hidup. kujang itu melindungi pemiliknya."
Galih menyipitkan matanya memandangi condromowo. Galih lalu duduk.
"Apa benar yang kau katakan."
"Benar kujang itu istimewa, selain pusaka hidup, kujang itu juga tidak memancarkan aura seolah itu hanya kujang biasa."
"Hahahaha...!!" Tawa galih.
"Kenapa kau terlihat senang nak?"
"Dengan kujang ini aku bisa memberikan pelajaran pada adik kurang ajarku itu, agar bisa menghormati kakaknya. Tadinya aku berharap padamu, tetapi melihat wujudmu seperti ini bahkan satu kali pukulan dari adikku saja kau sudah tewas. Beruntung sekali aku menemukan kujang ini." Ucap galih sambil memeluk kujangnya.
"Hahahaha, ku kira apa. ketahuilah nak wujud asliku bukan seperti ini aku berwujud begini agar kau tidak ketakutan ketika melihatku."
"Hah!!. Apa wujud aslimu? harimau, singa beruang, naga atau dinosaurus. tunjukan padaku." Tanya galih dengan wajah antusias.
"Kera."
Galih langsung bersender di kursi dengan wajah kecewa. "Apa bedanya." Ucap galih.
"Tentu saja berbeda nak, apa kau tidak tau monyet, dan kera adalah dua species yang berbeda."
"Aku tau itu!!, kau tak perlu mengajariku!. kera dan monyet memang berbeda tapi kedua hewan itu tidak kuat sama sekali! kera hanya cenderung lebih besar dari pada monyet."
"Lupakan tentang monyet dan kera nak, kau harus menghentikan perbuatan orang orang jahat di desa penggarit ini sebelum kamu menemui keluargamu."
"Apakah harus?"
"Tentu saja, apa kamu tidak kasihan pada penduduk di desa ini, ketahuilah nak kau di sini untuk menghentikan mereka."
"Siapa yang kamu maksud mereka."
"Manusia munafik, dan siluman."
"Sii.siluman, apakah kamu gila!! bagaimana aku bisa melawan mereka apakah aku bisa mengandalkanmu 'TIDAK' kau hanya kera, atau monyet dan ini hanya kujang, mana mungkin bisa membunuh siluman hanya sekali tikam kalau manusia mungkin masih bisa."
"Tapi ini semua sudah takdirmu nak, Kamu harus menghentikan mereka tenang saja jika kamu kalah aku akan bertindak."
"Bertindak bagaimana, paling kamu cuman bisa menjambak jambak atau mencakar cakar wajah. Eh tunggu.... tongkat emas itu apa itu milikmu." tanya galih.
"Benar itu milikku. Apa kamu mau pinjam?"
"Mungkin saja siluman gorila putih ini ada gunanya, aku bisa meminjam tongkat emas itu untuk memukul rizky agar dia sadar." Gumam galih.
"Tidak, aku akan meminjamnya ketika aku membutuhkanya. Baiklah aku akan menghentikan orang atau siluman yang di maksud kau. Jika aku mati sampaikan pada kedua orang tuaku dan fauziah aku sangat mennyayangi mereka."
"HAHAHAHA." Tiba tiba condromowo tertawa keras sambil memegang perutnya.
"Kenapa kau tertawa! apa ada yang lucu!, itu adalah bukti kasih sayangku pada mereka! walupun hanya kata kata."
"Tidak nak aku bercanda, apa tidak ada lagi yang ingin kau tanyakan nak?"
Galih berfikir sejenak.
"Oh yah, kenapa kamu bisa mengikutiku."
"Karena kamu yang melepaskanku."
"Hah! Kapan aku melepaskanmu?"
" 7 tahun yang lalu, apa kau tidak mengingatnya?"
Nampak galang sejenak berfikir. "Tidak aku tidak ing.... tunggu!! Aku ingat apa kau itu monyet putih yang tersangkut akar akar pohon?" Tanya galih
"Iya benar nak, aku monyet yang terjebak di akar akar itu."
Tujuh tahun yang lalu, galih mendaki gunung gede pangrango bersama teman temanya, galih yang saat itu tengah mencari kayu bakar malah melihat monyet putih tersangkut akar pohon. ia adalah condromowo bukanya condromowo tidak bisa lepas, tapi condromowo yang saat itu ingin melepaskan diri malah datang galih melepaskan akar akar pohon dengan belati yang dia bawa, bahkan memberi condromowo pisang. Inilah kenapa condromowo mengikuti galih.
"Kalau tau jadi begini, waktu itu aku tidak akan melepaskanmu."
"Sudah tidak ada lagi kan yang ingin kau tanyakan?"
"ada, siapa manusia yang harus aku singkirkan dan di mana aku bisa menemukan siluman yang harus aku bunuh?"
"Tanyakan pada calon istrimu ia banyak tahu soal itu. Kurasa cukup. aku pergi dulu. Assalamualaikum." Ucap condromowo lalu asap putih mengelilingi tubuh condromowo dan hilang begitu saja.
"Walaikumsalam."
Setelah condromowo pergi, galih pergi mencari rumput untuk makan anak kambingnya.
Waktu berjalan cepat. Galih saat ini di pinggir sungai mencari rumput untuk makan anak anak kambingnya.
Sring!! Sring!! Sring!!
Galih menebas nebas rumput menggunakan kujangnya, lalu di masukan ke karung yang ia bawa. Setelah beberapa menit mencari rumput, galih akhirnya selesai dan mengakat tiga karung berisi rumput untuk di bawa pulang.
Dalam perjalananya galih berpapasan Dengan para pemuda pemuda memakai pakaiyan serba putih.
"Mas." Sapa salah satu pemuda sambil tersenyum, dan di balas senyuman galih.
Para pemuda dengan pakaiyan putih itu menyapa galih sambil tersenyum ke arah galih dan kembali berjalan.
Sesampainya di rumah galih memberikan makan anak anak kambingnya, dan langsung duduk di teras dan menelphone fauziah.
Tuttt!!!!
Tuttt!!!
Tuttt!!!!
Setelah beberapa saat akhirnya panggilan terhubung. "Assalamualaikum zah maaf ganggu."
"Walaikumsalam, ga papah mas..... santai aja kenapa nelpon mas?"
"Apa kamu tau zah, orang orang yang kaya menganut ilmu hitam di sini. atau siluman siluman gitu."
"Kenapa nanya begitu mas? Apa khodam mas udah nemuin mas?"
"Iya zah ternyata khodam mas cuma monyet putih kecil, dia nyuruh mas buat nyelesain masalah yang ada di desa ini. Dia juga nyuruh mas buat minta bantuan kamu buat nyelesain masalah di desa ini."
"Tenang aja mas, fauziah tau siapa orang yang membuat Onar di desa ini, tapi ada satu yang fauziah ga tau mas. Orang itu yang membangkitkan jin qorin diajeng, aku tidak bisa menerawangnya mas bahkan lingga juga tidak bisa, ku rasa yang bisa ngimbangin atau ngalahin dia cuman mas dan khodam mas."
"Hah!! Mana mungkin zah khodamku kecil zah, ga ada sangar sangarnya sama sekali."
"Percaya sama aku mas, khodam mas itu kuat hanya mas yang bisa ngalahin orang itu. Kalau orang itu di biarkan kasihan ibu anjas di alam sana mas. dia pasti tersiksa karena jin qorinnya di bangkitkan."
"Kasihan juga yah zah, ya sudah zah mas tutup yah maaf kalau ganggu."
"Bentar dulu mas."
"Kenapa zah?"
"Nanti malem kita ke rumah kyai dasikin." Ucap fauziah.
"Ngapain zah?"
"Udah, nanti mas juga tau."