NovelToon NovelToon
MENJADI PELAYAN PANGERAN IBLIS JAHAT

MENJADI PELAYAN PANGERAN IBLIS JAHAT

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Kutukan / Romansa
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Chichi

Laura adalah seorang wanita karir yang menjomblo selama 28 tahun. Laura sungguh lelah dengan kehidupannya yang membosankan. Hingga suatu ketika saat dia sedang lembur, badai menerpa kotanya dan dia harus tewas karena tersengat listrik komputer.

Laura fikir itu adalah mimpi. Namun, ini kenyataan. Jiwanya terlempar pada novel romasa dewasa yang sedang bomming di kantornya. Dia menyadarinya, setelah melihat Antagonis mesum yang merupakan Pangeran Iblis dari novel itu.

"Sialan.... apa yang harus ku lakukan???"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chichi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

OFFICIAL

Bocah itu terdiam di tempat, "Sihir apa yang sudah Iblis itu racunkan padamu?" Bocah itu menatap Edith dengan tajam.

Mendadak, Edith merasakan udara dingin di sekitarnya. Dan saat itu juga, Adler terbangun menatap bocah yang sedang di hadapan Edith.

Merasakan tatapan yang menyengat seperti ancaman, bocah itu menoleh. Menoleh ke arah Adler yang meliriknya. Adler tetap bersikap tenang. Dia duduk dan melihat ke arah Edith perlahan, "Kenapa ada orang lain di sini?" Tanya Adler.

Edith merasa seakan dia terciduk. Edith yang tidak tau apa yang Adler rasakan atas kehadiran bocah itu meringis polos sambil datang ke arah Adler. Edith mengusap ubun-ubun Adler dengan lembut. "Biarkan dia disini. Kasihan kalau dia berkeliaran malam-malam begini"

Adler tidak mengerti mengapa Edith seperti itu. "Kau ini bodoh atau polos?" Tanya Adler blak-blakan.

"SHHHT!" Edith membekap mulut blak-blakan Adler dengan kedua tangannya. "Kau ini! Jangan berkata buruk jika ada anak kecil! Bagaimana jika dia menirunya!?" Edith melototi Adler.

Adler hanya bisa menghela napas dan melihat ke arah bocah itu yang tampak penasaran dengan hubungan mereka. Adler meringis tipis. Dia meraih pinggang Edith dan menariknya, hingga Edith jatuh di pangkuannya.

Edith terkejut. "Sial! Apa yang kau lakukan!? Ada anak kecil di depanmu!" Edith memberontak dan mendorong dagu Adler hingga mendongak.

Adler tersenyum puas, "Edith, jaga bicaramu. Di depanmu ada anak kecil loh" Dia mengulangi apa yang Edith katakan padanya sebelumnya.

Edith sungguh kesal dengan sikap yang Adler lakukan. Dia meraih bibir Adler dengan tangan kanannya dan meremas bibir Adler seperti sedang meremas jeruk minum. "Lepaskan aku" Ucap Edith pada Adler.

Bocah itu terdiam di tempat, dia tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Seorang Iblis yang terkenal, bibirnya dicengkram oleh manusia biasa yang bisa mati hanya karena hembusan anginnya. "Tidak mungkin kalian hanya sebatas partner" Ucap bocah itu melihat Edith tidak peduli dengan tangan Adler yang memeluknya, Edith hanya fokus pada ucapan Adler.

Adler meraih tangan Edith yang meremas bibirnya, sambil melihat bocah itu. "Siapa yang bilang kami Partner? Kami sepasang kekasih" Jawab Adler.

Bocah itu menoleh ke arah Edith karena Edith tidak mengatakan hal itu. Dari cara menoleh bocah itu, Adler sudah sangat paham. Adler menoleh ke arah Edith yang melihatnya.

Edith gelagapan. "Ouh! Haha...ha, Kau tidak pernah mengungkapkan perasaanmu padaku, jadi ki...kita belum sepasang kekasih! Ha...ha" Gelagapan Edith.

Adler mengakui jika dia memang belum menyatakan perasaannya pada Edith. Dia hanya mengklaim hubungannya pada Iblis yang ada di tubuh Ash saat itu. Kedua mata Adler terbelalak lebar. "Haruskah aku menyatakan perasaanku untuk menjadi kekasihmu? Apa itu caramu agar mengakuiku? Padahal, kita sudah tidur bersama" Adler mendramatis.

"HEH!" Edith kembali mencengkram bibir Adler. "Tidur bersama matamu! Di sini hanya ada satu ranjang dan satu selimut! Ya kali aku mau melihatmu tidur di lantai. Aku ini orang yang baik tau!" Edith melepaskan tangannya yang mencengkram bibir Adler hingga memerah.

"HAH!? Kau menyalahkan kamarnya sekarang!?" Adler melepaskan Edith dari pelukannya. "Kalau saja kamar di sini tersisa dua, aku pasti akan memesan dua. Ini hanya ke-ter-pak-saan, Sa...yang...." Ucap Adler dengan penekanan di akhir kalimat.

Sekujur tubuh Edith bergidik mendengar panggilan itu dari Adler. "Sial, kau pasti bukan Adler yang ku kenal...."

Bocah itu tersenyum tipis melihat percakapan mereka berdua yang ternyata lebih baik dari yang dia duga.

"Apa yang kau katakan? Aku memang Adler yang kau kenal. Haruskah aku menyatakan perasaanku sekarang agar kau mengakuiku sebagai kekasihmu? Bukan sebagai Partner"

Bocah itu merasa tersingkirkan. Dia memilih untuk membersihkan dirinya di kamar mandi.

"Jika kau butuh intan permata sebagai simbol rasa seriusku, aku tidak memilikinya untuk sekarang. Tapi, jika hal yang lainnya, seperti sihir ataupun tenaga, aku bisa memberikannya padamu. Bagaimana Edith? Kau tidak mau menjadi kekasihku?" Adler memegang kedua tangan Edith.

Edith tidak sanggup melihat tatapan yang Adler berikan. Tatapan yang lurus dan datar. Tidak seperti orang yang benar-benar memiliki perasaan. Ya, ini sudah tertulis dalam biodata karakter di dalam novel. Meski kategori Adler di dalam novel tidak disebutkan bangsanya, Adler memiliki kesulitan dalam menunjukkan ekspresinya kepada orang lain. Namun, Adler memiliki sifat setia hanya kepada orang yang dia anggap penting dalam kehidupannya.

Edith tersenyum dan mengusap kepala Adler. "Adler bolehkah aku bertanya sesuatu?" Tanya Edith.

"Bertanya apa?' Tanya Adler.

Edith tersenyum tipis sambil menundukkan kepalanya dan mengusap pipi Adler. Warna kulitnya, sungguh jauh berbeda dengan kulit wajah Adler yang cenderung matang. "Bagaimana jika terjadi kebakaran besar. Dan di dalam kebakaran itu, ada aku dan Pangeran Ash. Siapa yang akan kau selamatkan terlebih dahulu, jika kau hanya bisa membawa salah satu dari kami?" Tanya Edith dengan pandangan mata yang sayu.

"Lagi-lagi, tentang kebakaran" Adler menatap kedua mata Edith yang sayu. Adler menjepit hidung Edith dengan pelan dan menariknya sedikit, hingga membuatnya menoleh ke arah wajahnya.

Senyuman tipis terlihat di wajah Adler dari mata Edith. "Aku adalah Pengawal Pangeran Ash. Dia pernah menyelamatkanku sekali. Hingga saat ini, aku masih belum bisa membayarnya. Jika kau dan Pangeran Ash terjebak dalam bencana, aku pasti akan menyelamatkan Pangeran Ash terlebih dahulu sebagai Prajuritnya karena sumpahku. Sayangnya, aku adalah Iblis, Iblis yang sekaligus menjadi musuhnya. Aku tidak perlu menyelamatkan salah satu dari kalian. Aku hanya perlu melindungi kalian sebelum kebakaran itu terjadi dan mencari cara agar kalian terhindar dari kebakaran itu" Jawab Adler melepas jepitan tangannya.

Edith tersenyum lebar. Ini sungguh melebihi ekspektasinya. Adler sungguh persis seperti apa yang didiskripsikan oleh Authornya. Adler begitu setia, dia yang paling berhati-hati dengan setiap tindakannya untuk masa depan. Edith pasti akan dilindungi penuh oleh Adler.

"Ummm, kalau begitu,... Kau pacaran saja dengan Ash" Edith mengoda Adler karena itu terdengar lucu.

Adler tidak bisa berkata-kata, mendengar ucapan Edith. Dia khawatir jika Edith berfikir dia tidak bisa melindunginya.

"Aku bercanda" Ucap Edith.

"Ya, aku mau menjadi kekasihmu, tapi tolong, jadilah kekasih yang baik" Ucap Edith menyentuh dahi Adler.

1
Airyn Choi
keren 😍 seru di khayalin. semangat menulis terus..
jeesomoody_
Fun bgt ceritanya, next thor
Pikachu gosong
semangat buat lanjutinnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!