NovelToon NovelToon
Istri Rahasia Kaiser

Istri Rahasia Kaiser

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Nikah Kontrak / Identitas Tersembunyi / Dijodohkan Orang Tua / Bad Boy / Slice of Life
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: tiatricky

Lelaki yang sangat ingin kuhindari justru menjadi suamiku?

•••

Kematian Devano dan pernikahan kedua sang Papa, membuat kehidupan Diandra Gautama Putri berubah. Tidak hanya itu, dia menjadi pasangan seorang Kaiser Blue Maverick ketua geng motor HORIZON. Cowok bad boy yang membencinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tiatricky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 27

"Diandra.. kamu saya daftarkan olimpiade matematika mau?."

Diandra saat ini berada di ruang guru. Gadis itu tersenyum dan mengangguk kepala. "Iya, Bu. Saya bersedia. "

Bu Indah wali kelasnya tersenyum mengangguk kepala. Dia mengamati muridnya. "Kamu kenapa kelihatan sedih? Bisa pengaruh terhadap olimpiade loh. Kali ini, saingannya lebih sulit dari sebelumnya. "

Diandra menggelengkan kepalanya. "Saya tidak apa-apa, Bu. Saya sedang senang sekali bisa memberikan apresiasi kepada Ibu. "

Indah terharu mendengarnya. "Tidak salah jika kamu masuk sekolah ini. Ya sudah, kamu isi formulirnya. "

"Bu Indah, kenapa nggak diganti Indar saja? Dia lumayan pinter loh." Seorang guru wanita berujar. Dia melirik sinis Diandra yang sedang mengisi formulir.

Bu Indah menoleh kearah sampingnya. "Saya tahu Indar nggak kalah pinter sama Diandra. Tapi gadis itu mudah gak sabaran mendapatkan nilai bagus. Saya tidak yakin nilai yang diperolehnya jujur. "

Wanita itu mengepalkan tangannya kuat. "Begitu ya. "

"Sudah, Bu. " Diandra menyerahkan formulirnya.

"Nanti jadwalnya saya kasih tahu di chat ya. " Bu Indah menerima formulir tersebut.

Diandra tersenyum dan mengangguk kepala. Dia pergi meninggalkan ruang guru dengan sopan santun. "Baik, Bu. Saya permisi. "

Saya harus menyingkirkannya. Wanita membatin dengan tatapan sinis pada Bu Indah.

•••

"Hai, Dia!." Sapa Kenzie dengan ramah. Ketampanan semakin bertambah saja.

Diandra yang tengah makan siang di kantin sendirian menoleh. Lalu dia tersenyum. "Hai, Ken. Kamu nggak makan?."

Laki-laki itu mendudukkan dirinya di dekat Diandra. Mengelus perutnya. "Gue kenyang banget sih. Lihat. Perut gue kaya orang hamil. "

Diandra mengintip lalu tertawa kecil. "Kamu ini ada-ada saja, Ken. Mana ada cowok hamil. "

"Hehe. Iya juga sih. " Kenzie menyengir lebar. "Lo gak dibully kan sama mereka?."

Gadis itu menggelengkan kepala. "Nggak kok. Ak— eh?."

Laki-laki itu menatap serius Diandra. "Beneran Lo gak dibully sama mereka? Lo harus lapor langsung ke guru BP. Biar mereka kapok. "

Dug

"Aduh, gimana sih kamu nyuapin nya? Kena hidungku nih. " Gerutu Vanesa kesal.

Kaiser beranjak dari kursi. Berjalan mendekat pada Kenzie dan Diandra. Mengabaikan sang pacar. "Asyik banget sih ngobrolnya. Gue gabung ah. "

Kenzie menatap dingin bosnya. "Minggir Lo dari sini. "

Diandra menghela nafas berat. Dia memilih fokus untuk makan siang dari pada ikut-ikutan. Yang ada disalahkan lagi.

Kaiser terkekeh geli mendengarnya. Dia menaruh sambal di atas piring Diandra. "Sambelnya jangan dikit dong. Banyakin. Lo bukan cewek lemah. "

Bahu Diandra merosot.

Alaska dan Elang datang. Mereka memasukkan banyak saos tomat dan kecap di mangkok bakso Diandra.

"Ini dia porsinya. " Alaska tersenyum puas.

"Berhenti gangguin cewek gue!." Ucapan Kenzie mengalihkan perhatian yang lain.

Kaiser mengepalkan tangannya kuat. "Lo sama dia gak ada hubungan apa-apa. Gue ada urusan penting sama cewek ini. "

Bug

Kenzie membogem mentah di wajah Kaiser. Lalu menarik tangan Diandra pergi meninggalkan kantin.

Brak

"Brengsek!." Kaiser mengumpat kesal. Dia menyugar rambutnya ke belakang. Gila lama-lama gue jadinya.

"Habisin baksonya, Lang. " Alaska berujar pada Elang.

"Ogah. Bukan gue yang mulai ye. " Elang tidak terima.

Rival menatap kearah Vanesa yang tampak santai. Gadis itu tidak peduli dengan pacarnya. Aneh. Biasanya juga Vanesa bakal ngikutin Kaiser. Tumben nikmati makanan doang.

Bug

"Aduh, kenapa sih Yang?."

"Lo dengerin gue cerita nggak sih? Malah lihatin sono. " Chika cemburu dengan sang pacarnya dengan ekspresi dongkol.

Rival mengelus kepala kekasihnya dengan lembut. "Maafkan aku, sayangku. Aku tiba-tiba terpikirkan sesuatu. "

"Gue lebih banyak pikiran dari pada Lo. Lo mah nggak ada otak. " Chika mencibir dengan sinis.

"Sst! Gue seriusan. Nanti aku ceritain deh. Please, jangan marah ya. " Rival memohon dengan wajah melas.

"Gue maafin tapi dengan satu syarat. "

"Apapun syaratnya aku turuti. Asalkan kamu nggak marah. " Rival seperti anak kecil yang menggemaskan sekali.

Senyuman miring terbit di bibir Chika. "Gue minta Lo keliling desa pake sempak doang. Gimana? Mau?."

Rival melotot mendengarnya. "Nggak ada gitu yang lain. Kalau depan kamu aku mau. Dipegang anu juga mau. "

Plak

Chika menampar lengan kekasihnya dengan keras. "Nggak mau. Itu syaratnya. "

•••

"Kamu jadi kencan kan hari ini?." Tanya Vanesa sambil mengejar Kaiser.

Kaiser mengangguk kepala. Dia mengusap kepala kekasihnya dengan lembut. "Janji dong. Apa sih yang enggak buat kamu?."

Sedangkan Diandra berjalan keluar dari gerbang sekolah. Gadis itu melangkahkan kakinya pelan. "Abang!."

Alsan yang tengah menunggu menoleh. Dia tersenyum. "Hei, adikku sayang. Dahinya kenapa?."

Diandra mengusap dahinya. "Tadi aku nggak sengaja kejedot tembok dan luka deh. Aku nggak papa. Kenapa Abang nyusul sampe di sini?."

Alsan menghela nafas panjang. Matanya melirik kearah Kaiser yang tengah berboncengan dengan seorang gadis. Brengsek! Beraninya selingkuhin adik gue?

"Abang..." Panggil Diandra dengan pelan.

Oh, jadi ini pacar Lo? Ngeri juga sih. Alsan membatin mengejek.

Alsan menoleh pada seorang adiknya. "Cepetan naik!."

Adiknya pun menurut. Dia segera naik ke atas motor sport berwarna silver itu.

"Sialan banget tuh cewek. Gue diabaikan anjing!." Kiara mengepalkan tangannya kuat.

•••

"Ngapain sih Lo baik sama cewek culun itu?."

"Cih. Gue lebih suka nona Diandra dari pada monyet itu. Kenapa? Lo gak suka?Pergi aja sono. Gue gak butuh ceramah Lo. "

"Dah, Lo gila? Dari pada cewek jelek itu, lebih baik tuan Kai menikah dengan nona Diandra. Gak level. Cuih!. "

Idah yang tengah mengepel lantai mendengus geli. "Sadar diri. Lo pikir Lo siapa hah? Lo gak bakal bisa menguasai harta keluarga ini. "

"Dih! Siapa juga yang mau kuasai harta keluarga ini?." Perempuan itu menatap sinis Diandra. "Penampilannya aja beda jauh dari nona Vanesa. Lebih cocok sama nona Vanesa dari pada cewek bego kek gitu. "

Idah yang geram mencekik leher perempuan itu. "Jaga ucapan Lo! Lo itu cuma pelayan di sini. Gak sok jagoan deh. Lo yang tolol, bego!."

Perempuan itu tidak terima lalu menjambak rambut Idah. "Lo pikir gue takut sama Lo? Lo aja berani ngatain nona Vanesa. Gue juga berani ngatain cewek sialan itu. Adil kan?."

Idah berusaha melepaskan rambut dari genggaman perempuan itu. Begitu terlepas, tubuhnya justru terpleset dan hampir terjatuh.

Deg

Perempuan itu menatap tidak percaya. Sejak kapan tuan Krisna pulang? Gawat. Saya bisa dipecat ini.

"Eh?." Idah menoleh dan terkejut ketika tubuhnya ditahan Krisna. Bisa dia rasakan degup jantung begitu kencang. "Ma maafkan saya. "

Krisna mengangguk kepala. Menatap kedua pelayan itu secara bergantian. "Kalian ada masalah?."

"Tidak tuan. " Serentak keduanya menjawab dengan sopan.

"Sa saya pergi dulu. " Perempuan itu pergi meninggalkan ruang tamu. Apakah dia mendengar perdebatan kami? Jangan sampai ketahuan. Mati saya nanti.

Bergegas Idah melanjutkan aktivitas mengepel lantai.

"Dah, Diandra belum datang kah?. " Krisna bertanya.

Idah berhenti sejenak dan menoleh. "Belum, tuan. Kenapa?."

"Bukan apa-apa. Saya khawatir dia kenapa-kenapa. " Krisna terlihat cemas dan khawatir.

Perempuan itu tersenyum tipis. "Jangan khawatirkan tuan. Saya yakin bahwa nona Diandra baik-baik saja. "

Krisna mengangguk kepala. "Terima kasih, Dah. Oh ya, nanti malam ada tugas kelompok di sini. Saya ingin kamu siapkan cemilan untuk mereka. Kira-kira empat orang. "

"Baik, tuan. " Angguk Idah mengerti. Apa-apaan tadi? Jantung ini berdebar kencang sekali. Tidak mungkin saya menyukainya. Status kami berbeda.

Idah semakin tidak karuan setelah kepergian Krisna. Perempuan itu menarik nafas dalam-dalam kemudian mengeluarkan perlahan. Tapi itu rasanya nyaman dan hangat. Tidak, Idah. Lo cuma kagum bukan sayang apalagi cinta. Lo gak pantes buat dia.

Bersambung...

1
Metana
yang dicekik orang tua lo aja, kenapa Diandra Dia kan gak salah apa-apa/Speechless/
Người này không tồn tại
Next chapter, please! Aku harus tahu kelanjutan ceritanya.
DreamHaunter
Baca cerita ini seperti terlempar ke dunia lain. Aku suka banget, terima kasih telah membuat pengalaman membaca ini begitu intens. 🙌
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin yaa
total 1 replies
Isolde
Tolong update sekarang juga biar bisa tidur malam dengan tenang.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!