NovelToon NovelToon
Ketulusan Cinta Umar

Ketulusan Cinta Umar

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Kaya Raya / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Suami ideal
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ummu Umar

Umar yang menikahi sekarang gadis karena insiden yang dialami keduanya, kisah cinta rumit keduanya karena ternyata sang Istri memiliki orang yang dia cintai

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kabar Bahagia

Setelah pernikahan Ubay yang penuh drama itu, mereka akhirnya berkumpul di ruang keluarga karena Umar akan menyampaikan kabar bahagia yang telah lama ditunggu oleh keluarga mereka.

"Ada apa kak Umar kelihatannya beritanya itu sangat menggembirakan sampai kakak terlihat cerah seperti itu?? ". Tanya Ammar dengan tatapan selidik.

Dia melihat sepasang suami istri itu memasang wajah senyum penuh kebahagiaan, dia sampai menerka-nerka, apa yang sebenarnya disampaikan.

"Kakak kalian Shifa kini tengah mengandung, dan kami akan diberi anak kabar sekaligus". Ucapnya dengan tersenyum lebar.

Semua yang ada disana membulatkan matanya mendengar penuturan sang anak tertua keluarga itu.

"Beneran?? Tanya mereka dengan kompak.

Umar terkekeh melihat reaksi keluarganya itu sedangkan Shifa sudah tersenyum kecil melihat mereka.

"Akhirnya". Ucap Mereka dengan serempak dan sujud syukur.

"Selamat yah nak, kalian akan jadi orangtua, Abi kita akan jadi kakek dan nenek". Ucap Shofiyah memeluk Ahmad dan meneteskan air matanya.

"Iya ummi, kita harus mengadakan syukuran menyambut cucu pertama kita". Ucapnya kegirangan.

Shofiyah mendekati mereka kemudian memeluk mereka dengan tangis Haru, mereka tidak menyangka jika hari ini tiba dan itu sangat membahagiakan.

"Selamat yah nak setelah menunggu lama akhirnya Allah mempercayakan kalian untuk memilikinya".

"Terima kasih Ummi, doakan kami semoga semuanya lancar sampai dia lahir dengan baik ke dunia". Ucap keduanya membalas pelukan Shofiyah dengan tangis.

Sang Ibu inilah yang selalu membesarkan hati keduanya ketika kabar miring dan kabar tidak baik lainnya disematkan pada mereka bahkan beliau berada Paling depan untuk menjaga dan melindungi dirinya.

"Umar jaga istrimu dan anakmu baik-baik nak, jangan terlalu sering meninggalkannya bekerja, kalian bisa sering-sering kesini jika kamu merasa bosan, atau kerumah ibumu nak".

"Iya Ummi, aku akan sering-sering anatar istriku kesini atau kerumah mertuaku jika dia ingin, terserah dia maunya dimana". Ucap Umar membelai kepala sang istri dengan sayang.

"Selamat yah kak, semoga kalian berdua sehat dan baik-baik saja sampai melahirkan nanti ". Ucap Ammar tersenyum bahagia.

"Iya kak jangan terlalu capek, telpon kami jika kakak ingin kemanapun, kami siap membantu dan mengantar kalian kemanapun". Ucap Ubay dengan senyuman.

Dibalik musibah dirinya, ada kabar yang sangat membahagiakan dari sang kakak, anak yang selama ini mereka nanti akhirnya diberi dan lebih hebatnya lagi langsung dapat 2.

Sedangkan Safa tersenyum sendu, dirinya juga menikah sudah hampir setahun tapi belum ada tanda-tanda dirinya juga mendapatkan kepercayaan seperti kakak sepupunya itu.

"Jangan bersedih dek, kita juga akan mendapatkan nya, hanya kita harus sering memintanya pada Allah". Ucap Ammar mengelus kepala sang istri.

Safa mengangguk kan kepalanya kemudian memeluk suaminya yang berada disampingnya itu.

Setelah berbincang-bincang mereka pun pulang kerumah masing-masing termasuk ketiga pasangan itu.

"Ayo kita istirahat dek, kamu tidak boleh kecapean". Ucap Umar begitu mereka sampai dirumah.

"Iya kak". Shifa menurut apa perkataan suaminya setelah bersih-bersih dan berganti pakaian, dia merebahkan dirinya ke tempat tidur dan tidur dalam pelukan suaminya.

Hari berganti bulan , tidak terasa kini usia kandungan Shifa memasuki usia 8 bulan lebih dan akan melahirkan sebulan lagi. Sang mertua dan suami selalu bersiaga untuknya begitupun dengan ayah dan ibunya sendiri.

"Bagaimana kabarmu nak pagi ini?? Tanya Ibunya yang datang menginap bergantian dengan besan.

"Baik ibu, hanya saja perasaanku selalu merasa tidak enak, entah karena apa". Shifa mengkerutkan keningnya karena bingung akan perasaannya.

"Tidak apa nak, kamu akan melahirkan, kamu hanya khawatir saja, jangan terlalu banyak pikiran, kasihan bayimu nanti". Ucap Rina mengelus kepala sang anak.

"Benar yang dikatakan ibumu nak, lebih baik kamu perbanyak zikir dan berdoa agar proses kelancaran melahirkanmu nanti baik". Gibran mengelus kepala anaknya bergantian dengan sang istri.

Rina dan Gibran mengedarkan pandangannya mencari keberadaan sang menantu karena tidak melihatnya.

"Kalian mencari kak Umar ya?? Tanya Shifa melihat tingkah orangtuanya.

"Iya nak, suamimu kemana, tumben sekali ada kami, dia tidak menyambut kami".

"oh itu kak Umar sejak tadi pergi, aku memintanya mencarikan ku kue bikinan mertuaku, lagi ngidam". Ucapnya pelan.

"Memang jam berapa kamu suruh pergi nak, ini masih pagi banget loh?? ". Ucap Rina dengan heran.

" Tadi saat sholat subuh bu, dia sudah dijalan pulang kemari kok bu". Shifa cengengesan melihat tatapan orangtuanya itu.

Shifa sangat tahu jika kedua orangtuanya itu sangat menyayangi suaminya itu, maka dari itu mereka tak mau membuat nya kesusahan.

"Ya sudah, kalau bisa jangan suruh dia subuh-subuh buta juga nak, kasihan dia". Ucap Gibran mengelus kepala sang anak.

"Biar saja, namanya juga orang lagi kepengen, mana tahu mintanya pagi atau siang". Sungut Shifa dengan cemberut.

"Kita jadi akan pergi hari ini nak??

"Jadi kok bu, tunggu kak Umar ke kantor dulu yah baru kita berangkatnya kebetulan Hafs oh juga bertugas pagi jadi aman".

"Oh jadi kita akan periksa kerumah sakit keluarga yah??

"Iya bu, rumah sakit keluarga kak Umar, kebetulan Yang menjadi dokter kandungan ku yaitu Hafsoh adik sepupu kak Umar.

Kedua orangtuanya pun mengangguk mendengar penjelasan darii anaknya itu, benar saja tidak lama, Umar memunculkan dirinya membawa kue kering buatan ibunya dipagi buta.

"Assalamualaikum". Ucap Umar begitu sampai kedalam rumah dan langsung mencium tangan mertuanya dengan Takzim.

"Walaikum salam nak". kompak keduanya

"Ayah dan ibu sudah lama?? Tanya Umar dengan sopan.

"Kami baru 15 menitan disini nak, kamu sudah sarapan??

"Belum bu, dek ini titipan kamu". Umar memberikan kue pesanan istrinya itu.

"Terima kasih kak". Shifa langsung membuka bungkusan itu dan memakan yang ada didalamnya.

"Sama-sama sayang, oh iya ibu, maaf aku titip istriku yah, aku ada meeting pagi ini, tidak apa-apa kan?? Tanya Umar dengan hati-hati takut mertuanya tersinggung

"Tentu nak, pergilah bersiap nanti kamu sarapan di kantor saja, nanti istrimu jadikan bekal saja sarapan mu". Rina tersenyum kepada menantunya.

"Memang ade sudah masak?? Tanya Umar kepada sang istri setelah mendengar perkataan mertuanya.

"Aku belum masak kak, gimana dong". Ucap Shifa langsung panik.

"kalau begitu tidak perlu dibekali ibu, ibu istirahat saja dulu kan baru datang, nanti buat sarapannya kalau ade sudah pengen, aku sarapan diluar saja, nanti istriku kerepotan". Umar menolak sopan pada mertuanya.

"Tapi kakak tidak apa-apa kan?? tanya Shifa dengan sendu.

"Tidak apa sayangku, lagian jangan terlalu capek, kandungan mu sudah besar, kamu pasti kesulitan bergerak, jadi kalau kamu cape minta bibi saja yang buat, oke".

"Makasih yah kak". Shifa memeluk Umar dengan manja

Kedua orangtua itu saling berpandangan seakan memberi sinyal bahwa mereka senang dan bahagia melihat suami anaknya memperlakukan anaknya dengan sangat baik, mereka bersyukur dan tidak salah pilih

1
Puspa Indah
Maaf ya kak, rasanya ada yang gak pas dengan jalan cerita dari awal. Umar, orang sholeh kenapa refreshing di pantai?

Kalau boleh kasih masukan dikit, Umar nyelamatin si wanita yang mau bundir di jembatan atau dimana lah. Si wanita depresi karena cowoknya. Karena kasihan dan ingin mengayomi takut kejadian terulang, Umar ngelamar wanita itu. Nah.. di situ tuh.. baru jalan cerita lika-liku ketulusan Umar menyadarkan isterinya sembari mencoba meraih hatinya. Maaf ya mbak, aku sok-sokan ngasih saran segala. Moga sehat dan sukse selalu. Semangat!
Puspa Indah: Umar kan gak bercadar kak... 😂
Gak kok, saya cuma melihat dari sisi Umar sebagai lelaki bujangan sholeh yang sepertinya sangat menjaga mata dan sentuhan terhadap lawan jenis. Sedangkan pantai bisa dikatakan sebagai tempat wisata yang paling berpotensi terlihatnya aurat yang terbuka, entah sepi atau ramai. Sekali lagi mohon maaf ya kak..🙏🙏🙏
Siti Rabiah Ummu Umar: terima kasih sarannya, nanti diperbaiki lagi berikutnya.
masalah Refresing tidak masalah sebenernya dimana tempatnya. didalam cerita juga dikatakan disana tempatnya sepi.
banyak kok teman-teman bercadar pergi ke pantai sebagai bentuk tadabbur alam.
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!