Nessa tidak menyangka akan terseret ke masa lalu. Dimana kerajaan-kerajaan berdiri dengan raja yang memiliki istri lebih dari satu.
Di kehidupan ini, Nessa justru menjadi seorang selir di dalam istana yang penuh intrik.
"Aku tidak pernah menjadi yang kedua ataupun kesekian kalinya. Aku akan menaiki tahta dan menjadi satu-satunya di istana ini!"
Yuk ikuti perjalanan Nessa menjadi ratu, serta terkuaknya asal usul sang mommy.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keputusan
Kasak kusuk belum juga hilang. Bahkan, semakin mengelilingi istana Harem itu, membuat para selir langsung menyerang putri Li untuk membantu mereka.
"Putri Li, kau memiliki kedudukan lebih dari kami. Karena itu, kau harus bisa membantu kami putri Li. Kami tidak mau menjadi selir dari kaisar Zhang." Ujar mereka.
"Kalian pikir aku mau? Aku sudah katakan, aku tidak mau. Dan kalian lihat? Dia tidak berani padaku, karena ayahku."
"Tapi sepertinya bukan begitu." Li langsung melihat ke sumber suara yang berani menganggu pembicaraannya.
"Apa maksud mu?"
"Kami mendengar disini. Dengan sangat jelas, kalau kaisar sendiri yang tidak menerima dirimu putri Li. Sepertinya kau begitu percaya diri, tapi sayang sekali.... Semuanya tidak seperti itu." Jelasnya tanpa rasa takut.
"Lagipula, kenapa kalian meminta perlindungan padanya? Kaisar sendiri tidak tunduk padanya. Kalaupun raja tertarik padanya, kita tidak akan dalam situasi ini." Ucapnya kembali.
"Beraninya kau! Kau pikir kau siapa? Kau merasa iri karena ayahmu tidak melakukan apapun padamu. Sedangkan aku, aku sangat berbeda!" Balas Li.
"Aku iri? Aku tidak perlu merasa iri padamu. Apa yang kau miliki memang nya? Mungkin jika masih raja Tian, bisa dikatakan begitu. Tapi... Sekarang..... Tidak lagi!"
"Beraninya kau!" Adegan jambak - jambakan itu tidak bisa dielakkan lagi. Bukannya semakin kondusif, keadaan justru jadi runyam.
*************
"Biarkan saja." Mulut Ning seperti di lem seketika, saat nona nya lebih dulu tau apa yang ingin ia katakan.
"Ketua Harem, dan juga pengawal ada di sana. Kita tidak perlu ikut campur." Jelas Xiu pada Ning.
"Kenapa nona tau kalau hamba ingin mengatakannya?" Xiu tersenyum kecil menatap wajah polos pelayan nya.
"Karena aku tau bagaimana dirimu. Kau tidak pernah diam, kecuali saat tidur. Tidurlah! Energi mu pasti terkuras karena keadaan ini. Berlari, bicara tiada henti dengan raut panik mu itu." Jelas Xiu.
"Tapi nona, hamba belum bisa tidur."
"Kenapa? Apa lagi sekarang?"
"Apa jawaban nona dari titah kaisar tadi?" Tanya Ning.
Xiu mengalihkan pandangannya, kembali menatap jendela yang belum ia perintahkan untuk tutup. "Itu yang sedang aku pikirkan Ning."
"Jadi apa jawaban Nona?" Tanya Ning kembali.
"Tidak semudah dan secepat itu Ning. Aku butuh waktu untuk berpikir, mengingat hal ini bukan keputusan yang mudah. Begitu banyak pertimbangan, aku harus sampai kesana dulu." Ning mengangguk, mengiyakan penjelasan nona nya.
"Kau tidurlah!"
"Hamba akan tidur kalau nona sudah tidur." Ucap Ning dengan kekeh.
"Tapi sepertinya aku tidak akan tidur malam ini. Kalau kau sanggup tidak masalah, tapi kalau tidak... Terima hukuman nya." Ning langsung mendarat di kasurnya dan memejamkan matanya.
"Ning akan tidur!" Ucapnya.
Kegelapan malam semakin terlihat, seiring dengan suara yang juga menghilang. Manik kecoklatan emas itu belum juga tertidur. Dia menatap langit malam, yang bertaburan bintang tanpa bulan.
"Kaisar Zhang memakai sebagian topeng. Matanya tidak biru, tadinya.... Aku berpikir, matanya biru seperti pria itu. Tapi cara bicaranya dan juga aura kepemimpinan nya begitu kentara. Sangat berbeda dari Ming Tian. Kenapa aku jadi memikirkan manik biru itu?" Xiu menggeleng-gelengkan kepalanya, seolah kembali fokus dengan permasalahan yang ada.
'Ayahmu tidak tidur dan makan dengan benar saat ini.'
'Keadaan antar klan semakin memanas.'
'Jika posisi Permaisuri kosong, maka akan terjadi situasi sulit berikutnya.'
'Rakyat yang ada di perbatasan juga terkena imbasnya. Sebagian musuh sudah mendengar kabar kematian raja Ming Tian. Jika penobatan kaisar tidak disegerakan, maka bisa saja pertempuran tidak bisa dielakkan.' Xiu menganalisis semuanya. Permasalahan dari kekosongan pemerintahan sementara dengan jangka pendek ini menjalar ke semuanya.
Xiu menoleh pada Ning yang telah tertidur pulas. Dia memakai jubahnya karena udara malam yang begitu dingin. Melintasi jalan yang tidak begitu terang, Xiu melangkah tanpa tujuan. Dia hanya ingin berjalan-jalan sebentar di sekitar istana.
Dirinya memilih duduk di di dekat kolam ikan. Sinar ribuan bintang memancar yang membuat cahaya sendiri di sana. Tapi ketenangan Xiu terganggu oleh suara langkah kaki yang tegas dan serentak.
"Semuanya! Segera menuju lapangan latihan!" Xiu penasaran dengan itu. Matanya melihat barisan prajurit dengan senjata di tangan mereka menuju area latihan.
Matanya mengikuti prajurit itu. Hingga berhenti dan berbasis rapi di lapangan. Hanya ada obor sebagai penerangan.
"Bagus! Malam ini, akan menjadi malam yang baru bagi kalian. Sebagai prajurit istana, aku sendiri yang akan memberikan beberapa tugas, memperbaiki tugas atau menghilangkan tugas kalian yang sebelumnya." Suara itu tidak asing bagi Xiu. Meksipun dia tidak bisa melihat sosok itu, tapi dia mendengar nya dengan baik.
"Siap kaisar!" Ujar mereka serempak.
Manik Xiu tidak lepas dari itu. Kali ini dia melihat ada yang berbeda dari Zhang, rambut itu diikat ke atas menambah aura kepemimpinan nya tak lupa dengan pedang dan tombak di tangannya.
"Semuanya perhatikan!"
"Dia langsung menata aturan di jam seperti ini." Ucap Xiu.
"Sebagai seorang prajurit. Tangan kalian harus terlatih dengan senjata apapun! Bukan hanya dengan pedang! Tapi juga dengan tombak, panah dan senjata lainnya. Kecepatan, ketepatan dan juga kerja sama kalian akan dimulai dari sekarang! Bukan jendral yang akan memimpin kalian, tapi aku yang akan memimpin kalian." Jelas Zhang.
"Dan jangan lupa, kepekaan kalian...." Xiu langsung menarik wajahnya dari sana seiring dengan lesetan tombak yang diarahkan ke tempatnya.
"Jangan, biar aku yang ambil. Kalian bisa mulai berlatih dengan tombak terlebih dahulu, dan itu sasaran kalian!"
"Baik kaisar! Kami siap!" Zhang tersenyum tipis seiring dengan tombaknya yang kembali ke tangan nya. Tak lupa dengan matanya berkilau menatap sekeliling.
***********
"Nona bilang apa? Hamba tidak bermimpi kan? Nona?"
"Tidak, kau tidak bermimpi. Ini kenyataan."
"Nona sadar, apa yang nona katakan?"
"Iya." Jawab Xiu dengan mantap.
"Nona, ketika selir lainnya berbondong-bondong ingin keluar dari istana. Nona mengajukan diri menjadi permaisuri kaisar?" Jelas Ning yang tidak percaya dengan ucapan nona nya pagi ini.
"Ya Ning, aku sudah berpikir dengan matang. Bukan karena takut, tapi demi keluarga, kau dan klan ku yang tetap terjaga dan dihormati. Hanya dengan... Aku menjadi pendamping kaisar, maka semuanya akan terwujud."
Bersambung.......
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiah nya ya terimakasih banyak 🥰🥰🙏🙏