Tak mau anaknya tumbuh menjadi mafia, Erika nekat pergi meninggalkan Ervan, suaminya sendiri. Mengingat sang suami adalah ketua mafia yang paling ditakuti dan kejam.
Demi sang anak, Erika rela meninggalkan kehidupan mewah dan dunia gelapnya. Namun kaburnya Erika tentu tak lepas dari perhatian Ervan. Karena itu, Erika beberapa kali harus berpindah-pindah tempat tinggal untuk menghindari kejaran sang suami.
Suka dan duka dilalui Erika. Hidup di luar dari kebiasaannya tidak mudah. Apalagi saat dia harus bekerja di bawah pimpinan orang. Alhasil Erika mencoba membuat usaha. Ia pergi ke desa dan membeli lahan luas di sana. Erika memutuskan bercocok tanam buah dan sayuran sebagai mata pencaharian baru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 3 - Mempersiapkan Diri Jadi Single Mom
Roby melirik Erika selintas. Dia masih tak percaya kalau perempuan itu duduk tenang di sampingnya. Mengingat biasanya Roby selalu terkena pelototan atau omelan dari Erika.
"Kebetulan sekali kau ada urusan di kota ini. Alam seolah membantuku untuk kabur dari Ervan," cetus Erika seraya menghela nafasnya. Dia menyeruput kopi hangat yang sedari tadi dipegang.
"Aku masih merasa tak percaya kalau kau sekarang meminta bantuanku," sahut Roby.
"Awalnya aku berpikir ingin pergi tanpa memberitahu siapapun. Tapi setelah dipikir-pikir, punya mata-mata lebih baik. Aku bisa menghindari kejarannya dengan mudah. Pokoknya beritahu saja aku terus perkembangannya," jelas Erika panjang lebar.
"Baiklah." Roby mengangguk.
"Jangan mengecewakanku," tukas Erika.
"Aku tak mau terus dibenci olehmu karena selalu bersikap ceroboh. Jadi aku akan melakukan yang terbaik," tanggap Roby percaya diri. Tak lama, dia dan Erika tiba di bandara.
Erika segera pergi dengan identitas baru yang sudah disiapkan oleh Roby. Negara tujuan Erika pergi adalah kota Cape Town di Afrika Selatan.
"Dari semua tempat, kenapa kau memilih ini?" tanya Roby.
"Karena tak terduga. Di Afrika panas. Ervan tahu aku benci panas. Dia tak akan mengira aku ada di sana," jawab Erika. Dia segera menghilang dari hadapan Roby.
Sementara itu, Ervan dan anak buahnya terus mencari jejak kepergian Erika. Mereka bahkan memeriksa kamera cctv dengan detail.
Dari semua rekaman cctv, hanya tiga rekaman yang memperlihatkan kepergian Erika. Dari rekaman itu pula Ervan tak bisa menemukan petunjuk apapun. Terutama tentang tujuan kemana Erika pergi.
"Suruh semua orang berkumpul di markas! Pastikan tidak ada yang absen! Cepat!" titah Ervan, setelah mengusap kasar wajahnya. Dia berfirasat kalau ada anak buahnya yang tahu tentang kepergian Erika.
Mengumpulkan seluruh anggota Black Skull tentu membutuhkan waktu lama. Mengingat ada beberapa anggota yang bertugas keluar kota bahkan luar negeri. Meskipun begitu, Ervan mendesak semuanya untuk datang.
...***...
Usai menempuh perjalanan panjang, Erika akhirnya tiba di kota Cape Town. Di sana dia menginap di hotel mewah. Erika memang berniat untuk menetap di sana sampai dirinya melahirkan nanti.
Setibanya di kamar hotel, Erika menghempaskan tubuhnya ke ranjang. Dia beristirahat sejenak sampai tertidur.
Ketika bangun, Erika makan malam. Sambil menikmati hidangan, dia membuka buku catatannya. Di buku itu sudah tertulis apa saja rencana yang akan dilakukannya. Erika sendiri menamai buku tersebut sebagai buku misi.
"Sekarang aku hanya perlu menemukan dokter obgyn terbaik di kota ini," gumam Erika. Dia berharap di masa kehamilannya nanti tidak ada gangguan apapun yang datang. Terutama dari sang suami.
Hari demi hari dijalani Erika. Ia menikmati kesendiriannya di hotel sambil melakukan gaya hidup sehat untuk sang anak. Erika juga memanfaatkan waktunya untuk mempersiapkan diri menjadi single mom.
Setelah mempelajari segalanya dari internet, Erika sadar betapa sulitnya menjadi orang tua. Ternyata dia tidak hanya berkorban waktu, tetapi juga ekonomi.
"Ternyata tidak mudah," keluh Erika sembari memegangi perutnya. Ada sedikit penyesalan dalam dirinya. Namun saat itu pula dia teringat dengan segala kesalahan yang telah dirinya lakukan.
"Tidak! Kali ini aku tak akan membunuh anakku lagi. Ayo kita berjuang bersama. Kita hidup di jalan benar." Erika berbicara dengan jabang bayinya. Ingatan tentang sudah berapa kali dia melakukan aborsi, membuat dirinya selalu merasa bersalah. Dan kali ini, Erika memutuskan tidak melakukannya lagi, karena memang naluri ibunya terasa lebih kuat.
feeling aku sih masih hidup dan entah sekarang ada di suatu tempat mungkin... kalau enggak lagi dalam masa penyembuhan...
mau kemana coba... anak buah udah pada dibantai sama evan
Penasaran akan tindakan Erika menyelesaikan masalah anak² 🤔💪
syukurlah.....
emang cinta itu rumit ya... kita nggak bisa milih mau jatuh cinta ke siapa...🥰🥰🥰