bagaimana jika anak kembar di perlakukan berbeda? satu di sayang bagai ratu dan satu lagi di perlakukan layaknya babu.
perjuangan Alana di tengah keluarga yang sama sekali tak pernah menganggap nya ada, ingin pergi namun kakinya terlalu berat untuk melangkah. Alana yang teramat sangat menyayangi ayahnya yang begitu kejam dan tega padanya, mampukah Alana bertahan hingga akhir? akankah Alana mendapat imbalan dari sabar dan tabah dirinya sejauh ini?
cerita ini hanya fiktif belaka ya, kalo ada yang namanya sama atau tempat dan ceritanya itu hanya kebetulan, selamat membaca😊❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna_dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alana 1.
kisah di mulai saat suara tangis bayi yang baru lahir terdengar nyaring dari dalam ruang bersalin, rasa bangga dan bahagia tersirat di wajah Kunan, akhirnya istrinya camilla berhasil melahirkan putri kembarnya. namun sejauh ini baru terdengar satu tangisan bayi, membuat Kunan mau tak mau merasa cemas.
dokter keluar dari ruang bersalin, Kunan dan tiga putranya berangsur mendekati dokter sambil melempari nya pertanyaan
"bagaimana pak? istri dan bayi saya selamat kan pak?" tanya Kunan yang sudah berkeringat dingin
"bayi pertama anda lahir dengan selamat, namun bayi kedua masih belum lahir, istri anda sudah tidak kuat mengenjan jadi kami akan melakukan operasi dengan segera harap anda menandatangi nya pak" ujar Dokter yang membuat Kunan semakin berkeringat dingin hatinya penuh dengan gundah
Pharta, Rayn, dan Seno juga semakin cemas, ibunya pingsan saat adik perempuan nya belum keluar satu lagi, dokter sudah melakukan upaya agar Camilla bangun namun hasilnya tetap nihil, jadi mau tak mau mereka harus melakukan operasi
Operasi berlanjut dengan tenang, si bungsu lahir dengan selamat. sorak bahagia bergemuruh di hati mereka berempat, betapa bahagianya keempat lelaki itu mendengar adik bungsunya terlahir dengan selamat. namun kebahagiaan mereka tak tertahan lama karena Camilla belum juga bangun dari komanya, sehari setelah operasi, mereka mendapat kabar yang sangat menampar mereka. Camilla meninggalkan mereka untuk selama-lamanya, bahkan Camilla belum bertemu dengan kedua bayinya, Kunan benar-benar sangat terpukul.
pharta, Rayn dan Seno, mereka harus kehilangan ibunya di saat mereka masih sangat kecil, si sulung Pharta saat ini baru kelas 6 SD, Zayn juga baru menginjak kelas 4 saat ini dan terakhir Seno dia bahkan baru kelas 1 SD dan harus kehilangan sosok ibu untuk selamanya, suara tangis mereka memenuhi ruang mayat, dimana tubuh ibu mereka terbujur kaku dan sudah dingin
Kunan begitu sangat mencintai istrinya, saat ini hatinya sangat hancur, dia bahkan gelap mata dan menyalahkan Dokter. di benaknya Dokter lah yang bersalah saat ini, jika bukan karena operasi itu, istrinya tidak mungkin mati!
"benar! jika bukan karena operasi, mana mungkin istriku akan mati!!" bentaknya dengan meremas kerah baju sang Dokter
"saya harap anda tetap tabah pak, ini sudah takdir Tuhan.. sebelum Almarhum pingsan, dia berpesan untuk memastikan putri bungsu anda lahir dengan selamat.. kami sudah melakukan yang terbaik dan semaksimalnya namun Tuhan berkehendak lain, mohon bapak tetap bersabar dan tabah" ucap Dokter menenangkan Kunan
"tapi kenapa.. kenapa harus merenggut istriku kenapa!!" teriaknya frustasi, kini amarah pindah pada bayi lucu yang sedang di gendong suster, mendekati bayi bungsunya Kunan tak tahan dan ingin berteriak lagi, mengapa dia harus lahir, jika dia tak lahir istrinya tak pergi meninggalkan mereka
"aaakkkkhh!!!" teriak Kunan di samping tubuh Almarhum istrinya.
... **✿❀ 15 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑘𝑒𝑚𝑢𝑑𝑖𝑎𝑛 ❀✿**...
"Lanaa.. !!" teriak seorang gadis cantik dengan pakaian seragam nya, berlari menuruni tangga
"Lana cepetan kita udah mau telat nih.. !" teriaknya lagi
Aluna Naviera dan Alana Naviera adalah nama dari dua bayi kembar yang lahir 15 tahun silam. Kunan memberikan nama kedua putrinya dengan nama istrinya, Camilla Naviera. waktu kecil wajah mereka cukup identik, namun setelah besar mereka terlihat berbeda, wajah mereka malah terlihat sangat berbeda jika Aluna berwajah bulat matanya besar dengan senyum manis yang tak pernah bosan di lihat maka wajah Alana lebih tegas dan bentuknya ovale, tatapan mata Alana lebih tajam seperti elang walau selalu di sembunyikan dengan ekspresi sendu, Alana jarang tersenyum dan terbilang introvert walau Alana sendiri memiliki sisi lain yang tak pernah ada yang tau
Alana keluar dari kamarnya, Alana tidur di kamar bawah tangga. sedangkan Aluna tidur di kamar mewah yang di rancang segala desainnya secara langsung oleh abang Pharta mereka, Pharta saat ini sudah berusia 26 tahun, sibuk dengan dunia kerjanya yang sebagai CEO di salah satu perusahaan ayahnya, sedang kan abang Zayn berusia 24 tahun, abang Zayn sibuk dengan pekerjaannya sebagai Dosen sekaligus Dokter spesialis jantung. dan Seno yang berusia 21 tahun sibuk dengan kuliahnya namun mereka sangat peduli dan selalu menyempatkan waktu dengan Aluna sang tuan putri mereka
bagi mereka Aluna adalah satu-satunya tuan putri di keluarga, Aluna selalu di manja dan sangat di jaga bagaikan porselen seharga miliyaran rupiah, tak boleh ada yang lecet sedikitpun. berbeda dengan Alana yang di anggap ketika mendapat masalah, Alana akan di anggap hidup saat dirinya membuat satu kesalahan selebihnya Alana hanya angin tak penting bagi mereka.
Alana cukup tabah, setidaknya Alana tak pernah mengeluh di hadapan mereka, dan selalu menjadi anak yang penurut walau bahkan dia sakit hingga sekarat sekalipun tak ada yang akan peduli bahkan Aluna saudara kembarnya sendiri. jika saudara kembar memiliki telepati satu sama lain maka berbeda dengan dua anak remaja itu, Aluna terlalu di manja hingga lupa bagaimana untuk memahami apa yang di rasa Alana
"Lan.. hari ini lu berangkat bareng supir aja ya, gue mau mampir dulu tempat lain sama abang Seno" ucap Aluna yang sedang menikmati sarapannya
Alana tak menjawab, sudah terbiasa seperti ini. Alana tak pernah berangkat dengan supir karena ayahnya tak pernah mengizinkan, dia sering berangkat menggunakan angkutan umum atau kadang bus
"Lan.. ntar di kelas lo yang ngajar pak Mika ya? tolong balikin pulpennya pak Mika ya, gue titip di lo aja males gue ketemu ketua kelas lo" ucap Aluna lagi, masih tak di gubris Alana yang sibuk dengan sarapan 'sisa' nya, ya.. sarapan sisa Seno, hanya itu yang boleh lana makan pagi ini
usai dengan sarapannya, Alana beranjak keluar dari rumah untuk berangkat sekolah, namun teguran ayahnya membuatnya berhenti
"anak sialan! berangkat sekolah bukannya salim sama orang tua!" marah Kunan
Lana menarik nafas panjang, dia berbalik untuk menyalami ayahnya, namun respon ayahnya masih sama seperti sebelumnya menepis tangan Lana dan melewatinya begitu saja. Lana menarik nafas pelan lagi dia sudah terbiasa seperti ini jadi stok kesabarannya masih penuh
"lo berangkat pake ojol aja, gue mau pake mobil" sahut Zayn melewati Lana. oke! kali ini mobil bukan Ayah yang pakai tapi abangnya, tak apa dia juga sudah terbiasa seperti itu
Lana juga bekerja paruh waktu untuk membiayai dirinya, Ayahnya memang menafkahi tapi tak banyak, jika 50 juta untuk Aluna satu minggu maka untuk Alana 50 ribu selama satu minggu. untuk biaya sekolah ayahnya masih menanggung tapi tak selalu
apa ada rasa iba di hati mereka untuk Alana? jawabannya tentu tidak, karena luka mereka yang kehilangan seorang malaikat itu masih ada dan mereka limpahkan dengan kebencian pada Alana.