Setelah membaca biasakan tekan like ya.
Sasha gadis SMA yang cantik dan ceria.
Saat dia pulang bersama teman-temannya tanpa sengaja tas miliknya di jambret. Tanpa berfikir panjang Sasha dengan berani mengejar pria yang menjambret tas nya tadi. Dia meminta teman-temannya itu menunggu di tempat biasa, mereka setuju karena tahu kalau Sasha jago bala diri.
Namun tanpa di duga pria itu justru memanggil teman-temannya, melihat itu Sasha ketakutan dan berbalik pergi karena tahu dia tak mungkin menang melawan 7 orang pria berbadan kekar itu, dengan sekuat tenaga Sasha berlari, melihat ada mobil mewah dan pintunya terbuka tanpa pikir panjang Sasha masuk dan bersembunyi.
Sedangkan pemilik mobil mewah itu sedang sibuk menelpon seseorang tanpa tahu ada Sasha yang bersembunyi di dalam mobilnya.
Bagaimana kisah Sasha selanjutnya. Yuk kepoin terus cerita receh author.
Cerita ini hanya karangan author, mohon maaf kalau ada salah penulisan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ismiati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18. Aku duda
"Ayo masuk," ajak Kenzo meskipun wajahnya terlihat datar namun tak semua orang mendapatkan perlakuan seperti itu.
Bahkan sang supir menatap Kenzo dengan aneh melalui kaca mobil, dia tak berani terang-terangan menatap tuannya itu takut dia akan dipecat.
"Tuan muda kerasukan apa ya sampai dia bisa membukakan pintu mobil buat seorang wanita, biasanya dia paling benci bersentuhan dengan wanita atau bahkan dekat-dekat dengan wanita," batin sang supir heran.
"Ah sudahlah, itu bukan urusan ku," batin dang supir tak ingin tahu lebih banyak untuk keselamatan pekerjaannya, dia sudah nyaman bekerja sebagai supir tuan nya itu apalagi gaji yang dia terima lebih dari cukup untuk kebutuhannya tiap bulan, jangan lupakan setiap hari raya maupun tahun baru selalu ada bingkisan menarik yang dia terima.
Sasha pun masuk kedalam mobil namun setelah Kenzo juga masuk, suasana menjadi hening tak ada percakapan antara keduanya.
"Duh kenapa jadi canggung begini ya,apa aku mulai pembicaraan," batin Sasha bimbang ragu-ragu ingin mengucapkan sesuatu namun takut malah membuat suasana semakin rumit.
"Apa aku langsung tanya dia apakah dia punya pacar atau tidak ya," batin Sasha.
Sasha terdiam dengan pemikirannya, dia menatap ke arah jendela depan tatapan kosong karena saat ini hatinya penuh dengan berbagai macam pikiran. Sedangkan Kenzo juga terdiam tak tahu harus bicara apa, dia hanya menatap lurus kedepan namun merasa keadaan semakin sunyi, Kenzo pun menoleh kesamping. Dia melihat Sasha yang juga terdiam menatap keluar jendela seketika pikirannya menjadi tak senang.
"Apa pemandangan di luar lebih menyenangkan untuk di lihat daripada berbicara dengan ku," batin Kenzo, ucapannya itu seperti nada tak suka. Ya dia merasa diabaikan, kalah dengan pemandangan di luar jendela yang menurutnya biasa-biasa saja.
Sasha menoleh, padangan keduanya bertemu.
Deg....
"Kamu....." Keduanya mengeluarkan kata yang sama bersamaan.
Kenzo dan Sasha langsung terdiam canggung.
"Kamu saja yang duluan," pinta Kenzo.
Namun Sasha binggung tak tahu harus mulai dari mana. "Aku kok jadi ragu mau tanya begitu sama dia," batin Sasha bimbang.
"Kamu aja yang duluan," bukannya menjawab justru Sasha melemparkannya kembali kepada Kenzo.
"Hah..." Kenzo lupa dia ingin berbicara apa.
"Kamu lihat apa?" Tanya Kenzo asal.
"Oh cuma lihat jalan itu aja," jawab Sasha cepat, tak mungkin kan dia menjawab jujur kalau dari tadi dia hanya melamun tak jelas.
"Apa tidak ada yang marah kalau aku naik mobil om, eh Kenzo?" Tanya Sasha berpura-pura tak enak hati.
"Siapa yang marah? Aku atau supir ku?" Kata Kenzo binggung, dia menatap sang supir tajam meminta jawaban. Merasa namanya di sebut supir menoleh tiba-tiba merasakan hawa dingin yang entah datang dari mana.
"Kenapa tuan menyebut nama ku?" Batin sang supir kebingungan.
"Apa kamu marah kalau Sasha duduk di sini?" Tanya Kenzo kepada sang supir sedangkan Sasha melotot mendengar Kenzo salah paham dengan pertanyaannya, apalagi Kenzo justru bertanya kepada supirnya semakin membuat Sasha mendadak pusing tak tahu harus bagaimana lagi menjelaskannya.
"Apa dia tak paham atau pura-pura tak paham," batin Sasha merutuki pria tampan disampingnya saat ini.
"Hah apa maksud tuan muda, bagaimana aku bisa memiliki pemikiran seperti itu. Bisa-bisa aku langsung di pecat," batin dang supir ketakutan.
"Tidak tuan," jawab supir dengan cepat, dia takut kalau terlalu lama menjawab dia langsung di tendang keluar dari mobil ini.
"Kamu dengar sendiri kan kalau dia tak keberatan kamu duduk disini," kata Kenzo menatap ke arah Sasha meyakinkan kalau dia juga tak keberatan.
"Bukan itu maksudku," kata Sasha ingin rasanya dia menangis karena kesal.
"Terus?" Alis Kenzo mengkerut tanda dia memang tak mengerti.
"Maksudnya itu istri atau pacar kamu akan marah kalau kamu mengantarkan aku pulang," jelas Sasha membuat Kenzo akhirnya paham yang dimaksud oleh gadis didepannya saat ini.
"Oh.... Tidak ada," jawab Kenzo singkat.
"Maksudnya bagaimana?" Tanya Sasha lagi.
"Ya tidak ada," jawab Kenzo membuat Sasha kesal. Sasha ingin Kenzo menjelaskan sejelas mungkin.
"Ck...." Desah Sasha.
"Kamu jomblo," ceplos Sasha.
Kenzo tak menjawab, dia hanya melirik Sasha. Namun tak lama dua kata keluar dari mulut Kenzo membuat Sasha melongo tak percaya.
"Aku duda...." Jawab Kenzo singkat. Suasana pun hening sesaat.
"Kamu duda? Kok bisa?" Sasha tak percaya dengan apa yang dia dengar saat ini, dia takut salah dengar.
"Ya aku duda. Kenapa? Kamu takut?" Tanya Kenzo menatap Sasha.
"Ha bukan tetapi aku senang aja," ceplos Sasha, dia merutuki mulutnya yang sering keceplosan berbicara.
"He he he he he he,"
Kenzo menatap Sasha binggung.
"Ya itu itu tandanya tak ada yang marah, he he he he jadi aku tidak di sebut pelakor," jawab Sasha membuat Kenzo pun paham. Dia mengerti apa yang di pikirkan Sasha kalau dia dekat dengan pria status singel tentunya dia akan aman dari gosip.
"Oh aku paham," Kenzo mengangguk mengerti.
"Maaf tuan, nona. Saya mau tanya alamat nona dimana?" Tanya sang supir dengan sopan takut tuan mudanya marah kalau dia salah berbicara.
Sasha pun menyebutkan alamat lengkap rumahnya.
"Terimakasih nona,"
"Oh ya motor ku bagaimana?" Tanya Sasha takut motornya hilang.
"Masih di bengkel, aku sudah meminta anak buahku untuk mengganti ban nya.
"Terimakasih," kata Sasha dengan tulus, dia masih merasa senang mendengar pria tampan itu tak ada yang memiliki.
Hening lagi...
"Apa aku tembak langsung saja ya, mumpung Nemu cowok cakep modelan begini mana tipe ku lagi," batin Sasha.
"Ah jangan keburu-buru takutnya dia takut dan lari. Ah aku kejar dia saja pelan-pelan," batin Sasha.
"Aku harus tahu semuanya tentang om Kenzo biar aku gampang dekati dia," batin Sasha lagi.
"Kenzo tinggal dimana? Jauh ya dari sini?" Tanya Sasha.
"Iya lumayan sih cuma kantor ku dekat dari rumah mu," jawab Kenzo semakin membuat Sasha berbinar.
"Hah? Dimana?" Tanya Sasha lagi.
Kenzo pun menyebutkan alamat perusahaannya namun dia tak bilang kalau perusahaan itu miliknya.
"Wah dekat ya, kapan-kapan aku boleh main kesana," kata Sasha.
Kenzo menatap Sasha aneh.
"Eh maaf maaf aku lupa kalau kamu disana bekerja, he he he he,"
"Maaf nona, sudah sampai," kata supir.
"Hah kok cepat," Sasha kaget karena dia baru sebentar duduk namun kenapa sudah sampai.
Sasha pun membuka pintu mobil.
"Terimakasih ya Kenzo," kata Sasha sebelum dia keluar dari mobil.
"Hmmm...."
Brakkk.... Pintu mobil di tutup .
"Apa dia tak ingin berbasa-basi menawarkan aku mampir kerumahnya," gerutu Kenzo namun terdengar lucu di telinga supirnya.
"Mungkin nona lupa tuan," kata supir menenangkan.
"Ya sudah, cepat jalan," perintah Kenzo.
Bersambung...
biar jadi Squad bumbu dapur /Facepalm/