Balas Dendam seorang istri yang tersakiti.
Mentari tidak menyangka jika suami yang di cintainya selama ini ternyata berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Perlahan rasa cinta itu mulai hilang dan berubah menjadi kebencian. Balas dendam adalah jalan satu-satunya untuk membalaskan rasa sakit yang di rasakan oleh Mentari selama ini.
Di sisi lain, Jhonatan Alfarizzy pria berusia 31 tahun, laki-laki masa lalu Mentari datang kembali dalam kehidupannya. Laki-laki yang begitu mencintainya dan laki-laki yang rela melakukan apa pun untuk mendapatkan Mentari, perempuan yang sudah lima tahun pergi meninggalkannya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Cerita ini tidak menarik, cerita yang membosankan dan bikin darah tinggi. Untuk yang penasaran, silahkan di baca ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadisti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan berhubungan dengan laki-laki lain
Alex sudah tiba di kediamannya, ia tidak sabar untuk bertemu dengan istrinya dan memberikan hadiah istimewa yang sengaja ia beli di luar negeri.
Alex berjalan dengan langkah kaki yang cepat memasuki kediamannya, si bibi yang melihat Alex pun segera menghampirinya. "Tuan, sudah pulang." Sapanya sopan.
"Iya bi. Dimana istriku?" Tanya Alex sambil mencari keberadaan istrinya.
"Non Mentari ada di dalam kamar, tuan." Jawab si bibi.
"Baiklah, kalau begitu aku ke kamar dulu." Ucap Alex, lalu kembali melangkahkan kedua kakinya menaiki anak tangga. "Mentari pasti suka dengan hadiah ini." Gumam Alex di iringi dengan senyumannya saat membayangkan wajah Mentari yang bahagia ketika mendapat hadiah dari dirinya.
Sementara itu di dalam kamar Mentari sedang menerima panggilan telpon dari seseorang yang tak lain adalah Jhon. Wajahnya terlihat kesal karena Jhon selalu saja meneleponnya dan mengirim pesan tidak jelas untuknya.
"Apa kamu tidak ada kerjaan selain menelpon dan mengirimku pesan?" Ucap Mentari dengan kesal.
"Kerjaanku sudah selesai dan ini waktunya untuk istirahat. Jadi aku sengaja menelponmu karena aku selalu merindukanmu." Jawab Jhon dengan lembut.
"Jangan becanda sama sekali tidak lucu." Ucap Mentari sambil berjalan menuju jendela kamarnya.
"Aku serius, baby. Apakah nanti malam kamu ada waktu?"
"Kenapa? Apa kamu ingin mengajakku keluar?" Tanya Mentari asal.
"Ya. Tentu saja. Jadi, apakah kamu ada waktu nanti malam?" Jhon berbalik nanya, nada suaranya masih terdengae begitu halus dan lembut.
"Tidak ada." Jawab Mentari singkat dan padat.
"Baiklah aku akan menjemputmu nanti malam." Ucap Jhon membuat Mentari mendengus kesal.
"Hey! Aku bilang tidak ada."
Jhon terkekeh di seberang telpon sana, meskipun nada suara Mentari terdengar begitu dingin, namun tetap saja membuat Jhon senang dan ingin menggodanya lagi. "Ah tapi sepertinya kamu ada waktu, jadi aku akan menjemputmu nanti malam."
"Apa kamu sudah gila?" Sentak Mentari kesal.
"Ya. Aku memang sudah gila karenamu."
Mentari kembali mendengus kesal, ntah setan apa yang sedang merasuki tubuh Jhon saat ini, yang jelas Mentari benar-benar kesal di buatnya. "Astaga... Apa kamu lupa statusku sekarang?" Tanya Mentari di iringi denga helaan nafas beratnya.
"Aku ingat, sangat ingat. Dan aku tidak perduli dengan statusmu, baby. Jadi mau aku jemput atau kita ketemuan?" Ucap Jhon dengan serius.
"Baiklah kita ketemuan di luar saja."
"Ok, baby. Kamu sedang apa? Apakah kamu sudah makan siang? Kalau belum aku akan meminta sesorang untuk mengirimkanmu makan siang sekarang. Atau aku sendiri yang akan datang ke tempatmu, bagaimana?"
"Aku sudah makan siang, dan.... " Ucapan Mentari tercekat di tenggorokkan ketika suara seorang laki-laki yang tak lain adalah Alex masuk ke gendang telinganya.
"Kamu sedang telponan dengan siapa sampai-sampai tidak menyambutku pulang dan tidak menyadari kehadiranku?" Tanya Alex terlihat begitu marah ketika mendengar percakapan Mentari dengan seseorang yang Alex yakini adalah seorang laki-laki.
Seketika Mentari menoleh ke arah Alex, dan tersenyum dingin. "Hanya seorang teman."
Alex mengernyitkan keningnya tidak percaya, selama ini Mentari tidak pernah memiliki seorang teman selain Lisa, selingkuhannya itu. "Sejak kapan kamu memiliki seorang teman? Kenapa aku tidak mengetahuinya?" Alex bertanya dengan nada suara yang terkesan dingin, tatapan matanya begitu tajam seolah-olah Mentari sudah melakukan kesalahan besar terhadapnya.
"Kenapa? Apa kamu tidak percaya?" Mentari berbalik nanya sambil menatap Alex dengan dingin.
"Jawab saja pertanyaanku, Mentari. Sejak kapan kamu mempunyai teman selain Lisa? Dan aku sangat yakin jika yang menghubungimu barusan adalah seorang pria." Ucap Alex sambil berjalan menghampiri Mentari.
Mentari tersenyum, sebelum ia berkata ia terlebih dahulu memutuskan sambungannya. "Aku lupa memberitahumu, selain Lisa aku juga memiliki seorang teman laki-laki. Dan kamu memang benar, jika yang menghubungiku barusan adalah seorang laki-laki." Tegas Mentari membuat Alex mengepalkan kedua tangannya seketika.
"Jangan berhubungan lagi dengannya. Aku tidak suka kamu dekat dengan laki-laki lain, selain aku suamimu." Ucap Alex yang mendapat kekehan pelan dari Mentari.
"Lalu, bagaimana denganmu? Apakah kamu tidak pernah berhubungan dengan perempuan lain selain aku, istrimu?" Tanya Mentari seketika membuat Alex terdiam di tempatnya. Jantungnya berdetak begitu cepat ketika ia mendengar ucapan Mentari barusan. Sementara itu, Mentari kembali menyunggingkan senyumannya, tatapan matanya semakin dingin, tangannya bersidekap menunggu jawaban suaminya itu.
Bersambung.