Xu Yiran, seorang pemuda lumpuh di bumi yang hanya bisa bermimpi menjadi petarung MMA, mendapati hidupnya berakhir tragis dalam sebuah kecelakaan. Namun, takdir membawanya terlahir kembali di dunia brutal di mana kekuatan adalah segalanya. Ia terbangun di tubuh pemuda lain bernama Xu Yiran, satu-satunya yang tersisa dari pembantaian desanya oleh Sekte Seribu Bunga. Dipenuhi dendam dan tekad baja, Xu Yiran memanfaatkan pengetahuan seni bela diri modernnya untuk menciptakan gaya bertarung unik dalam kultivasi. Dengan setiap langkah, ia mendekati balas dendam dan memulai perjalanan menjadi penguasa dunia yang tak tertandingi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YanYan., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Jahat
Di sebuah gua terpencil di luar kota Guang, suasana tegang memenuhi udara. Di dalamnya, beberapa wanita muda mengenakan jubah hitam dengan motif bunga merah berkumpul di sekitar meja batu. Cahaya obor yang bergoyang memantulkan bayangan mereka di dinding gua, menciptakan suasana mencekam. Di tengah-tengah kelompok itu, seorang wanita dengan aura dingin dan keanggunan mematikan berdiri, memimpin rapat. Dia adalah Yu Meihua, seorang tetua muda dari Sekte Seribu Bunga, terkenal dengan kecantikannya yang mempesona dan metodenya yang kejam.
Yu Meihua mengamati para bawahannya dengan tatapan tajam. "Jadi, informasi kita sudah benar? Putri keluarga penguasa kota ini benar-benar memiliki salah satu dari Konstitusi Yin Surgawi?" tanyanya dengan suara lembut, tetapi penuh ancaman.
Seorang wanita muda lainnya, yang tampaknya bertugas sebagai mata-mata, mengangguk dengan hormat. "Ya, Tetua Meihua. Konstitusi Yin Surgawi-nya telah dikonfirmasi. Dia adalah target yang sangat berharga. Jika kita berhasil menangkapnya, energi Yin-nya akan memperkuat teknik rahasia kita dan meningkatkan kekuatanmu, Tetua."
Meihua tersenyum tipis, matanya bersinar penuh ambisi. "Bagus. Aku sudah bosan dengan tubuh-tubuh biasa. Konstitusi ini adalah kunci untuk meningkatkan kultivasiku ke tingkat Raja Langit puncak. Sekali kita berhasil, tidak ada yang bisa menghentikan kita."
Salah satu wanita lain dengan ekspresi ragu angkat bicara. "Tetua, penguasa kota ini telah menyewa banyak praktisi untuk melindunginya. Bahkan, ada kabar bahwa mereka telah memanggil seorang ahli tingkat tinggi."
Meihua mendengus, tatapannya dingin menusuk. "Sejak kapan seorang ahli biasa menjadi masalah bagi kita? Sekte Seribu Bunga tidak takut pada siapapun. Jangan lupa, kita memiliki teknik ilusi dan racun yang tidak bisa mereka lawan." Dia memutar tubuhnya dengan anggun, jubah hitamnya berkibar mengikuti gerakannya. "Namun, kita tidak boleh ceroboh. Apa rencana cadangan kita jika ada masalah?"
Seorang wanita lain, yang tampaknya seorang perencana strategi, menjawab. "Kami telah mengatur tim cadangan yang akan menyamar sebagai pelancong biasa di dalam kota. Jika rencana utama gagal, mereka akan menciptakan kekacauan di beberapa lokasi untuk mengalihkan perhatian. Itu akan memberi kita cukup waktu untuk melarikan diri bersama target."
Meihua mengangguk puas. "Bagus. Pastikan semua orang tahu tugasnya. Aku sendiri yang akan memimpin misi ini. Tidak boleh ada kesalahan."
Mereka semua mengangguk dengan hormat, sementara Meihua berjalan ke meja batu, memandangi peta kota Guang yang terbentang di atasnya. Dia menunjuk ke sebuah lokasi di bagian barat kota. "Di sini. Kediaman keluarga penguasa. Kita akan menyerang malam hari saat penjagaan mereka lengah. Gunakan teknik kabut ilusi kita untuk mendekati target tanpa terdeteksi."
"Tetua," tanya salah satu wanita yang lebih muda, "bagaimana jika ada orang-orang kuat yang tidak terduga muncul? Mungkin saja ada seseorang di luar perhitungan kita."
Meihua menyipitkan matanya. "Jika ada, habisi mereka tanpa ampun. Gunakan racun dan jebakan kita. Jangan beri mereka kesempatan. Ingat, kita adalah Sekte Seribu Bunga. Kita tidak pernah gagal dalam misi kita."
Semua wanita di ruangan itu serempak membungkuk dengan hormat, menyatakan kesetiaan mereka. Meihua memandang mereka dengan tatapan penuh percaya diri. "Bersiaplah. Malam ini, kita akan bergerak. Kota ini akan tahu bahwa Sekte Seribu Bunga telah datang, dan tidak ada yang bisa menghentikan kita."
Di luar gua, malam mulai turun. Wanita-wanita dari Sekte Seribu Bunga mempersiapkan perlengkapan mereka—racun, jubah hitam, senjata rahasia, dan berbagai alat untuk mendukung teknik mereka. Bayangan gelap bergerak tanpa suara menuju kota Guang, siap untuk menjalankan misi mereka.
Di dalam hati Yu Meihua, ada keyakinan bahwa rencananya akan berjalan lancar. Namun, dia tidak menyadari bahwa seseorang yang tidak terduga, seseorang yang menyimpan dendam mendalam terhadap sekte mereka, telah berada di kota itu—Xu Yiran, mahluk yang kekuatannya jauh melebihi bayangan mereka.
...****************...
Malam itu, suasana di aula utama kediaman keluarga Guan terasa tegang. Guan Wei, penguasa Kota Guang, duduk di kursi utamanya dengan sorot mata tajam yang penuh kewibawaan. Di usianya yang hampir lima puluh lima tahun, Guan Wei telah lama dikenal sebagai pelindung Kota Guang. Dengan kekuatan di tingkat Raja Langit bintang 3, ia adalah salah satu kultivator terkuat di wilayah tersebut. Posturnya tinggi dan kokoh, rambutnya sebagian sudah memutih, namun aura yang terpancar darinya cukup untuk membuat siapa saja merasa segan.
Di hadapannya, para penasehat, kapten penjaga kota, serta beberapa tetua keluarga Guan berdiri dalam keheningan. Di antara mereka adalah Guan Lian, putrinya yang menjadi pusat perhatian belakangan ini. Guan Lian adalah seorang gadis berusia 18 tahun dengan kecantikan luar biasa dan bakat kultivasi yang langka. Namun, daya tarik utama darinya bukan hanya kecantikannya, melainkan tipe tubuh khusus yang disebut Tubuh Yin Murni—Bagian dari konstitusi Yin Surgawi, yang membuatnya menjadi target incaran banyak pihak, terutama sekte jahat seperti Sekte Seribu Bunga.
"Aku mendengar laporan tentang keberadaan anggota Sekte Seribu Bunga di dekat kota kita," kata Guan Wei dengan suara dalam yang bergema di aula. "Mereka tidak akan menyerah begitu saja untuk mendapatkan Lian. Tubuh Yin Murninya terlalu berharga bagi mereka."
Guan Lian yang duduk di sisi ayahnya mencoba tetap tenang, meskipun hatinya dipenuhi kekhawatiran. Ia tahu betul apa yang dimaksud Sekte Seribu Bunga dengan "mengambil" dirinya. "Ayah, mungkin aku harus pergi untuk sementara waktu. Jika mereka tidak menemukan aku di sini, mungkin mereka tidak akan menyerang kota ini," katanya dengan nada lembut.
Namun, Guan Wei menggeleng tegas. "Tidak. Kota ini adalah tempatmu, dan aku tidak akan membiarkan siapapun menyentuhmu. Jika mereka datang, biarkan mereka menghadapi amarahku. Tidak ada sekte jahat yang akan bisa melawan seorang Raja Langit."
Kapten penjaga kota, seorang pria berotot bernama Luo Han, maju dan memberikan laporan. "Tuan Guan, kami telah memperkuat penjagaan di sekitar kediaman utama, dan seluruh gerbang kota diawasi ketat. Namun, kami juga mendengar bahwa mereka memiliki teknik penyamaran tingkat tinggi, sehingga sulit mendeteksi mereka."
Salah satu tetua keluarga Guan, seorang pria tua bernama Guan Ming, mengangguk setuju. "Sekte Seribu Bunga dikenal licik. Mereka tidak akan menyerang secara terang-terangan. Mereka mungkin akan menyusup dan mencari kesempatan di saat kita lengah. Kita harus lebih berhati-hati."
Guan Wei mengepalkan tangannya, rasa frustrasi mulai terlihat di wajahnya. "Kalau begitu, kirim pesan kepada semua praktisi yang bisa kita percaya. Aku akan menyewa mereka untuk melindungi Lian. Jika mereka benar-benar datang, kita akan mempersiapkan sambutan yang tidak akan mereka lupakan."
Di sela pembicaraan, Guan Lian memandang ayahnya dengan penuh rasa hormat. Ia tahu betapa besar cinta ayahnya kepadanya, namun ia juga sadar bahwa situasi ini akan memengaruhi semua orang di kota. Jika Sekte Seribu Bunga menyerang, tidak hanya dirinya yang berada dalam bahaya, tetapi juga seluruh warga Kota Guang.
Sambil memikirkan langkah berikutnya, Guan Wei memberi perintah terakhir. "Kita harus tetap waspada. Pastikan Lian tidak keluar dari kediaman ini tanpa pengawalan. Dan jika mereka benar-benar datang... aku ingin kepala mereka dipajang di gerbang kota."
Semua orang di aula mengangguk dengan tegas, menunjukkan loyalitas mereka kepada Guan Wei. Di dalam hati, mereka tahu bahwa pertempuran melawan Sekte Seribu Bunga tidak akan mudah, bahkan untuk seorang Raja Langit sekalipun.
Namun, Guan Wei tidak pernah menyerah. Baginya, melindungi putrinya dan kota yang ia cintai adalah prioritas utama. Dengan itu, malam pun berlalu dalam suasana penuh kewaspadaan, menandai awal dari konflik yang akan segera datang.