Ketika hidupnya akan berakhir tragis dari pria yang ia cintai.Ia seketika terbangun dan bereinkarnasi ke 10 tahun yang lalu.Dimana ia bisa mengulang kembali ke kehidupannya yang dulu.
Disaat itu,ia memiliki kesempatan yang ingin merubah nasibnya dan membalaskan semua perbuatan busuk dari pria yang selama ini ia cintai.Karena pria itu telah mengkhianati ketulusannya dengan berselingkuh dan merebut seluruh aset kekayaannya.
Apa yang akan dilakukan seorang nona muda bernama Alena,untuk membalaskan dendamnya pada pria itu??Dan juga kedua orangnya tuanya yang hidup menjadi parasit dalam kehidupannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mitha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Alena pun langsung melirik tajam ke arah Gea dan Tisa.
"Kalian yang membuat ulah,apa urusannya dengan ku?Dan kau tidak berhak menyuruh ku untuk pindah dari kursi ini." jawab Alena dengan tenang.
"Kau memang manusia tidak tahu diri.!!Dasar pembantu rendahan.!" umpat Gea langsung menghina Alena.
Namun,Alena justru tetap bersikap tenang dan mengabaikan hinaan Gea tentang dirinya.
"Anjing jika belum dikasih makan,pasti akan terus menggonggong pada majikannya.Jena,apa kau belum memberi makan anjing peliharaan mu?" sindir Alena dengan kata-kata yang tajam.
"Apa kau bilang.!!Dasar perempuan sialan.!" sentak Gea yang akan menyerang Alena didalam mobilnya.
Tapi,Toni dengan cepat langsung menghalangi Gea dengan tangannya.
"Hei,sudah lah.!!Apa kau tidak bisa diam?" tegur Toni pada Gea sambil melotot
Membuat Gea seketika terkejut dengan teguran Toni.Begitu juga dengan Jena yang kaget melihat Toni saat menghalangi Gea.
"Memangnya kenapa?Aku harus memberi pelajaran pada pembantu sialan mu itu.Dia sudah keterlaluan.!" pekik Gea yang tidak terima atas teguran Toni.
"Benar,karena dia kami harus dihukum membersihkan toilet selama seminggu.Ini kan sudah keterlaluan." sahut Tisa.
"Gea benar,Toni.Alena sudah sangat keterlaluan.Bahkan dia juga tidak mendengarkan perintah mu.Kenapa kau justru membela dia?" sahut Jena saat membela Gea.
"Aku tidak sedang membela dia.Tapi untuk apa kita menghabiskan waktu meladeni orang batu seperti dia.Sudah lah,biarkan aku yang membereskannya sendiri."jelas Toni panjang lebar.
Gea dan Jena pun memilih diam dan mengikuti perkataan Toni.
"Alena,cepat keluar dari mobil ini dan pindah ke depan.!" ucap Toni dengan nada tegas saat menyuruh Alena.
Alena memilih diam dan tetap duduk dengan tenangnya.
"Untuk apa kau masih memberi dia tumpangan?Lebih baik biarkan dia naik transportasi umum saja." sahut Jena menyela.Yang secara tidak langsung menolak semobil dengan Alena.
"Hei,kenapa tidak kau saja yang naik transportasi umum??Apa tidak malu kau selalu ingin menumpang di mobil orang?" sahut Alena langsung menyindir sambil tersenyum.
"Harusnya kau yang tahu diri,Alena.Kau yang tidak pantas menumpang di mobil ini.Apa lagi kau cuma pembantu rendahan.!" sahut Gea membela Jena dan kembali menghina Alena.
Alena pun menarik nafas panjangnya.
"Percuma saja meladeni orang-orang tidak waras seperti kalian.Cepat jalankan mobilnya paman,aku tidak mau menghabiskan waktu ku meladeni mereka." ujar Alena memilih menyudahi perdebatan mereka dan ingin pergi.
Tapi,lagi-lagi Andi sebagai sang sopir justru tetap tidak menuruti perintah Alena.Karena ia lebih memilih mengantarkan Toni dan Alena.
"Paman,apa kau tidak dengar perintah ku?" tanya Alena menegur Andi lagi.
"Maaf,Alena.Aku tidak akan menuruti perintah mu jika kau tidak pindah ke kursi depan.Dan tolong dengarkan saja perintah tuan muda Toni." jawab Andi dengan nada sombong.
"Jelas saja,sopir tidak akan mendengarkan mu Alena.Kau cuma pembantu,bagaimana bisa kau memberi perintah pada sopir yang seharusnya memberi perintah itu Toni." sahut Gea menyela dengan nada kesal
"Alena,lebih baik cepat pindah dari tempat duduk itu.Atau aku akan bertindak kasar pada mu." ujar Toni memberi peringatan tegas pada Alena dengan nada pelan.
Alena pun menatap Toni dengan tatapan dingin.
"Tidak." jawab Alena menolak singkat.
Mendengar penolakan Alena,Toni pun menarik nafas panjang.Dan tanpa diduga,ia langsung menarik tangan Alena secara paksa untuk keluar dari mobil.Hingga membuat Alena pun jatuh ke jalan.
Buk..
Sedangkan Toni menyuruh Jena untuk langsung masuk ke mobil dan diikuti oleh dirinya.
"Langsung jalan saja,tidak usah pedulikan dia." ujar Toni saat memberi perintah pada Andi sang ayah.
"Baik." jawab Andi mengangguk paham dan melajukan mobilnya sambil tersenyum dan melirik ke arah Alena.Meninggalkan Alena begitu saja tanpa memikirkan konsekuensi apa yang akan mereka terima nantinya.
sampe emosi banget bacanyaaaaaaaa
semangat alena