Mafia Milik Hira

Hira langsung mendongak dengan ekspresi bahagia " benarkah! " kata Hira semangat.

" Hmm! " jawab Xavier hanya dengan gumaman.

Setelah itu Xavier menghubungi seseorang, tak lama setelah itu mobil yang akan membawanya untuk pergi datang.

" Waaahhh... kamu tidak berbohong. Terima kasih ya?! " kata Hira sangat bahagia. Xavier tersenyum tanggung melihat tawa renyah Hira.

Di dalam mobil , sepanjang perjalanan Hira selalu memegang tangan suaminya. dengan mata yang menatap kearah luar jendela. senyuman di bibirnya sama sekali tidak pernah terjeda.

Xavier yang melihat kebahagiaan istrinya juga ingin sekali merasakannya. namun dia lebih merasa cemas dari pada ikut kebahagiaannya.

" Hira! " panggil Xavier.

" Hmm! ada apa? " jawab Hira sambil menatap Xavier. dengan tangan yang belum terlepas.

Genggaman tangan Xavier semakin erat pada tangan Hira , Xavier masih tampak ragu untuk menyampaikannya. " ada apa? " tanya Hira masih dengan full senyum di bibirnya.

Hira melihat genggaman tangan Xavier yang semakin meremas kuat " ada apa? " ulang Hira mulai khawatir.

Xavier menatap penuh pada Hira, Hira benar-benar merasa khawatir dengan arti tatapan Xavier. " apa ada kabar buruk? " tanya salsa menebak.

" Kamu siapkan mental ya? " kata Xavier lembut.

" Memangnya ada apa? " tanya Hira sambil celingukan, menatap bergantian kedua manik indak mata Xavier.

Bukanya menjawab Xavier malah tersenyum. "tidak apa!,,tidak ada apa-apa! " kata Xavier sambil mengusap hijab Hira . namun Hira tidak bisa melepas tatapan penasarannya.

" Apa terjadi sesuatu pada nenekku? " tanya Hira lirih dengan suara yang bergetar , Xavier melihat tangannya yang kini gantian di remas oleh Hira.

Xavier menatap sekilas mata yang mulai berembun itu. sampai akhirnya dia mengangguk. membuat Hira langsung meneteskan air mata.

Grjeppp....

Belum juga pecah tangis Hira. Xavier langsung memeluknya. memberi kekuatan padanya. " apa yang terjadi padanya? " tanya Hira yang teredam karena wajahnya yang dia hadapkan ke dada suaminya.

" Hikss,, hikss,,! " salsa semakin memeluk erat suaminya. menumpahkan apa yang membuat sesak di dadanya. dia sudah berpikir kemungkinan terburuknya, kalau neneknya pasti sudah meninggal. dan itu mampu membuat mentalnya benar-benar siap ketika sampai ke pemakaman.

Dan mobil yang dia tumpangi benar-benar berhenti di area pemakaman. Hira masih diam di dalam mobil, sambil melihat ke arah tulisan besar yang ada disana. yang seakan memberi tahunya dimana dia sekarang.

Hira menunduk dan tidak berniat turun, dia kembali menangis sambil menunduk sekarang. Xavier menyentuh tangan yang saling meremas itu.

" Apa kita pulang saja? " kata Xavier lembut.

Hira mendongak menatap wajah Xavier " apa nenek benar-benar sudah tiada? " pertanyaan itu keluar dari mulut Hira , yang seharusnya dia tahu jawabannya tanpa harus menanyakannya.

" Apa kita pulang saja? " Xavier kembali bertanya pada istrinya . karena dia tidak tega melihat Hira yang tersedu.

Hira kembali menatap suaminya dengan mata yang benar-benar basah " apa kamu mau menemaniku? " tanya Hira ragu. walau dia semakin dekat dengan Xavier. namun dia masih belum berani bertindak terlalu jauh.

" Tentu! " jawab Xavier tegas. setelah itu Xavier turun lebih dulu dari mobil. Hira juga sudah membuka pintu samping mobilnya. namun sebelum dia turun Xavier lebih dulu sampai di sampingnya.

Xavier membantu Hira turun dari mobilnya. "Hati-hati! " kata Xavier yang sedikit kaget karena salsa yang hampir terhuyung. karena kakinya yang seakan tidak bertulang.

" Apa aku gendong saja? " tanya Xavier yang melihat langkah kaki Hira yang terseok-seok.

" Tidak Terima kasih! " jawab Hira sambil berpegang kuat pada pinggang suaminya. dia merangkul Xavier dengan erat karena kakinya yang terasa lemas.

Pemakanan itu sudah berlangsung berhari-hari bahkan berminggu , namun apa yang di alami Hira seperti hari itu adalah hari kematian neneknya. karena dirinya yang baru mendengar kabarnya, juga karena hanya neneknya yang dia punya.

Setelah lama berjalan akhirnya keduanya sampai. Xavier meminta pengawal untuk mengawasinya dari kejauhan saja .

Xavier tahu kalau keluar seperti ini sangatlah berisiko untuknya. namun demi memenuhi janji dan keinginan Hira. Xavier akan melakukan apa saja.

Melihat gundukan tanah yang terlihat masih baru membuat Hira terduduk seketika. dia masih berusaha menahan tangis, hanya tangannya saja yang mengadah seraya berdo'a untuk nenek tercintanya.

" Hikss,, nek... maafkan Hira,, Hira sudah mengupayakan semuanya. namun mama masih tega, dia membuatmu tiada. aku sudah di bohonginya. ! hikss! " salsa mengadu dengan isakan yang cukup mengguncang punggungnya.

Xavier masih setia menemani istri kecilnya itu. namun tatapannya menyusuri setiap penjuru area itu. hanya tanganya yang setia mengusap lembut punggung Hira.

" Nek.. kenalkan dia suamiku.? " kata Hira setelahnya. Xavier langsung menatap Hira yang juga menatapnya sekilas. " dia suami yang baik , aku pasti bahagia bersamanya , nenek jangan merisaukan Hira lagi. Hira sudah ada pengganti nenek sekarang. ada suamiku yang akan bertanggung jawab dan menjagaku! " lanjut Hira.

Xavier masih belum memutuskan tatapannya pada Hira yang sedang mengadu juga memberitahu pusara bertulis nama neneknya itu. ada sedikit rasa haru di benaknya mendengar aduan salsa.

Keadaan mulai tidak nyaman. " apa kita bisa pulang sekarang? " kata Xavier masih menggunakan mata elangnya. ada firasat tidak enak yang mengelilinginya.

" Hmm! " jawab Hira sambil mengangguk. kemudian Hira mengusap sebentar pusara itu. setelah itu dia pamit sampai akhirnya berdiri hendak pergi.

Xavier yang kembali memapah istrinya merasa tidak sabar " akh..! " kaget Hira karena tiba-tiba Xavier menggendongnya.

" Turunkan aku! malu di lihat orang ! " kata Hira sambil menunduk.

" Kita harus segera pergi dari sini! " jawab Xavier.

Hira melihat Xavier lekat " apa ada masalah.? " tanya Hira yang tidak tahu.

Tampak semua pengawal sudah mulai mengelilinginya. membuat hira bingung juga panik.tangan Hira langsung melingkar erat di leher suaminya.

" Xavier ada apa ? " tanya Hira setelah sampai mobil. dengan cepat Xavier memakaikan sabuk pengamannya. namun tidak menanggapi pertanyaan Hira.

Hira ikut bingun dan lebih panik dari pada orang yang di sana. " Brian ada apa? " Hira kembali bertanya.

Kali ini Xavier melihat ke wajah istrinya. " jangan panik dan teruslah menuruti instruksiku! apa kamu paham! " kata Xavier tegas.

Hira yang tidak mengerti hanya mengangguk patuh. melihat kepatuhan Hira Xavier mengusap kepala Hira sebentar. setelah itu dia kembali fokus ke keadaan.

" Jalan! " Xavier mulai memberi arahan.

Greepp..

Walau sudah memakaikan sabuk pengaman, namun Hira kembali memeluk lengan suaminya erat, Xavier melihat Hira sekilas. dia melihat Hira yang pasrah dan juga ketakutan.

Akhirnya Xavier melepaskan sabuk pengamannya. dan dia memeluk Hira. spontan Hira pun memeluknya dan menyembunyikan wajahnya di dada Xavier.

Tangan Xavier melindungi kepala Hira yang berada dalam dekapannya " tiga mobil pecah berpencar ke arah kanan! " Xavier mulai memberi instruksi lewat alat canggih yang dia pasang di telinganya untuk saling berkomunikasi.

Tatapan Xavier benar-benar tajam melihat keadaan. dengan sesekali melihat ke bawah. pada Hira yang masih bersembunyi dan ketakutan.

Dor... dor...

" Akhh...! " kaget Hira mendengar suara tembakan yang keluar dari pistol yang di pegang Xavier. Xavier sempat melihat ke arah Hira sekilas kemudian dia mencoba menutup telinga Hira dengan satu tangannya.

Merasakan tangan Xavier yang semakin memeluk. membuat Hira membalas pelukan tidak kalah erat.

Dor...

" Akh.. " Hira kembali kaget.. sampai akhirnya dia merakan basah pada lengannya . Hira memberanikan melihat apa yang membasahi lengannya , dan matanya langsung melebar setelah melihatnya .

" Da,,, darah! " Hira tergagap melihat banyak darah di lengannya yang bersumber dari Xavier...