Terlahir dengan kekuatan istimewa, akankah membuat hidup Angela jadi lebih bahagia? atau penuh dengan rintangan.
Mampukah Angela mengendalikan kekuatannya? ataukah kekuatan itu akan menghancurkan dirinya?
Ikuti terus kisah Angela hingga akhir ya ^^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Selesai sarapan Angela segera berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki seperti biasanya. Namun kali ini Angela sengaja mengambil jalur memutar agar bisa lewat di depan rumah Intan.
Angela tak perduli walaupun perjalanannya jadi dua kali lebih jauh, yang penting Ia bisa melihat kondisi Intan secara langsung.
Menurut kabar dari sang mama, Intan tak henti-hentinya berteriak saat acara pengajian kemarin. Membuat Angela penasaran ingin melihat seberapa parah kondisi Intan saat ini dengan mata kepalanya sendiri.
"Itu dia si Intan." Angela tersenyum saat melihat Intan sedang duduk-duduk santai di teras depan rumahnya sembari memainkan ujung rambut panjangnya.
"Gak ada yang aneh kok, si Intan kelihatan baik-baik aja." gumam Angela. Gadis itu berjalan mendekati Intan kemudian menyapanya.
"Hai, Intan kamu gak sekolah?" tanya Angela sekedar basa-basi, apalagi setelah melihat gadis itu belum memakai seragam sekolahnya padahal jam sudah menunjukan pukul 07.00 pagi.
"Nyai, tolong maafkan saya." pekik Intan sembari berlutut di hadapan Angela.
"Nyai? Aku Angela bukan nyai Nikita Mirzani!" tepis Angela dengan dahinya yang mengkerut.
"Intan sedang apa kamu di sana? Mama bilangkan jangan keluar rumah! Ayo masuk!" Dian menarik paksa lengan Intan kemudian membawa gadis itu masuk ke dalam rumahnya.
"Nyai...tolong aku." Racau Intan sembari menatap Angela dengan wajah memelasnya.
"Kayaknya si Intan sudah benar-benar gila deh?" Angela hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah aneh Intan.
"Heh! Angela, sana pergi! Gara-gara kamu anak saya jadi histeris lagi. Padahal tadi dia baik-baik saja." sentak Dian pada Angela. Wanita itu memang tidak pernah menyukai Angela sedari dulu.
Angela sempat ingin membalas makian wanita paruh baya itu, namun urung karna takut ucapannya akan menjadi kenyataan lagi.
"Permisi tante." pamit Angela sebelum beranjak pergi dari halaman rumah bergaya minimalis modern itu.
"Ternyata mama bener, aku gak nyangka kalau kondisi Intan bisa separah itu." Sepanjang perjalanan menuju sekolahnya, Angela terus merenungkan apa yang sebenarnya terjadi pada Intan.
***
***
Setelah 20 menit menempuh perjalanan dengan berjalan kaki, akhirnya Angela tiba di SMA Harapan Bangsa tempatnya mengenyam pendidikan. Kedatangan gadis berambut coklat itu langsung di sambut oleh Khalisa sahabat baik Angela sedari kecil.
"Angela, kamu kemana aja sih? Sudah dua hari loh kamu gak masuk sekolah?" tanya Khalisa.
"Aku gak enak badan." Jawab gadis cantik itu apa adanya.
"Oh ya? Ternyata kamu bisa sakit juga ya." ledek Khalisa. Namun tak membuat Angela bergeming.
"Kita kelapangan dulu yuk! Ada Kenan di sana." Khalisa menarik tangan Angela menuju lapangan sekolah. Khalisa merupakan sahabat dekat Angela sedari dulu, mereka sudah berteman sejak di bangku sekolah dasar.
Khalisa adalah satu-satunya orang yang dengan tulus mau berteman dengan Angela, walaupun Ia tahu akan kelebihan Angela yang bisa melihat mahluk tak kasat mata. Tapi hal itu tidak membuatnya menjauhi Angela seperti yang dilakukan teman-temannya yang lain.
Ya, karna memiliki keistimewaan itulah, Angela jadi di jauhi oleh teman-temannya. Ia selalu di anggap aneh karna sering kedapatan sedang berbicara seorang diri, padahal yang sebenarnya terjadi Angela sedang berbicara dengan Junior atau mahluk tak kasat mata lainnya.
Semua orang akan merasa takut hingga menjauh dari Angela setelah tahu kalau gadis cantik itu adalah seorang indigo.
"Kenapa muka kamu lemes banget sih? Abis lihat penampakan serem ya?" goda Khalisa saat melihat sang sahabat bersikap lebih pendiam dari biasanya.
"Gak papa kok, aku cuma lagi mikirin si Intan aja. Karna akhir-akhir ini tingkahnya jadi aneh." Beritahu Angela.
"Bukannya si Intan udah aneh dari sananya ya." Khalisa menanggapi ucapan sang sahabat dengan gurauan, Membuat Angela hanya bisa menghembuskan napas berat saja.
"Angela lihat deh si Kenan, dia ganteng banget ya."
Mata Khalisa berbinar saat melihat kenan sedang bermain basket di lapangan sekolah. Permainan Kenan tetap terlihat memukai walaupun satu kakinya masih terluka akibat kecelakaan kemarin.
"Iya dia memang ganteng." Angela tidak memungkiri perkataan Khalisa, Kenan memang memiliki paras tampan hingga mampu membuat para gadis terpesona saat melihatnya.
Angela sendiri sudah lama menaruh hari pada Kenan, bahkan dari sejak pertemuan pertamanya dengan pria tampan itu.
Namun Edward melarang keras dirinya untuk pacaran dengan siapapun sebelum Angela lulus kuliah nanti, jadi Angela tak pernah menunjukan rasa sukanya pada Kenan seperti gadis-gadis yang lainnya.
"Tapi sayang, Kenan udah punya pacar." wajah Khalisa mendadak muram saat melihat Lydia pacar baru Kenan menghampiri pria tampan itu seraya memberinya sebotol air mineral pada sang kekasih.
"Kok si Kenan mau ya pacaran sama cewek murahan kayak si Lydia. Denger-denger si Lydia itu simpenan om-om tahu. cuma demi dapet ponsel keluaran terbaru, Lydia sampe rela jadi simpenan gadun." Bisik Khalisa di telinga Angela. Khalisa mengucapkan semua itu sembari memandang Lydia dengan tatapan tak sukanya.
"Terus si Kenan cocoknya sama siapa? Sama kamu gitu?" ledek Angela sembari menahan tawanya.
"Ya iyalah, secara aku lebih baik dari si Lydia. Aku masih perawan lagi hee..." Khalisa membanggakan dirinya sendiri. Angela hanya tersenyum geli melihat tingkah sahabatnya yang terlampau percaya diri itu.
"Baru beberapa hari lalu pacarnya meninggal, sekarang dia udah deket sama cewek lain. Dasar playboy!" batin Angela, sembari menatap pria tampan itu penuh arti.
Angel kembali teringat akan kejadian yang terjadi dalam hidupnya akhir-akhir ini, semua perkataan yang Angela ucapkan selalu menjadi kenyataan.
Tiba-tiba terbersit dalam benak gadis cantik itu untuk menguji kemampuan tersebut.
"Apa iya aku sesakti itu? Kalau cuma sekali bisa saja itu cuma kebetulan. Tapi ini sudah tiga kali berturut-turut apa yang aku ucapkan bener-benar jadi kenyataan" Angela menyunggingkan bibirnya seraya menatap ke arah Kenan dan Lydia yang nampak begitu mesra.
"Aku mau mereka putus! Dan aku mau Kenan jadi pacarku!"
Bersambung.