Sejak paham akan jati dirinya, Ringgo berontak dan menjadi 'liar' hingga 'Papa' terpaksa 'mengkarantina' dirinya hingga menjadi seorang perwira. Hatinya pernah patah karena kekasihnya mencintai Rudha, 'kakaknya sendiri'.
Kericuhan masih belum usai saat tanpa sengaja dua gadis hadir dalam hidup Letnan Ringgo dan Letnan Arre tanpa ada hati pada dua gadis malang tersebut. Kelakuan bengal mereka nyaris membuat dua wanita nyaris bunuh diri hingga mereka harus menanggung sesuatu atas keadaan.
Ujian Tuhan belum terhenti hingga petaka datang dan mengubah jalan hidup mereka melalui hadirnya Letnan Ribas.
Akankah hati mereka bersatu atau malah akan menjadi masalah pada akhirnya dan di saat yang sama, seorang wanita itu menggoyahkan perasaan para pria??
SKIP yang tidak tahan dengan KONFLIK. PENUH KONFLIK.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Rayuan.
"Satu suap lagi..!!" Bang Ribas menyuapi Niken yang memang malas makan. Hanya makanan tertentu saja yang di sukai bumil dan ini membuat Bang Ribas begitu cemas was-was.
"Sudah." Kata Niken menolak sampai memundurkan piring nasi di tangan Bang Ribas.
Bang Ribas membuang nafas kasar. Entah bagaimana caranya membujuk istrinya untuk banyak makan.
"Kamu pengen makan apa?? Saya usahakan ada." Ujar Bang Ribas tidak bisa menyembunyikan rasa sedihnya sebagai suami.
"Bibimbap ada??"
Bang Ribas berkedip-kedip menerka, makanan apa yang sedang di inginkan sang istri.
"Ada atau tidak?" Tanya Niken.
"A_da. Iya.. ada, tunggu sebentar..!!" Jawab Bang Ribas.
Di sudut lain Bang Arre pun sedang sibuk membujuk Dara yang juga tidak kalah rumit soal makan.
:
"Kalau hanya begini saja saya juga bisa." Kata Bang Ribas sembari memperhatikan Prada Irshal memasak bibimbap. "Itu kenapa sayurnya di tumis satu persatu? Kenapa tidak sekalian saja di tumis??"
"Ijin Danton.. inilah keunikan bibimbap. Memang di tumis satu persatu." Jawab Prada Irshal.
"Duuhh.. ruwet yo Shal."
"Siap." Prada Irshal tersenyum saja, Danton satu memang pria kaku tapi rasa sayangnya untuk istri memang luar biasa.
"Ngomong-ngomong, kamu kena plot demo alutsista bulan depan ya?" Tanya Bang Ribas.
"Siap. Ijin arahan, Danton."
"Ada panggung hiburan, kan??" Tanya Bang Ribas.
"Siap. Ada, Danton."
Bang Ribas menoleh ke arah sekitar. "Ada Nurlela??" Bisik Bang Ribas.
"Siap.. ready, Danton." Jawab Prada Irshal. Mereka berdua pun terkikik.
...
"Enak, Mas. Niken suka."
"Dara juga suka." Imbuh Dara.
Bang Ribas menengok ke arah Bang Arre. Ingin kesal tapi Niken dan Dira merasa bahagia dengan kenyang.
"Entah kenapa harus laki-laki lain yang membahagiakan mereka. Tidak adakah kata gagah saat berjuang untuk mengenyangkan perut mereka, Bang?"
Bang Arre mengendikan bahu. "Nyatanya kita hanya gagah dari jalur lain demi melihat perut mereka yang kembung itu."
Bang Ribas tersenyum tipis melihat Niken sudah bersandar karena kekenyangan. "Alhamdulillah. Sehat-sehat ya sayangku."
...
Niken mencoba produk miliknya. Ia melihat lekuk tubuhnya dari pantulan cermin. Perutnya sedikit terlihat lebih berisi. Ia pun segera melepas produknya dan kembali menyambar pakaian berbentuk kimono.
Saat itu Bang Ribas masuk ke dalam kamar dan melihat hal tersebut. "Kenapa di lepas?"
Niken yang kaget segera menutup lekuk tubuhnya dan mengikat kimono tersebut. "Niken malu, Mas. Perut Niken jadi timbul."
"Kenapa harus malu?? Hamil itu anugerah, rejeki. Banyak wanita yang menginginkannya. Sedikit perubahan itu wajar, kamu memberikan kehidupan untuk nyawa yang lain." Jawab Bang Ribas.
"Tapi nggak seksi."
Bang Ribas melepas kaosnya dan bertelanjang dada memeluk Niken. "Apa kamu tau, betapa bangganya saya bisa membuat kamu hamil. Apa kamu tau rasanya akan jadi seorang ayah??? Saya tidak peduli mau bagaimana bentuk tubuhmu, di dalam hati saya hanya ada syukur atas segala keikhlasan mu untuk menjaganya di dalam tubuhmu."
"Banyak laki-laki yang tidak suka perempuan bertubuh gendut."
Bang Ribas tersenyum melihat wajah Niken yang cemberut. "Tidak pantas seorang suami membahas bentuk tubuh istrinya padahal suaminya itulah yang membuat bentuk tubuh berubah apalagi dia sudah menitipkan benih di dalam rahim istrinya." Dengan lembut Bang Ribas mengecup sayang bibir Niken. "Di dalam rumah tangga masih banyak yang harus di pikirkan daripada sekedar bentuk tubuh."
"Sungguhkah, Mas?"
Bang Ribas mengangguk kemudian mengarahkan kedua tangan Niken pada pinggangnya dan membalas peluknya. "Istri tempat paling tenang para suami untuk pulang. Sekarang dimana 'produk satu tali' milikmu, Mas mau lihat..!!" Pinta Bang Ribas dengan suara lembut merayu.
"Tadi marah."
"Karena menurut saya tempatnya tidak pas, tapi kalau kamu pakai disini.. boleh lah, sayang." Bang Ribas mulai mengejar bibir Niken.
Niken yang paham gelagat suaminya sengaja menghindar apalagi saat itu nafas Bang Ribas sudah memburu.
"Kenapa sayangku??? Niken nggak kangen sama Mas??" Tanya Bang Ribas begitu kalem saat dirinya tengah menginginkan sesuatu.
"Apa hanya karena under*ear ini, Mas jadi mendekati Niken??"
"Ya nggak donk, cintaa..!! Mau kamu pakai pakaian lengkap, hanya pelengkap atau tanpa sehelai benang pun.. Mas tetap 'panas' lihat kamu ndhuk, cah ayu." Rayu Bang Ribas namun sarat akan kejujuran seorang pria.
"Mata Om-om memang nakal." Bisik Niken setengah berjinjit.
"Nakalnya sama kamu boleh lah, permaisuri hatiku.!!" Bang Ribas menggigit ujung bibir Niken kemudian menarik tapi kimono Niken..
Nafas Bang Ribas semakin tak terkendali dan terus 'mengejar' Niken.
" Kalau Niken nggak mau???"
Seketika Bang Ribas mengeratkan giginya. Mendadak emosinya naik turun karena merasa dipermainkan. "Kamu jangan macam-macam, Niken..!! Saya sudah nggak kuat....!!!"
"Paksa donk, oom..!!! Sesuai tarif ya..!!"
"Allah Ya Rabb..!!! Saru bicara begitu..!!" Tanpa ampun lagi Bang Ribas menggulingkan Niken ke atas tempat tidur.
//
"Katanya hanya mau lihat saja, Bang." Protes Dara karena ternyata Bang Arre tidak lagi melihat bentuk produknya.
"Casingnya sudah Abang lihat. Lebih penting bongkar mesin donk, dek..!!" Jawab Bang Arre sembari mengangkat tubuhnya. Nafasnya pun masih terasa sesak. "Setelah ini langsung mandi, Abang mau sholat Maghrib di masjid. Tunggu Abang di rumah, nanti kita lanjut lagi." Ujar Bang Arre memberi banyak pesan untuk Dara.
...
"Niken.. aku takut, di rumah sepi. Kita bahas soal tadi di gubug saja yuk..!!" Ajak Dara.
"Tapi ini sudah malam, Ra. Kata Mas Ribas kalau malam jangan kemana-mana tanpa Mas Ribas." Jawab Niken yang saat itu juga sendirian di rumah.
"Hanya di belakang rumahmu, nggak kemana-mana juga." Kata Dara.
"Ya sudah ayo..!!!"
:
Niken dan Dara mengambil banyak makanan hingga gubug mereka penuh dengan makanan. Sambil mengerjakan tugasnya, mereka terus mengunyah makanan hingga tidak peduli akan sekitar yang mungkin mengancam.
.
.
.
.
petinggi ma anak buah jg tenang
😂😂