NovelToon NovelToon
I Will Save You This Time

I Will Save You This Time

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa / Rebirth For Love
Popularitas:987
Nilai: 5
Nama Author: qinaiza

Cerita ini untuk fatcat dengan happy ending

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qinaiza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

"Baru pulang sayang ?" tanya Zoe melihat putri bungsunya yang baru saja memasuki rumah.

"Hehe iya Ma. Tadi mampir dulu ke rumah Sera sekalian main bentar disana."

"Oh begitu toh" Zoe mengangguk mendengarkan penjelasan anaknya.

"Iya Ma. Kalo gitu Meyra mau ke kamar ya Ma, Pa, capek soalnya."

"Meyra, tunggu." Morris memanggil Meyra sebelum gadis itu benar-benar beranjak dari sana.

"Ada apa Pa ?" tanya Meyra

Sedari tadi memang Papanya berada di ruang tamu bersama Mamanya. Keduanya duduk berdekatan bersama, terlihat seperti pasangan yang romantis.

"Abis ini temui Papa di ruang kerja." perintahnya

"Tapi Pa, Meyra capek." Meyra merasa belum siap saja berbicara empat mata dengan Papanya sekarang, setelah kejadian tadi pagi.

"Meyra" Morris memanggilnya dengan agak menekankan bahwa dirinya tidak mau dibantah.

"Mas" Zoe mengelus bahu suaminya lembut. Ia tidak tau apa yang telah terjadi diantara anak dan ayah itu. Karena keduanya terlihat tidak akur seperti biasanya.

"Hm, iya deh Pa." Meyra turuti saja perintah Papanya itu. Sekalian dirinya akan menyelesaikan semuanya sekaligus malam ini. Jadi besok tidak perlu lagi memintanya.

*

"Ada apa Papa nyuruh Meyra kesini ?" tanya Meyra penasaran. Gadis itu kini sudah memakai piyama pink nya yang bergambarkan beruang berwarna coklat. Karena seusai menemui Papanya dirinya ingin segera tidur.

"Papa mau minta maaf soal yang tadi. Papa cuma gak mau kamu salah pasangan sayang." Morris meminta maaf dengan tulus.

"Meyra juga minta maaf sama Papa karena udah bersikap kekanakan dengan kesal dan ngambek ke Papa. Meyra tau maksud Papa itu sebenernya baik." Morris mengangguk dan tersenyum puas mendengar penuturan dari Meyra. Namun tak berselang lama senyum itu luntur.

"Tapi Pa, keputusan Meyra tetap sama. Meyra akan  tetap dengan perasaan Meyra dan Meyra akan buktikan bahwa cowok yang Meyra suka bukan seperti yang Papa pikirkan. Dia orang yang baik." Morris menatap dalam putri bungsunya itu dan kemudian menghela nafas sebentar sebelum menganggukan kepalanya.

"Baiklah Papa akan dukung keputusan kamu. Tapi jika dia sampai menyakiti kamu, Papa gak akan segan menjauhkan kamu darinya. Bahkan mungkin, Papa juga bisa menghancurkannya." Morris merentangkan tangannya agar Meyra masuk kedalam pelukannya.

"Terima kasih Papa sudah mau mencoba percaya pada pilihan Meyra. Meyra sayang Papa."

"Papa lebih sayang Meyra" Morris benar-benar menyayangi kedua putrinya makanya itu dia tidak ingin putrinya salah langkah, salah dalam menjatuhkan hatinya.

Dulu saat Keyra awal-awal jatuh cinta pada Josh, Morris juga bersikap seperti itu kok. Seperti yang dilakukan pada Meyra sekarang ini. Setelah mengetahui jika Josh memang benar-benar tepat bagi putrinya dia merasa lebih tenang.

"Oh iya Pa, Meyra mau minta sesuatu sama Papa." Meyra mengurai pelukannya dengan sang Papa.

"Apa itu Meyra ?" tanya Morris penasaran.

"Meyra pengen Papa pindahin Meyra ke Princeton Pa. Please Pa, boleh ya ?" Meyra memohon pada sang Papa dengan mengeluarkan jurus puppy eyes andalannya. Dan hal tersebut selalu berhasil. Morris menganggukkan kepalanya menyetujui permintaan Meyra barusan.

"Yey... Hehehe" Meyra bersorak kegirangan. Morris ikut gembira melihatnya, sembari mengelus puncak kepala Meyra sayang.

"Papa jadi gak rela kamu tumbuh besar secepat ini. Kamu sudah mengenal rasa suka dengan lawan jenis. Dan gak akan lama, mungkin beberapa tahun lagi kamu akan menikah, meninggalkan Papa dan Mama."

"Ih Papa kok ngomong gitu main nikah-nikah aja. Masih lama banget Papa... Yang menikah duluan juga kan Kak Keyra baru Meyra."

"Hm, kamu benar juga. Pokoknya setelah Keyra dan kamu menikah nantinya atau kalian sudah punya anak sekalipun, kalian berdua akan tetap menjadi putri kecil kesayangannya Papa." Meyra yang mendengar ucapan Papanya merasa terharu. Sontak saja ia memeluk Papanya erat.

"Papa memang yang terbaik. Meyra beruntung punya Ayah seperti Papa."

...🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀...

...Athan😚🖤...

^^^Nathan, ini aku yang tadi di mall^^^

^^^Oh iya, nama aku Meyra^^^

^^^Save ya 😆^^^

Oke

Makasih ya buat yang tadi

Aku bakal ganti uangnya, nanti kita tinggal ketemuan dimana gitu

^^^Gak usah Athan, aku ikhlas kok nolong kamu^^^

Athan ?

Hm, ikhlas ya

Tapi tadi kok kayaknya minta imbalan dengan minta nomor aku ya

^^^Iya, aku panggil kamu Athan boleh kan ?^^^

^^^Ih... Tapi itu kan juga termasuk bagian dari usaha^^^

Terserah kamu

Usaha apa ?

^^^Ada deh hehehe^^^

^^^Oh iya, kamu nggak ngejoki ?^^^

Sebenernya kamu siapa si ? Kenapa kamu bisa tau tentang aku ?

^^^Aku...^^^

^^^Calon pacar kamu 😋^^^

^^^Eh bukan deh, yang benar calon masa depan kamu hehe^^^

Dasar aneh, nggak jelas

Bukannya marah, Meyra malah tersenyum tidak jelas setelah Nathan mengatainya aneh dan gak jelas. Memang betul apa yang dikatakan Nathan tentang gadis itu.

Dasar Meyra, si paling falling in love.

*

"Sayang, kamu beneran mau pindah ke Princeton ? Papa cerita ke Mama tadi malam, Mama sempat kaget loh dengernya." kata Zoe melihat Meyra yang sudah bergabung ke meja makan.

"Apa ? Meyra pindah ke Princeton. Kok bisa dek kamu pindah ke situ ?" tanya Keyra penasaran.

"Iya Ma bener kok yang dibilang Papa. Aku butuh suasana baru aja Ma, kak." Meyra memberi pengertian pada Mama dan kakaknya.

"Hah masa si. Kamu gak ada yang gangguin kan di Stanford. Apa jangan-jangan kamu dibully makanya minta pindah ?" tanya Keyra yang dibalas Meyra dengan gelengan.

"Nggak kakak ku sayang. Meyra baik-baik aja di Stanford, gak ada yang berani gangguin Meyra. Emang bener Meyra lagi butuh suasana baru." Meyra mencoba meyakinkan Keyra.

"Bener ya ?" Keyra bertanya lagi untuk memastikan.

"Iya kak Keyra" Meyra mengangguk penuh keyakinan.

"Ada-ada aja kamu Meyra" Meyra hanya menyengir mendengar ucapan Mamanya. Sedangkan Papanya itu hanya menatapnya dengan tatapan geli. Karena hanya sang Papa yang tau alasan sebenarnya dia pindah. Eh bukan hanya Morris si, tapi Sera juga sudah tau.

*

Meyra terkejut saat didepan rumahnya kini ada mobil sahabatnya, siapa lagi kalo bukan Serana. Dia menghampiri Sera yang masih ada di dalam mobilnya.

"Ngapain kamu pagi-pagi ada disini Sera ? Aku kan udah nggak di Stanford lagi, sekarang aku udah di Princeton. Papa juga udah mengurusnya." Meyra berbicara pada Sera dengan kaca mobil yang sudah dibuka oleh sahabatnya itu.

"Lo kira lo doang yang ke Princeton, gue juga kali Mey."

"Hah" Meyra menatap Sera cengo mencerna perkataan gadis itu.

"Iya, gue juga udah pindah. Enak aja lo tinggalin gue sendirian, gak akan gue biarin itu terjadi ya. Sekarang ayo kita berangkat, keburu telat." langsung saja Meyra masuk ke mobil Sera. Padahal tadi rencananya dia akan membawa mobil sendiri.

"Aku gak nyangka kamu mau pindah juga ngikutin aku." ujar Meyra

"Gimana ya, gue udah terlanjur gak bisa jauh dari lo si. Jangan-jangan lo udah pelet gue ya ?"

"Enak aja kamu kalo ngomong. Tapi kenapa kamu tiba-tiba ngomong gitu ih..." Meyra tiba-tiba saja memikirkan bahwa gadis disampingnya kini berubah haluan.

"Jangan mikir macem-macem ya, gue masih suka batangan kali." Sera memutar bola matanya malas  karena pemikiran aneh sahabatnya itu.

"Ya siapa suruh kamu ngomong nyeleneh gitu." Meyra membuang pandangannya menuju ke arah samping kaca mobil. Menikmati pemandangan disepanjang jalan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!