Novel ini lanjutan dari novel "TOUCH YOUR HEART" jadi jika ingin nyambung, bisa mampir dulu ke novel Author yang itu.
Nizar adalah seorang pilot muda yang tampan, kehidupan Nizar seakan kiamat kala melihat kedua orang tuanya meninggal secara bersamaan. Hidup Nizar seakan hampa bahkan sifat Nizar pun berubah menjadi dingin, cuek, dan juga galak.
Nizar dan adiknya Haidar harus melanjutkan hidup meskipun terasa sangat sulit tanpa kehadiran kedua orang tuanya. Hingga pada akhirnya, seorang wanita cantik tiba-tiba hadir di kehidupan Nizar dan memporak-porandakan perasaan Nizar.
Siapakah wanita cantik itu? apakah wanita itu mampu mengembalikan semangat hidup Nizar atau malah sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 28 Kepulangan Nizar
Setelah menyelesaikan tugas terbangnya, Nizar pun kembali ke hotel. Masih ada tugas terbang beberapa minggu lagi tapi Nizar sudah rindu ingin cepat-cepat pulang. Entah kenapa akhir-akhir ini Nizar merasa sangat khawatir kepada Binar dan selalu memikirkan Binar.
"Masih lama ternyata," gumam Nizar.
Nizar pun segera menghidupkan ponselnya lalu melemparnya ke atas tempat tidur. Dia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa sudah sangat lengket oleh keringat. Posisi Nizar saat ini berada di Negara Q.
Tidak membutuhkan waktu lama, Nizar pun selesai mandi lalu memeriksa ponselnya. "Astaga, si Haidar kebiasaan kalau nelepon dan kirim pesan itu tidak kira-kira. Sudah tahu jika gak diangkat berarti lagi terbang," kesal Nizar ketika melihat puluhan telepon dan pesan dari adiknya itu.
Nizar mulai membaca satu persatu pesan yang dikirimkan oleh adiknya itu dan betapa terkejutnya Nizar saat mengetahui isi pesan yang Haidar kirimkan. Tanpa menunggu lagi, Nizar segera menghubungi Haidar dan memarahi Haidar tanpa jeda. Setelah selesai memarahi adiknya, dia pun memutuskan sambungan telepon dan terlihat tampak bingung.
"Aku harus bagaimana? tugas terbang aku masih lama, tapi aku gak bisa tenang jika Binar menghilang seperti itu," gumam Nizar.
Nizar pun akhirnya memberanikan diri untuk menghubungi pimpinannya. Bersyukur ada salah satu rekannya yang baik hati dan bersedia menggantikan Nizar. Detik itu juga Nizar langsung siap-siap untuk pulang.
Di kediaman Yulia....
Yulia dan Risa masuk ke dalam kamar Binar, Yulia memperhatikan seluruh sudut kamar yang ditempati anaknya itu. Air mata Yulia kembali menetes.
"Ya Allah, kamu ada di mana sayang," gumam Mama Yulia sembari duduk di ujung raniang.
Risa ikut duduk dan memeluk Mama dari sahabatnya itu. "Tante, jangan sedih. Risa yakin jika Binar baik-baik saja dan Binar akan segera kembali kepada kita lagi," ucap Risa memberikan semangat kepada Yulia.
"Itu aliran sungainya deras sekali, apa Binar akan baik-baik saja? semalaman dia pasti kedinginan dan ketakutan karena Binar takut kegelapan. Tante tidak bisa membayangkan pasti Binar menangis," ucap Mama Yulia dengan deraian air mata.
Risa semakin mengeratkan pelukannya, Risa hanya bisa berdo'a semoga sahabatnya itu baik-baik saja. Hingga beberapa menit Risa memeluk Yulia, tiba-tiba Risa ingat sesuatu.
"Oh iya Tante, dulu Binar sempat merekam pembicaraan Virlo dan Veronika di sebuah restoran. Coba kita cari rekaman itu, kali aja yang diucapkan kedua manusia jahat itu ada hubungannya dengan menghilangnya Binar," ucap Risa.
"Hah, serius kamu? ya sudah, sekarang kita cari," sahut Mama Yulia.
Keduanya pun langsung mencari rekaman itu, tapi setelah beberapa lama mencari mereka sama sekali tidak menemukannya. "Di mana ya, Binar menyimpan rekaman itu," ucap Mama Yulia putus asa.
Keduanya terdiam, semua barang-barang Binar sudah mereka periksa dan sama sekali mereka tidak menemukannya. Risa masih berpikir, hingga pandangannya tertuju kepada laptop yang ada di atas meja. "Tante, kita periksa laptopnya kali aja Binar sudah menyimpannya di laptop," usul Risa.
"Ah iya, benar juga," sahut Mama Yulia.
Risa pun segera membuka laptop Binar, beruntung Risa mengetahui kata sandi email Binar sehingga dia bisa membukanya. Risa mulai mencari dokumen yang disimpan oleh Binar. Setelah cukup lama mencari, Risa pun menemukan sebuah dokumen yang diberi nama "RAHASIA".
"Tante, pasti ini dokumennya, kita coba buka ya," ucap Risa.
"Bukalah," sahut Mama Yulia.
Risa meng-klik dokumen itu dan ternyata benar saja, itu rekaman pembicaraan Virlo dan Veronika. Di dalam rekaman itu, terdengar jika Virlo dan Veronika memang merencanakan untuk menyingkirkan Binar. Yulia dan Risa sampai kaget mendengar rencana mereka.
"Firasat Tante benar 'kan Risa, pasti ini sudah direncanakan. Kurang ajar mereka, awas kalian," geram Mama Yulia.
"Risa copy dulu ya, Tante untuk barang bukti," ucap Risa.
Setelah selesai di copy dan dikirimkan ke ponsel Risa, Yulia pun mengajak Risa untuk ke rumah Dewa. Yulia benar-benar sudah tidak bisa mentolerir lagi kelakuan mereka bahkan saat ini rasa cinta yang dulu begitu besar kepada Dewa, justru berbalik dengan kebencian yang menggunung. Tidak membutuhkan waktu lama, mereka pun sampai di rumah Dewa dan tanpa permisi Yulia langsung masuk.
"Astaga, bisa tidak kalau masuk rumah orang itu permisi dulu bukannya main nyelonong kaya maling!" teriak Mama Dona.
"Diam kamu! ini bukan rumah kamu," bentak Mama Yulia.
"Hai, kamu lupa ya kalau Mas Dewa itu sudah menikah dengan saya jadi kamu tidak berhak atas rumah ini," sahut Mama Dona dengan PD nya.
Yulia menghampiri Dona lalu berdiri di hadapan Dona dengan senyuman sinisnya. "Siapa bilang saya tidak berhak atas rumah ini? asalkan kamu tahu, rumah ini atas kerja keras kita berdua dan rumah ini juga ada harga milik saya jadi rumah ini adalah harta gono-gini, hanya saja untuk saat ini saya belum menggugatnya jadi kamu jangan sok keras kepada saya, orang miskin tidak tahu diri seperti kamu hanya bisa menghamburkan uang tanpa tahu bagaimana susahnya mencari uang. Makanya kamu menggoda suami orang untuk membuat hidupmu dan anak-anakmu senang," ledek Mama Yulia.
"Kurang ajar." Dona melayangkan tangan hendak menampar Yulia, tapi Suga dengan sigap menahannya.
"Tidak ada yang boleh menyentuh Nyonya Yulia, saya tidak peduli itu wanita atau pria tapi siapa pun yang berani menyentuh Nyonya Yulia dan Nona Binar, akan saya patahkan tangannya!" tegas Pak Suga dengan menghempaskan tangan Dona.
"Dewa, keluar kamu! saya tahu kamu ada di sini," teriak Mama Yulia.
Mendengar teriakan Yulia, Dewa pun segera turun untuk menemuinya. Yulia dengan cepat menghampiri Dewa dan menampar pria itu dengan sangat kencang membuat Dewa membelalakkan matanya. "Apa-apaan kamu, Yulia!" bentak Papa Dewa.
"Penjarakan anak-anak kesayangan kamu atau saya sendiri yang akan memenjarakan mereka!" sentak Mama Yulia.
"Maksud kamu apa?" tanya Papa Dewa tidak mengerti.
"Risa, mana ponsel kamu," pinta Mama Yulia.
Risa pun memberikan ponselnya dan menyalakan bukti rekaman. Yulia mengangkat ponsel itu dengan volume yang full, supaya Dewa dan Dona mendengarnya dengan jelas. Dewa dan Dona membelalakkan matanya merasa kaget.
"Kalian dengar, anak-anak kesayangan kalian sudah merencanakan untuk menyingkirkan Binar supaya harta kekayaan Dewa nantinya jatuh ke tangan mereka. Menghilangnya Binar pasti ada hubungannya dengan mereka, jadi kalau kamu tidak bisa menjebloskan anak-anak itu ke penjara, biar saya saja yang jebloskan mereka," ucap Mama Yulia dengan mata memerah menahan amarah.
"Tidak, anak-anak saya tidak mungkin seperti itu. Saya yakin itu adalah editan, zaman sekarang sudah canggih siapa pun bisa menirukan suara orang lain lewat aplikasi!" teriak Mama Dona tidak terima.
Dewa hanya terdiam, dia masih syok dengan rekaman itu. Dia tidak percaya jika anak-anak sambungnya sudah merencanakan kejahatan untuk menyingkirkan anak kandungnya.