KEHADIRANMU MENGUBAH HIDUPKU bukan sedekar bicara tentang Cinta biasa namun tentang perjalanan hidup yang mereka lalui.
Diambil dari sebuah kita nyata perjalanan Hidup sebuah keluarga yang berasal dari keluarga miskin. Perselisihan dalam rumah tangga membuat Anak mereka yang baru lahir menjalani kehidupan tanpa seorang ayah. Sampai anaknya tumbuh dewasa. Perjalanan sebuah keluarga ini tidaklah mudah deraian air mata berbaur dalam setiap langkah mereka. Kehidupan yang penuh perjuangan untuk sebuah keluarga kecil tanpa adanya kepala keluarga. Mereka lalui dengan ikhlas hingga mereka menemukan kebahagiaan yang sedikit demi sedikit mereka dapatkan dan membuat mereka semua bahagia.
Bagaimanakah perjalanan kisahnya?
Ikuti terus Kisah ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SitiKomariyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Doni Lagi
Beberapa hari telah berlalu, saat disekolah Doni masih saja mengganggu Tisna. Pernah juga sampai menangis, ia menangis jika ada teman yang mengejeknya perihal tentang ayah.
Saat Tisna masuk kelas ia mendengar teman-teman kelasnya ada yang membicarakan Tisna.
“ Teman-teman coba lihat! Itu ada Tisna, kasihan sekali dia.”
“ Memang kenapa dengan dia?”
“ Gara-gara Doni kakak kelas kita, katanya dia Tidak punya ayah!”
“ Sudah jangan ngomongin dia terus, lebih baik kita belajar saja. Lihatlah ada orangnya.”
Ucap beberapa teman Tisna saat didalam kelas.
Tisna terlihat masih sangat kesal dengan Doni karena selalu bilang ia tidak mempunyai ayah. Doni sekarang merasa kesepian jika tidak berteman dengan Tisna dan Oni.
Saat istirahat Doni datang kekelas Tisna untuk mengakui kesalahannya.Doni berusaha agar Tisna mau memaafkan kesalahannya.
Doni juga mengatakan jika ia tidak akan mengulangi perbuatannya lagi.
“ Tisna jangan marah lagi ya, aku tidak akan mengejekmu lagi. Kita berteman lagi ya?”
“ Iya Tisna maafkan Doni." Ujar beberapa teman Tisna.
“ Kalian semua diam saja, aku tidak mau berteman dengan dia. Doni itu jahat, dia sering mengejekku bahkan minta uang jajanku. Aku tidak mau memaafkan Doni!”
Tisna kemudian pergi keluar kelas menuju UKS yang letaknya tepat dipinggir lapangan. Tisna duduk sendirian sembari menitikkan airmatanya. Ia merasa rindu dengan ayahnya, namun yang ia tau ayahnya hanyalah Iman.
Lalu ia teringat nasehat Iman saat Tisna bersedih.
“ Ayah Tisna kangen sama ayah. Doni masih mengejek Tisna disekolah, dia bilang ke teman-teman jika Tisna tidak mempunyai ayah. Ayah pulang Tisna kangen, huhuhuhu.”
Saat Tisna berderaian air mata, datang Aris dan Oni yang menghampirinya. Mereka merasa terharu saat melihat Tisna duduk disamping UKS menangis sembari meletakkan kepalanya dilutut.
“ Tisna ada apa denganmu? Kenapa kamu begitu sedih?”
Tisna diam saja saat Aris bertanya, ia masih menangis sesenggukan.
“ Ayah, ayah! Huhuhu”
Hanya terdengar Tisna panggil-panggil ayahnya. Aris mengetahui jika Tisna menangis pasti karena di ejek temannya. Aris kemudian mendekati Oni.
“ Oni apa kamu tahu siapa yang mengejek Tisna?” Ujar Aris yang penasaran sebab Tisna menangis.
“ Doni mas Aris, tapi tadi kata teman-teman Doni datang kekelas meminta maaf pada Tisna. Tapi Tisna tidak mau memaafkan Doni!”
“ Ouw begitu! Tisna sudah jangan menangis, ayo kita masuk kekelasmu. Nanti biar mas Aris yang memarahi Doni.”
Baru saja selesai berkata-kata, terlihat Doni berjalan ke arah mereka. Setelah Doni tiba dia cepat-cepat meraih tangan Tisna dan meminta maaf sudah membuatnya bersedih.
“ Iya Tisna maafkan Doni, nanti jika dia nakal lagi biar mas Aris yang memarahinya.”
“ Betul kata mas Aris, maafkan Doni Tisna.”
Perlahan Tisna menyeka airmatanya lalu berdiri, tapi Oni meminta agar Tisna duduk saja. Walau dengan berat hati karena dibujuk oleh Aris dan Oni. Akhirnya Tisna mau memaafkan Doni.
Kemudian mereka kembali kekelas. Saat pulang sekolah mereka pulang bersama-sama. Mereka berjalan kaki dari sekolah bersama teman-teman yang lainnya juga. Karena Ibu Tisna belum menjemput Tisna.
Saat mereka sudah mencapai setengah perjalanan. Obi melihat ibu Tisna naik sepeda .
“ Tisna itu ibumu? Kamu sudah dijemput!”
Tisna kemudian memanggil ibunya, Marni segera mendekati Tisna yang masih berjalan beriringan bersama teman-temannya.Tisna segera naik sepeda begitu juga dengan Oni.
Sedangkan Aris sedang menuntun sepedanya.