Kisah ini menceritakan tentang perantauan ku ke Kalimantan dan bertemu dengan seseorang perempuan yang ternyata perempuan itu menganut ilmu hitam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amak Tanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28
Bagas pun segera menuju ke dapur mes, disaat melewati mes Samsul Bagas pun memanggil Samsul ia mengajak Samsul untuk makan malam bersama.
"Sul, ayok makan" ucap Bagas tatkala melewati mes Samsul, dan samsul memang lagi duduk di kursi ruang tamunya.
"Iya gas ayok" ucap Samsul dari dalam lalu ia beranjak dari tempat duduknya dan segera keluar. Setelah Samsul menutup kembali pintu mesnya mereka berdua pun memutuskan untuk segera ke dapur mes, setibanya didapur Bagas dan Samsul pun mengambil makanan masing-masing dan segera memakannya.
"Eh sul, tumben si Risa tidak kelihatan apa dia udah makan?" Tanya Bagas pada Samsul.
"Iya mungkin aja gas, soalnya tadi sebelum kamu lewat di depan mes aku melihat dia jalan habis dari dapur" jawab Samsul "kenapa emangnya gas kamu kangen sama dia ya" olok Samsul
"Mata mu sul, justru aman tentram kalau tidak ada dia" ucap Bagas
"Hahaha parah kamu gas" ucap Samsul
Di tempat lain di mes nya Risa, Risa sedang melakukan sebuah ritual untuk memikat Bagas, Risa yang sudah kepalang kepincut dengan Bagas pun akhirnya memutuskan untuk mengirimkan pelet kepada Bagas, ia melakukan beberapa ritual hingga beberapa saat kemudian,
Pranghggghhhh...
Prangggggghghgg...
Prangggggggghgg...
Semua benda yang ia gunakan untuk bahan memelet Bagas pun terlempar berhamburan dilantai.
Uhukuhukuhuk....
Uhukuhukuhuk...
"Ada apa ini kenapa peletku tidak mampu menaklukkan hati Bagas" ucap Risa yang hampir terpental karena Pelet yang ia kirimkan ke Bagas tidak bisa masuk, bukan tanpa alasan pelet Risa tidak bisa mengenai Bagas karena Bagas dilindungi oleh Nina, karena kekuatan Nina yang seorang kuyang jauh lebih tinggi dari orang-orang yang menganut ilmu pelet biasa oleh karena itu pelet dari Risa tidak bisa mengenai Bagas.
"Apa jangan-jangan Bagas punya ilmu juga" batin Risa.
"Ah tidak mungkin, apa jangan-jangan dia ada yang melindungi, sialan awas aja kamu Bagas, cepat atau lambat kamu bakalan jatuh ke dalam pelukan ku" gumam Risa sembari menyeringai. Risa pun membereskan semua barang-barang yang berserakan di lantainya.
Bagas dan Samsul yang sudah selesai makan malam pun segera kembali ke mes masing-masing. Kali ini Bagas langsung memutuskan untuk kembali ke mes tanpa mampir ke mes Samsul. Setibanya di mes Bagas pun masuk kedalam mesnya. Setelah itu ia menuju ke kamarnya lalu ia berbaring. Setelah beberapa saat ia berbaring ia seperti mendengar suara seseorang seperti bernyanyi tetapi bukan nyanyian. Ia tajamkan pendengarannya semakin lama semakin jelas dan arahnya dari arah mes yang Risa tempati. Setelah beberapa saat suara tersebut pun hilang, Bagas pun memutuskan untuk segera tidur, tak butuh waktu lama untuk Bagas tertidur pulas,
di tempat lain Nina kali ini akan melangsungkan rencana untuk mengganggu Risa karena ia kesal dengan Risa yang sudah berani coba-coba mengirim pelet kepada Bagas, Nina pun merubah diri menjadi kuyang, setelah kepala serta ari-arinya lepas dari tubuhnya Nina pun melesat ke mes Risa, setibanya di sana Nina mencari cara agar bisa masuk kedalam mes.
Nina pun menimbulkan kegaduhan diluar,
Crasssssss....
Crasssssss....
Crasssssss...
Suara seperti dinding garuk-garuk dari luar membuat Risa sedikit bergidik ngeri akan tetapi ia pun memberanikan diri untuk melihat ke luar ia pun beranjak dari tempat tidur lalu menuju jendela ia buka jendela perlahan dan tiba-tiba..
"Arhhhhhhhhhh.....kuyang.....kuyang.." Risa berteriak sambil mundur kebelakang hendak lari namun Nina segera meniupkan angin ke wajah Risa hingga membuat Risa jatuh pingsan. Nina pun hendak memberikan sedikit pelajaran kepada Risa namun belum sempat ia berbuat apa-apa warga sudah berlarian ke arah mes karena mendengar suara teriakan Risa tadi.
"Sialan.. awas kamu lain kali bakalan aku mangsa" gumam Nina lalu ia pun melesat meninggalkan mes Risa.
Warga pun tiba di mes Risa mereka melihat jendela mes terbuka lalu mereka mengetuk pintu namun tidak ada jawaban dari dalam, warga pun mendobrak pintu
"Bruakkkkkkk" pintu pun terbuka secara paksa warga pun segera masuk dan mereka mendapati Risa yang sudah tergeletak pingsan di depan pintu kamarnya.
Suara para warga mendobrak pintu tadi membuat para penghuni mes keluar dan mereka pun ke mes dimana Risa tinggal, tak terkecuali Bagas dan Samsul.
"ada apa pak" tanya Samsul yang baru saja datang
"Ada kuyang tadi sul" ucap salah satu warga yang sudah mengenal Samsul maupun Risa.
"Trus itu gimana si Risa pak" tanya Samsul lagi
"Sepertinya nggak kenapa-kenapa sul, untung kita cepat datang" jawab warga
"Syukurlah pak" ucap Samsul
"Ada yang punya minyak angin tidak" tanya salah satu warga
"Ada pak sebentar saya tanyain ke istri saya dulu" ucap pak Samidi, pak Samidi pun kembali ke mes lalu ia mengambil minyak kayu putih dan kembali ke mes Risa lagi.
"Ini pak" ucap pak Samidi sembari menyerahkan minyak kayu putih Kepada salah satu warga, warga pun mengoleskan minyak kayu putihnya ke bawah hidung Risa, hingga tak lama kemudian Risa pun terbangun dari pingsannya.
"Aku dimana" ucap Risa yang baru bangun
"Kamu di mes nak Risa" ucap salah satu warga
"Kamu tadi pingsan karena melihat kuyang" timpal salah satu warga.
"Iya pak saya ingat tadi ada kuyang" ucap Risa yang sudah mulai kembali kesadarannya
"Kok kamu buka jendela malam-malam Ris, kamu tahu sendiri kan kalau wanita haid diincar sama kuyang" ucap salah satu warga lagi
"Aku nggak lagi haid pak, makanya aku buka pintunya karena aku pikir tidak mungkin kuyang mengincar aku" jawab Nina menjelaskan
"Lho kok bisa kuyang itu mengincar kamu kalau tidak lagi haid" ucap salah satu warga yang merasa heran, begitu pula dengan warga lainnya mereka juga merasakan ada yang aneh, tumben-tumbenan kuyang mau memangsa wanita yang sedang tidak haid.
"Yasudah tidak penting lagi haid ataupun tidak, yang penting Bu Risa selamat" ucap pak Samidi
"Iya betul" ucap para warga yang berkumpul di mes Risa.
"Yasudah karena nak Risa sudah tidak kenapa-kenapa, kami pamit dulu ya, ingat kalau ada suara apa-apa jangan digubris biarin aja nanti juga dia cape sendiri" ucap salah satu warga.
"Iya pak terimakasih banyak pak" ucap Risa pada para warga,
Warga pun pergi satu persatu meninggalkan mes Risa tak terkecuali Bagas dan Samsul beserta pak Samidi mereka kembali ke mes masing-masing. Setibanya di mes Bagas pun masuk ke kamar dan berbaring di kasur ia melihat jam ternyata sudah menunjukkan pukul 03:00 dini hari, Bagas pun memutuskan untuk tidur kembali.
Hingga tak terasa pagi pun tiba Bagas terbangun dengan suara bising di luar mes nya suara kendaraan warga yang berangkat kerja dan suara percakapan ibu-ibu yang sedang bergibah. Bagas pun segera memutuskan untuk mandi dan bersiap-siap berangkat kerja, setelah siap-siap Bagas pun memutuskan untuk sarapan terlebih dahulu. Setibanya Bagas di dapur mes bagas pun masuk ke dalam dan di dalam sudah ada Samsul dan Risa yang sedang sarapan juga.
"Eh pak Bagas mau sarapan juga" ucap Risa
"Iya Bu Risa" ucap Bagas lalu ia mengambil makanan.
"Tumben kamu telat gas, biasa kamu paling duluan" tanya Samsul
"Iya sul soalnya tadi lama nyuci dulu" ucap Bagas berbohong, padahal ia emang bangun agak terlambat dari biasanya.
"Owalah begitu" ucap Samsul sembari melanjutkan makannya
"Pak Bagas, tadi malam nggak digangguin sama kuyang?" Tanya Risa
"Nggak Bu, saya hanya kebangun dengar berisik para warga" ucap Bagas
"Kok aku digangguin ya?" Gumam Risa pelan namun masih didengar oleh Bagas dan Samsul.
"Mungkin kamu punya musuh yang masih menganut ilmu kuyang Ris" ucap Samsul.
"Ya nggak sih kayaknya sul, nggak pernah punya musuh juga" jawab Nina.
Bagas hanya diam saja sambil lanjut menyantap makanannya
Tiba-tiba....
BERSAMBUNG.....
***
di tungguin