Meski sudah menikah, Liam Arkand Damien menolak untuk melihat wajah istrinya karena takut jatuh cinta. Pernikahan mereka tidak lebih dari sekedar formalitas di hadapan Publik.
Trauma dari masa lalu nya lah yang membuatnya sangat dingin terhadap wanita bahkan pada istrinya sendiri. Alina Zafirah Al-Mu'tasim, wanita bercadar yang shalihah, menjadi korban dari sikap arogan suaminya yang tak pernah ia pahami.
Ikuti kisah mereka dalam membangun rasa dan cinta di balik cadar Alina🥀
💠Follow fb-ig @pearlysea
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pearlysea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
•Si Kuning Punya Liam•
Liam berjalan cepat menuju ruang rapat, napasnya masih sedikit memburu. Meeting pagi ini sangat krusial beberapa investor besar dan klien penting hadir untuk mendiskusikan masa depan perusahaannya di tengah situasi skandal yang mencuat. Wajah-wajah serius mereka sudah terpampang ketika ia membuka pintu ruang rapat.
Saat ia masuk, semua mata tertuju padanya. Beberapa investor tampak mengangguk singkat sebagai sapaan, sementara sebagian yang lain tampak menatapnya dengan ekspresi waspada dan ingin tahu.
"Maaf atas keterlambatannya," ucap Liam dengan suara tegas dan tenang. Ia menunduk sedikit sebagai tanda hormat, lalu mengambil tempat di ujung meja. Ia merapikan jasnya sejenak, menarik napas dalam-dalam sebelum mulai berbicara.
"Seperti yang Anda semua ketahui," Liam membuka,
"perusahaan kami sedang dalam masa sulit karena tuduhan manipulasi saham yang masih berlanjut. Namun, saya di sini untuk memastikan kepada Anda semua bahwa kami akan terus bersikap transparan dalam proses penyelidikan ini dan bahwa kami berkomitmen penuh untuk membersihkan nama baik perusahaan."
Para investor memperhatikan dengan seksama, sementara Liam menyampaikan hasil investigasi internal yang sudah dilakukan sejauh ini, memberi mereka gambaran jelas tentang langkah-langkah keamanan yang diambil untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Di tengah presentasinya, salah satu klien utama, Mr. Harris, mengangkat tangannya, menyela dengan nada yang agak skeptis,
"Liam, bisa Anda pastikan bahwa tidak ada karyawan atau pihak internal yang terlibat dalam kasus ini? Saya ingin tahu apa langkah konkret Anda untuk menjaga integritas perusahaan."
Liam mengangguk tenang, tak terintimidasi.
"Tentu, Pak Harris. Kami sedang bekerja sama dengan tim ahli independen untuk melacak setiap transaksi yang mencurigakan. Saya bisa yakinkan, bila ada oknum di dalam perusahaan yang terlibat, mereka akan menerima konsekuensi yang setimpal. Dan saya, secara pribadi, berjanji akan menyelesaikan masalah ini dengan segera."
Seiring Liam melanjutkan penjelasannya, ia merasa semua orang mulai lebih tenang dan yakin. Keyakinan dalam nada bicaranya, ditambah ketenangannya meski tekanan begitu besar, perlahan-lahan membangun kembali kepercayaan mereka. Beberapa investor mulai mencatat, memberikan anggukan tanda setuju, dan beberapa lainnya tampak kembali fokus pada pembahasan berikutnya.
Akhirnya, setelah hampir dua jam yang intens, meeting berakhir dengan kesepakatan yang cukup positif. Beberapa investor menyatakan dukungan mereka, meskipun tetap memberi perhatian penuh pada perkembangan kasus ini.
Saat Liam keluar dari ruang rapat, rasa lega menyelimuti dirinya, meski ia tahu perjalanannya masih panjang. Langkahnya sedikit lebih ringan, dan tanpa sadar pikirannya melayang pada sosok wanita bercadar yang semalam mengusiknya, membuatnya terjerembab pada hasrat.
...🦋🦋🦋...
Alina berdiri di tengah kebun rumahnya yang luas, dikelilingi tanaman-tanaman baru yang memenuhi halaman. Suara cangkul dan gunting rumput terdengar bersahut-sahutan, sementara beberapa pekerja kebun sibuk merapikan tanaman dan menggali lubang-lubang baru. Satu per satu pot bunga yang Alina pesan mulai diangkat dari truk dan diletakkan dengan hati-hati di sekelilingnya.
Alina tersenyum, mengawasi setiap tanaman dengan penuh perhatian. "Pak Arman," panggilnya pada salah satu tukang kebun,
"boleh tolong bunga kamelia itu dipindah ke sudut sana? Biar lebih terlihat dari jendela ruang tamu."
Pak Arman mengangguk, langsung memindahkan pot bunga sesuai permintaan Alina. Sambil membantu memindahkan tanaman lain, Alina berjongkok, memeriksa tanah di sekitarnya.
"Jangan lupa pastikan tanahnya cukup gembur, ya," katanya dengan lembut, menunjukkan cara mengaduk tanah agar tanaman mudah beradaptasi.
Beberapa pekerja tampak terinspirasi dengan kehadirannya.
"Bu Alina tahu banyak tentang tanaman, ya," celetuk salah satu pekerja sambil tersenyum.
Alina tertawa kecil, mengusap tangan yang berdebu.
"Belajar sedikit-sedikit saja, Pak. Kalau kebun cantik, saya yang senang, kok.”
Ia bergerak ke sudut lain, memeriksa tumpukan pot bunga yang baru tiba. Beberapa di antaranya adalah pot bunga berukuran besar yang diisi dengan berbagai jenis tanaman hias. Alina membayangkan bagaimana indahnya kebun ini setelah semuanya selesai.
"Nah, pot besar yang ini," katanya sambil menunjuk pot monstera yang rimbun,
"taruh di dekat pohon besar sana, biar ada kontras warnanya."
Para pekerja mengikuti instruksinya dengan teliti, memotong rumput liar dan mengatur pot-pot baru sesuai dengan penempatan yang diinginkan Alina. Semua tanaman ditata rapi, ada yang diatur berbaris di sepanjang jalan setapak, ada yang ditempatkan di dekat kolam kecil, dan beberapa lagi disusun mengelilingi bangku taman.
Di tengah kesibukannya, Alina menyempatkan diri untuk berbincang hangat dengan para pekerja, menanyakan kabar mereka dan mengucapkan terima kasih atas kerja keras mereka.
"Nanti, saya buatkan teh manis dingin untuk kalian semua, ya. Pasti capek seharian di bawah matahari," katanya tulus.
Para tukang kebun tersenyum sumringah, merasa dihargai oleh sikap ramah dan perhatian Alina.
Dua Jam kemudian.
Para tukang kebun pun berpamitan, meninggalkan Alina dengan taman yang sekarang terasa lebih hidup dan asri. Setelah mereka pergi, Alina melangkah pelan menuju bangku taman yang dikelilingi oleh bunga-bunga warna-warni. Ia duduk di sana, menikmati pemandangan sambil menghirup udara segar. Sambil menutup matanya sejenak, ia membiarkan angin lembut membelai wajahnya, menikmati momen tenang yang telah lama ia rindukan.
Tetapi kemudian ia teringat, dia belum memeriksa kamar Liam dan harus membersihkannya, Alina lalu bangkit dan berjalan masuk ke rumah, menaiki tangga dengan hati hati sampai ke depan pintu kamar suaminya.
Dan begitu Alina membuka pintu, ia seketika membulatkan matanya, melihat betapa berantakannya kamar Liam, persis seperti yang ia lihat saat pertama kali mememasuki kamar suaminya yang persis kapal pecah.
Alina mulai memunguti baju baju yang berserak di lantai dan lagi lagi ia menemukan celana dalam Liam yang hampir masuk ke kolong ranjang.
Alina menunduk dan menyeret celana dalam berwarna kuning terang itu dengan mencubit karet kolornya, sambil memasang wajah jijik.
Alina yang tidak bercadar sangat lucu dengan ekspresi itu, Andai Liam melihatnya dia pasti akan gemas seketika.
Setelah selesai memunguti baju baju dan menaruhnya di keranjang cucian, Alina merapihkan berkas berkas, menyusun map map itu dengan rapi, mengelap meja kerja liam hingga mengkilap.
Selesai.. Alina lalu beralih ke kasur, dia menyingkap selimut dan lagi lagi matanya membola, seraya menggeleng gelengkan kepala.
Tisue berserakan di kasur, Alina menggerutu betapa jorok suaminya. Alina lalu memunguti tisue tisue yang nampak lepek, jarinya terkena cairan kental yang lengket sambil menyeringai jijik tapi ia menyangka mungkin Liam sedang Flu semalam.
Namun, begitu matanya menangkap seonggok botol hitam di bawah bantal Alina meneguk ludah, dengan wajah penuh rasa penasaran ia mengambilnya dan lagi lagi Alina di buat tercengang.
*Pelumas; pembesar dan penguat vitalitas pria*
Alina lalu berteriak keras, "LIAM!!!"
...🦋🦋🦋 Bersambung.🦋🦋🦋...
lanjut kk☺️
ud la ngalh salh satu ungkapin prasaan. tpi jangn alina y, liam az yg ungkapi lbih dulu dn bobok ny jang pisah kamar. eh, tpi jangn dulu nti khilaf. blum nikh ulang soal ny😅.
ayo hukumn ap dri liam. kn jdi mikir yg gk2😂. ap gk sebaik ny pernikhn mreka ni diperjels y. krna dri awal banyk x perjnjian2 dibuat liam.
sbelum ny liam mmbuat kontrk utk prnikhan mreka. dn skarang liam sprtiny ingin mlanjut kn prnikah sesungguhny. klw bgitu liam dn alina hrus ijab kabul ulang. krna disaat liam mmbuat perjanjian2 itu, ud trmsuk talak. nmany talak mudhaf. talk yg ud ditentukn.
ayo alina, bukn kh itu yg kau harapkn. saling mmbuka hati.
sehat2 jga buat author ny. biar bsa doble up😁✌️