Awalnya pertemuan tak sengaja dan berujung di ranjang tetangga.
Saking kesepiannya, Intan Novalia berselingkuh dengan tetangganya yaitu seorang dosen bernama Doni pratama.
Keseringan di tinggal dinas oleh sang suami yaitu Indra Arshaka. Intan, secara diam-diam menduakan suaminya sendiri tanpa sepengetahuannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NurmaMuezzaKhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 28
Glek
Intan duduk di sofa sambil menundukkan kepalanya. Bukan tanpa sebab, dia merasa takut dengan tatapan ibunya Doni yang sedari tadi terus menatapnya.
Dalam hati Intan bahkan ketar-ketir. Dia takut ibunya Doni akan menamparnya dan mencaci maki dirinya seperti di film-film. Bukan hanya itu , dia sedikit takut karena sudah pernah mengalami semua itu oleh mertuanya.
"Siapa namamu?" Tanya Vina menatap Intan dengan tatapan serius.
"Eh, saya... Saya Intan, tante." Ucapnya sedikit gugup. Intan masih saja enggan mendongak menatap Vina, karena masih merasa takut.
Pertemuan tak sengaja di antara mereka membuat Intan sangat canggung. Dirinya tak menyangka, kalau saat ini dia akan di pergoki langsung oleh ibunya Doni.
Vina masih saja teringat kejadian dimana pakaian Intan yang berserakan di lantai, lalu saat Intan keluar dari kamar mandi yang hanya menggunakan handuk pendeknya. Itu benar-benar membuatnya menganga tak percaya.
"Bukankah jika sedang berbicara dengan seseorang, kau harus menatap lawan bicaramu?" Tanya Vina yang sedikit menekan kata.
Srettt
Intan mendongak langsung ketika mendengar ucapan Vina, dia dengan cepat duduk tegak lalu menatap Vina dengan tatapan serius.
"Ah, m-maafkan saya. Saya......"
"Sejak kapan kamu berhubungan dengan anak saya?" Kembali bertanya.
Saat ini, Vina benar-benar menginterogasi Intan. Pasalnya, dirinya tidak ingin jika anaknya itu terjebak dalam hubungan yang salah. Maka dari itu, Vina ingin memastikan sendiri pilihan puteranya ini.
Andai Vina tahu, kalau Intan ini sebenarnya adalah isteri seseorang yang bisa di artikan kalau dirinya itu sudah menikah.
Intan bahkan bingung harus memulai pembicaraannya dari mana. Dia juga tak tahu sejak kapan menjalin hubungan dengan Doni.
"Baru-baru ini, kok. Saya belum lama berhubungan dengan mas Doni. Kami masih di tahap saling mengenal." Ucapnya menambahkan sedikit kebohongan.
Tahap saling mengenal? Vina tak percaya, pasalnya Doni sudah membawa wanita ini ke apartemennya, bahkan sampai ikut mandi juga.
Vina memicingkan matanya. "Lalu, kemana anak saya? Kenapa dia meninggalkan ponselnya disini?"
"Mas Doni sudah berangkat ke kampus. Saya juga setelah mandi akan pergi."
Intan memohon dalam hatinya agar Vina tidak bertanya apapun lagi. Dia merasa canggung, takut dan kebingungan. Andai Doni ada disini, dia tidak akan gelagapan seperti ini.
"Baiklah, kamu lulus jadi kekasih anak saya." Celetuknya.
"Uhukkk."
Jawaban Vina langsung membuat Intan terkejut. Dengan tiba-tiba ibunya ini menyetujui hubungan dia dengan Doni. Intan mengira kalau Vina akan mengusirnya dan mengomelinya panjang lebar. Namun, ini di luar dugaan.
"A-apa...?"
"Nah, sebelum kamu pulang. Ayo makan dulu, tante bawakan makanan." Ucapnya langsung beranjak dari duduknya.
Intan hanya cengo dan mengedipkan matanya beberapa kali, semua ini seperti mimpi baginya. "Tante, tidak perlu repot-repot."
"Kenapa kau menolak ajakanku? Ah, apa jangan-jangan kau tak suka pada tante?" Ucapnya dengan tatapan sendu.
"Eh, b-bukan.. Maksudku......"
Srettt
"Ayo cepat, jangan menolak ajakan calon mertuamu ini." Ucapnya sambil menarik tangan Intan.
Intan hanya pasrah saat Vina menarik tangannya.
*****
Ceklek
"Pak, tunggu! Tolong jelaskan dulu semua ini?!" Pekiknya berteriak.
Doni menghela nafasnya sejenak sambil memegang pintu mobil saat hendak keluar. Dan saat itu juga, Linda segera menahannya karena ingin tahun penjelasan tentang maksud dari ucapan Doni.
"Jelaskan apalagi? Saya sudah katakan tadi kalau kita akhiri saja hubungan ini." Ucapnya kembali menegaskan.
"Hiks.. Kenapa pak Doni tega sekali...? Padahal aku sudah menyerahkan semua yang ada pada diriku." Ucapnya dengan iringan isak tangis.
"Semua katamu? Ah, tapi.. Bukankah kamu belum menyerahkan nyawamu padaku, Linda." Celetuknya.
Deg