Wang Lu adalah juara satu perekrutan Paviliun Longtian, mengalami kerusakan pondasi internal dan berakhir sebagai murid tak berguna.
Tak ada yang mau jadi gurunya kecuali… Wang Wu.
Cantik!
Tapi tak bisa diandalkan.
“Bagaimanapun muridku lumayan tampan, sungguh disayangkan kalau sampai jatuh ke tangan gadis lain!” ~𝙒𝙖𝙣𝙜 𝙒𝙪
“Pak Tua! Tolonglah! Aku tak mau jadi muridnya!” ~𝙒𝙖𝙣𝙜 𝙇𝙪
“Tak mau jadi muridnya, lalu siapa yang mau jadi gurumu?”~
Murid tak berguna, guru tak kompeten… mungkinkah hanya akan berakhir sebagai lelucon sekte?
Ikuti kisahnya hanya di: 𝗡𝗼𝘃𝗲𝗹𝘁𝗼𝗼𝗻/𝗠𝗮𝗻𝗴𝗮𝘁𝗼𝗼𝗻
______________________________________________
CAUTION: KARYA INI MURNI HASIL PEMIKIRAN PRIBADI AUTHOR. BUKAN HASIL TERJEMAHAN, APALAGI HASIL PLAGIAT. HARAP BIJAK DALAM BERKOMENTAR!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jibril Ibrahim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 28
Kembali ke Perguruan…
Balai Umum digemparkan oleh berita murid baru yang mampu memecahkan rekor: menyelesaikan misi kelas satu dalam dua hari.
“Kasus teror iblis langit Kota Huanran?!” Seseorang memekik dengan takjub.
“Apa kau bilang? Pangeran Ketujuh?” pekik yang lainnya dari kerumunan murid wanita. “Maksudmu Kakak Senior Jian?”
“Bukan!” bisik temannya sambil menyikut lengan wanita pertama. “Bukan dari Tianyuan. Tapi dari Lijingguo!”
“Ternyata Pangeran Lijingguo?!” gumam seseorang dari kerumunan murid laki-laki. “Tak heran dia bisa memecahkan kasus. Lijingguo memang terkenal dengan kekuatan militernya!”
Bersamaan dengan itu, Yu Fengmu muncul di pintu masuk bersama Wang Lu.
Perhatian semua orang seketika tersita.
“Aku masih belum paham soal kasus orang-orang hilang,” bisik Yu Fengmu pada Wang Lu, belum menyadari situasinya.
“Orang-orang yang hilang itu adalah para tuan tanah yang menandatangani surat persetujuan penggusuran lahan tanpa sepengetahuan keluarganya,” jawab Wang Lu balas berbisik.
“Ternyata begitu!” desis Yu Fengmu.
“Aiyo! Ini Pangeran Lijingguo?” sela seseorang menghampiri mereka.
Seorang gadis, memiliki rambut panjang mengalir, wajahnya dipulas dengan riasan ringan, kulit putih dan wajah kota yang membuatnya terlihat lebih baik daripada orang kebanyakan.
Gaun bunga putih ketat di tubuhnya adalah ekspresi sempurna dari lekuk tubuhnya yang indah. Paha ramping di rok putih memiliki kekuatan untuk membunuh mata.
Jang Yiran, seperti dewi peri yang turun dari langit.
Tunangan Wang Lu, memang merupakan keindahan pertama di kota kelahiran mereka. Sekarang sudah menjadi mantan!
Gadis itu telah memutuskan pertunangan mereka secara sepihak setelah mengetahui Wang Lu mengalami kerusakan pondasi internal.
Sebenarnya itu hanya sebagian alasan supaya orang tua kedua belah pihak membatalkan perjodohan mereka. Alasan yang sebenarnya adalah si Kakak Sepupu Wang Yu.
Gadis itu sebenarnya telah menjalin hubungan rahasia dengan Wang Yu sejak lama. Itulah salah satu alasan kenapa Jang Yiran juga ada di sini.
Jang Yiran datang ke sini bersama Wang Yu sepuluh tahun lalu.
Jang Yiran adalah luka terselebung Wang Lu.
Tapi setelah sebagian ingatan Dewa Buangan pulih dalam dirinya, entah kenapa di mata Wang Lu, gadis itu sekarang terlihat seperti ulat yang menggelikan.
Menggelisir secara sembunyi-sembunyi, menempel di sana-sini, memilih pucuk-pucuk terbaik.
Sekarang ulat itu mulai merayap mendekati Pangeran Lijingguo.
“Kualifikasi bakat dasar investigasi Kekaisaran Lijingguo memang berbeda,” katanya berbasa-basi.
Yu Fengmu menanggapinya dengan membungkuk, memberikan salam soja. “Kakak Senior!” sapanya dengan sopan.
Wang Lu menatap sekilas dengan acuh tak acuh, menyimak pembicaraan gadis itu dengan Yu Fengmu sembari bersedekap, diam-diam tertawa dalam hatinya.
“Hebat!” sela Jang Junda bernada ironis. “Bisa dikatakan seperti main petasan di kuburan.”
“Apa artinya?” tanya Jang Yiran.
“Mengerikan!” Jang Junda menjawab ketus.
Wang Lu tertunduk dan berdeham, menutupi mulutnya dengan kepalan tangan, menyembunyikan senyuman geli.
Jang Junda adalah kembaran Jang Yiran. Mereka kembar sepasang dan sangat bertolak belakang. Selain satunya pria dan satunya wanita, sifat mereka juga sangat bertentangan. Jika diibaratkan Jang Yiran adalah dewi peri, maka Jang Junda adalah dewa iblis. Jang Yiran terkenal dengan kelembutan dan keramahannya, Jang Junda terkenal dengan mulut pedasnya. Perkataan dan perilakunya tak pernah menutupi apa yang ada dalam kepalanya. Jang Yiran memang ramah dan lemah lembut, tapi hatinya dipenuhi jerat dan semak duri.
Namun terlepas dari semua itu, kedua-duanya sama liciknya.
Kalau yang tidak tahu hubungan mereka, orang akan mengira mereka pasangan kekasih atau bahkan suami-istri karena selain Jang Junda selalu sinis saat Jang Yiran berinteraksi dengan pria lain, Jang Junda juga selalu mengekori Jang Yiran seperti anak anjing. Sangat posesif dan overprotektif.
Sekarang pasangan itu beralih pada Wang Lu.
“Lama tak bertemu, Kak Wang sudah jauh berbeda,” kata Jang Yiran. “Kudengar dalam dua tahun ini Kak Wang tak pernah latihan sihir apa pun?”
“Jadi, kualifikasi Juara Pertama dan Murid Pewaris ini diibaratkan membuat peti dengan mengurangi bahan?” Jang Junda menyela lagi dengan gaya ketusnya yang khas.
“Apa lagi artinya?” Jang Yiran bertanya lagi.
“Sangat menipu!” tandas Jang Junda dengan tajam.
Wang Lu hanya menanggapinya dengan seringai tipis.
Diam-diam Yu Fengmu meliriknya. Merasa sedikit janggal dengan perangai Wang Lu. Di depan pasangan ini, dia terlihat begitu tenang!
“Sayang sekali! Di dalam aliran kita ini… bahkan di sembilan benua, tampan saja tak cukup,” gumam Jang Yiran sembari menatap ke dalam mata Wang Lu, memberi isyarat yang cukup jelas bahwa Wang Lu tidak memenuhi kualifikasinya.
Wang Lu mengulum senyumnya. Tetap tenang dan tidak terpengaruh.
“Aku rasa, seseorang sedang dipaksa tumbuh dewasa dengan cepat untuk belajar menerima keadaan dan menghadapi dirinya sendiri yang sebenarnya!” Jang Yiran menambahkan.
“Bertapa juga sangat bergantung pada hukum jodoh!” Tiba-tiba Jang Junda mengulurkan pedang yang sejak tadi digenggamnya sembari bersedekap.
Wang Lu mengerutkan keningnya.
“Ini adalah senjata sihir ciptaanku,” kata Jang Junda. Raut wajahnya berubah dengan cepat. Mendadak bersahabat. “Bagaimanapun juga kita pernah dekat!” Ia menambahkan. “Jadi, hari ini, kuberikan pedang ini untuk Adik Ipar. Oh, bukan! Kakak Senior!” ralatnya cepat-cepat.
Kakak Senior di sini maksudnya karena Wang Lu adalah Murid Pewaris.
Tak peduli angkatan yang keberapa, di perguruan ini, setiap Murid Pewaris dianggap lebih senior dibanding murid Internal, dan murid internal lebih senior dari murid eksternal.
Berbeda dengan yang sudah diangkat menjadi tutor seperti Paman Guru Mu. Posisi mereka berada di atas Murid Pewaris.
“Kudengar, tidak satu pun senjata warisan yang memilihmu!” Jang Junda menambahkan lagi. “Pedang ini untuk perlindunganmu!”
Wang Lu masih bergeming dengan tetap mengulum senyumnya.
“Aiya, Kak Wang!” timpal Jang Yiran. “Ini adalah sihir kreasi tingkat tinggi yang hanya bisa diciptakan oleh murid internal!” katanya dengan raut wajah yang dibuat simpatik meski tetap tak bisa menutupi cibiran mulutnya.
“Jang Junda mempelajari penciptaan senjata ajaib dengan baik!” Seseorang menyela mereka.
Dan setengah dari murid internal yang ada dalam ruangan itu membungkuk memberi hormat.
“Paman Guru Ye!” sapa mereka bersamaan.
Ye Qinghe, satu angkatan dengan Mu Ronghao. Salah satu tutor muda paling digemari di kalangan murid wanita.
“Senjata ajaib ciptaannya selalu mendapat nilai penuh!” Ye Qinghe menambahkan. “Bukan hanya itu, pelajaran keterampilan lainnya juga selalu mendapat nilai penuh.”
Wang Lu dan Yu Fengmu menanggapinya dengan membungkuk memberi salam soja.
Tutor muda itu mengangguk samar dan berbalik sembari menepuk pundak Jang Junda. Kemudian berjalan ke arah meja Mu Ronghao.
“Kau dengar itu?” cebik Jang Yiran. “Kau hanya murid palsu, mungkin seumur hidup juga belum tentu bisa membuat senjata spiritual!” Ia menambahkan sambil menggulirkan bola matanya ke atas.
Wang Lu mengulum senyumnya lagi.
“Ambillah! Setidaknya untuk main sendiri!” Jang Yiran menambahkan dalam bujukan tegas yang disertai lirikan yang meremehkan.
Wang Lu mendesah dan memaksakan senyumnya, lalu dengan terpaksa menerima pedang itu, menariknya keluar dari sarangnya, kemudian merabanya dengan ujung telunjuk dan jari tengahnya.
KRAAAK!
Jangan lupa dukungan dari kang Authornya, hingga Wang Lu "susah" sekali untuk sial...
/Determined//Determined//Determined/
😅😅😅
Ingin menggaruk demua rahasia Long Tian ( Wang Lu )...