NovelToon NovelToon
Kisah Cinta Kaisar Dewa Pedang

Kisah Cinta Kaisar Dewa Pedang

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Raja Tentara/Dewa Perang / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:760
Nilai: 5
Nama Author: Aang Albasia

Novel ini adalah novel fiktif yang dipenugi cerita kocak, serius, peperangan, perebutan kekuasaan, penuh misteri, kalimat-kalimat bijak dengan alur cerita yang akan membuka misteri satu persatu.
Tokoh Utama bernama Satriya dan Permata yang keduanya adalah ahli pedang tak terkalahkan.
Bagaimana cerita lengkapnya?
Siapa Satriya itu?
Seberapa besar kekuatan Satriya dan Permata?
Jangan sampai ketinggalan untuk selalu membaca novel ini
Novel ini akan di update setiap hari.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aang Albasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Wijaya Dan Sarwanta mengamankan diri di pegunungan

Diperjalanan menuju lokasi yang ditunjukkan oleh ki gede untuk mereka menemui seorang teman di kerajaan Biru langit, terlihat Sarwanta banyak sekali menceritakan sejarah kehidupan mereka berdua, kenapa mereka harus terpisah, dan sebenarnya putera mahkota yang seharusnya akan menggantikan sang raja saat ini adalah Satriya, bukan kakak-kakak mereka.

“Maka panggillah aku sebagai kakakmu, ayah akan sangat bahagia jika tahu keadaanmu baik-baik saja”. Kata Sarwanta

“Tapi aku masih perlu belajar lebih banyak lagi untuk mencapai sebuah pencapaian besar, aku harus melalui berbagai pengalaman dahulu, kak”. Satriya mulai memanggil Sarwanta sebagai kakaknya.

“Jadi benarkah itu liontin itu milikmu Satriya?”. Tanya permata yang masih belum begitu rela melepaskan lionting yang sangat bagus itu

“Iya, ini adalah lionting yang diberikan ayahku di desa, saat aku masih berumur lima tahun, dia berpesan agar liontin ini selalu dibawa kemanapun aku pergi, sepertinya aku teringat sesuatu, saat aku akan bertemu denganmu, aku kembali dari menggembala dan bertemu dengan seorang kakek tua, dia menyapaku saat itu, tapi aku menyadari kalau mungkin saat itu liontinku terjatuh”. Jawab Satriya

“Jadi begitu ya, baiklah, liontin itu memang milikmu, aku tak akan lagi mempermasalahkannya”. Kata Permata yang sudah merelakan liontin itu menjadi milik Satriya.

“Tuan, hati-hati didepan sudah banyak orang yang menghadang kita”. Zuria memperingatkan Satriya bahwa didepan mereka sudah banyak pasukan yang mengepungnya dan akan segera membunuh mereka atau membawa mereka ke kerajaan untuk di eksekusi.

“Tenang saja Zuria, kroco-kroco ini sangat mudah bagiku untuk mengalahkan mereka semua”.

“Berhenti!!”. Benar saja didepan Satriya dan rekan-rekannya puluhan pasukan berninja memberhentikan mereka

“Mau apa lagi kalian?”. Tanya Satriya.

“Serahkan Pangeran kedua dari kerajaan Sono keeling dan pangeran ketiga dari Biru langit itu, kalau tidak”. Belum sempat melanjutkan perkataannya keburu sebuah bayangan pedang menembus dadanya dan membuatnya langsung meninggoy seketika.

“Seraaang!”. Teriak salah satu dari mereka dan merekapun langsung melesat kehadapan Satriya dan rekan-rekannya yang terlihat mulai panik, berbeda dengan zuria yang begitu santainya menonton pertarungan satu melawan puluhan prajurit itu.

“Clep!, Clep!, Clep!” suara-suara tusukan dari bayangan pedang yang dikeluarkan oleh Satrinya menembus tubuh para prajurit itu dan membuat mereka semua menemui tuhan yang maha esa seketika.

“Adikku, darimana kau mempelajari ilmu pedang sehebat ini?”. Tanya Sarwanta penasaran

“Aku belajar dari paman guru, selama lima tahun aku belajar beberapa tehnik pedang, namun tehnik ini yang paling aku suka, karena pedang yang aku buat tidak terlihat mata sehingga bisa menebas siapapun tanpa diketahui orang”. Jawab Satriya

“Bolehkah aku kau ajarkan tehnik pedang ini, adikku?”. Tanya Sarwanta

“Boleh saja, tapi harus benar-benar focus untuk melatihnya, karena benar-benar menggunakan khayalan yang dijadikan sebuah aura yang mematikan”.

“Baiklah, nanti kalau aku sudah ada kesempatan, aku akan mencarimu untuk berlatih ilmu pedang ini”.

Di perguruan Pedang Langit terlihat ki gede sedang mengkhatirkan keadaan tuan puteri.

“Haruskah aku mengkhawatirkan keadaan mereka? Sepertinya mereka akan baik-baik saja, bagaimana pun juga, mereka saat ini dikawal oleh siluman serigala putih berekor tiga belas yang kekuatannya tak kan terkalahkan”. Gumamnya.

Sementara di istana kerajaan Sono Keling.

“Seharusnya mereka berdua sudah sampai di kerajaan Biru langit saat ini, semoga tak ada kejadian apapun”. Gumam Raja.

Diruangan Wurawari.

“Sepertinya kita hanya bisa membunuh pangeran pertama saja tuan, pangeran kedua berhasil meloloskan diri”. Kata seorang adipati yang sedang melaporkan

“Aku dengar tuan puteri juga bersama mereka?, juga ada seorang pemuda yang mempunyai ilmu pedang yang aneh?”. Tanya Wurawari.

“Benar tuan, pemuda itu bahkan terlihat tak mengeluarkan tenaga sama sekali untuk membunuh pasukan aliran hitam”.

“hm…. Begitukah?, kau boleh pergi sekarang”.

“Siapa pemuda ini? Apakah pemuda ini dikirim oleh raja untuk melindungi pangeran kedua? Ataukah pemuda ini tak sengaja bertemu dengan pangeran kedua dan menolongnya?, lalu kemanakah mereka akan pergi?”. Gumam Wurawari sembari memikirkan sesuatu.

Di perjalanan Satriya yang hampir sampai ke lokasi teman ki gede.

“Tuan ada dua orang yang mengikuti kita”. Kata Zuria.

“Bunuh saja mereka”. Kata Satriya menyuruh serigala itu untuk membunuh mereka berdua, dan dengan senang hati Zuria langsung menjetikkan jarinya dan tergeletaklah dua pengintip yang selalu mengikuti Satriya dan rekan-rekannya itu.

Sesampainya dilokasi teman ki Gede, terlihat seorang tukang pahat patung dari kayu disana yang sedang mengukir sebuah patung kecil berbentuk dewi cantik dari kayangan.

“Siapa kalian? Kenapa kalian bisa kesini? Siapa yang menyuruh kalian kesini?”. Tanya orang itu yang bernama paman Sumantama.

“Kami murid dari ki Gede Lakmana, diutus oleh guru kami untuk menyampaikan surat ini padamu”. Jawab satriya yang langsung memberikan sepucuk surat.

“Hm,,,, baiklah, baiklah, apakah ada yang mengikuti kalian saat kalian dating kesini?”.

“Sudah kami habisi semuanya paman”. Jawab Satriya.

“Kalau begitu masuklah dulu, aku akan memeriksa keadaan sekitar”.

Setelah dirasa aman dari semua gangguan paman Sumantama masuk kedalam rumahnya.

“Bukankah kau adalah pangeran ketiga yang sedang menjadi buronan?”. Tanya paman Sumantama.

“Benar paman, aku kebetulan bertemu dengan kak wijaya di jalan, dia adalah kakak tuan puteri Permata”. Jawab Sarwanta.

“Apakah kau juga akan ikut mengamankan diri disini pangeran?”.

“Kalau diizinkan, aku akan menginap disini untuk beberapa tahun, sembari melihat keadaan kerajaan nantinya”. Jawab Sarwanta.

“Baiklah, aku mempunyai rencana yang paling aman untuk kalian berdua, biarlah tuan puteri Permata yang tinggal disini bersamaku, kalian berdua jangan bersamanya agar tidak mencurigakan nantinya”. Kata paman Sumantama sembari membicarakan rencana-rencananya.

“Baiklah paman, jika itu memang cara yang terbaik, aku akan mengikuti idemu itu”. Kata Wijaya

“Satriya, kau kembalilah ke kerajaan Sono Keling, dan berikan kabar kepada ki Gede jika kami bertiga disini akan aman-aman saja dan tak akan ada yang mengetahui keberadaan kita disini, dan dengan kekuatanmu, sepertinya kau bisa membantu kerajaan Sono Keling untuk menangani pemberontakan yang akan terjadi atau malah mungkin sudah terjadi, masalah kerajaan sini biar kami yang mengurusnya”. Kata paman Sumantama.

“Baiklah paman, aku pamit dahulu, jaga diri kalian baik-baik”. Satriya mulai keluar dari rumah paman Sumantama, terlihat Zuria yang berjaga diluar rumah selalu waspada dengan setiap pergerakan apapun.

“Satriya, benarkah kau akan meninggalkanku disini sendirian?”. Tanya Permata yang mulai manja kepada Satriya.

“Tenang saja puteri, aku akan segera kembali setelah urusan dikerajaan Sono Keling selesai untuk menemuimu”. Jawab Satriya.

“Baiklah, tapi jangan terlalu lama menyiksaku disini”. Kata Permata

“Menyiksamu? Kenapa menyiksamu?”. Tanya Satriya

“Kalau kau terlalu lama tak kembali kesini, itu sama saja kau sedang menyiksaku dengan rasa rindu denganmu”. Jawab Permata sembari berlari memasuki rumah paman Sumantama.

“Halah, lagi serius-serius malah bikin baper aja ni orang”. Gumam Satriya yang langsung terbang bersama Zuria menuju kerajaan Sono Keling.

Terlihat dari atas, di sekeliling kerajaan Sono Keling dijaga oleh ratusan orang yang memakai ninja.

“Orang-orang itu, bukankah gerombolan mereka yang menyerangku dua kali?, kenapa mereka menjaga setiap titik kerajaan ini?, siapa sebenarnya mereka ini?”. Gumam Satriya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!