NovelToon NovelToon
Battle Scars

Battle Scars

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Irma pratama

Apa jadinya kalo seorang anak ketua Organisasi hitam jatuh cinta dengan seorang Gus?

Karena ada masalah di dalam Organisasi itu jadi ada beberapa pihak yang menentang kepemimpinan Hans ayah dari BAlqis, sehingga penyerangan pun tak terhindarkan lagi...
Balqis yang selamat diperintahkan sang ayah untuk diam dan bersembunyi di sebuah pondok pesantren punya teman baiknya.

vagaimanakah kisah selanjutnya?
Baca terus ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irma pratama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Adik Baru

Tok..

Tok..

"Pagi putri tidur?! Pagi Hans!"

"Hmm..." Gumam Hans dingin menjawab sapaan rekannya itu sambil berkutat dengan tabletnya di sofa ruang rawat Balqis.

"Pagi juga Om..." balas Balqis tidak enak karena sikap Ayahnya itu yang masih marah.

"Gimana keadaan kamu sekarang?"

"Udah agak mendingan kok Om,"

"Ada yang mau ketemu sama kamu tuh... Boleh nggak Om ajak masuk juga?!"

Alis Balqis mengernyit kearah Om Abraham penasaran sambil mengangguk. Fokus Hans pun langsung mengarah kearah Abraham curiga.

"Tenang aja Hans.... Bukan orang yag berbahaya kok..." ucap Abraham karena ditatap tajam oleh Hans.

Tak lama Abraham berjalan kearah pintu dan memanggil seseorang.

Seorang bocah 6 tahun masuk kebdalam dengan malu-malu dan takut. Bocah itu pun menatap Balqis dengan perasaan yang campur aduk.

"Loh... Kamu kan..." Balqis heran sekaligus tersenyum.

"Sana... Katanya ada yang mau kamu bilang sama kakak cantik?!" ucap Abraham mendorong tubuh bocah 6 tahun untuk duduk di kursi samping.

"Mmhh... Makasih ya Kak, udah nyelametin aku..." ucapnya menundukan kepalanya.

"Sama-sama Chil... Kamu ngga terluka kan?"

Anak itu pun menggeleng sambil mengangguk..

"Hey... Kamu itu cowok, tegakin kepalanya jangan terus nunduk! Jadi cowok harus berani!" ucap Balqis tegas. Sampai anak itu pun terkesiap dan menegakan kepalanya meligat kearah Balqis.

Balqis pun tersenyum saat mata anak itu menatapnya dengan nanar.

"Dia akan jadi anggota termuda di organisasi kita..."

"Bra..." sela Hans. "Aku kan udah bilang dia nggak---"

"Dia yang minta Hans... Sama seperti Balqis... Dia yang minta sendiri..."

"Benarkah? Kenapa kamu mau masuk dan gabung sama Om Abraham?"

"Aku mau ngelindungin Kakak... Aku mau jadi kuat, mau bantu kakak pokonya mau jadi bodyguard kakak..."

"Hah?!" heran Balqis melihat semagat bocah itu lalu meihat kearah Abraham.

Sementara Abraham hanya mengedikkan bahu.

"Ok.. Fine... Kamu minta sama Om Abraham pokonya harus sekolah dulu sampai tamat, belajar yang rajin, belajar beladiri dari Kak Zaidan, biar bisa jadi bodyguard kakak!" ucap Balqis memberi semangat.

****

Seminggu kemudian...

Di ruang keluarga...

Balqis sedang dipijat oleh bibi dan bercerita dengan semangat dan senang karena rencananya dia ingin mempertemukan Ayahnya sama Badriah.

Tap!

Tap!

"Balqis!" panggil Hans baru saja pulang.

Balqis mengerutkan Alisnya melihat ada seorang perempuan yang menggandeng tangan sang Ayah dengan baju kurang bahan.

"Sayang, perkenalkan dia Linda. Teman dekat Daddy," ucap Hans sambil berjalan ke dekat Balqis duduk di dekat Balqis di sofa ruang keluarga begitu pun dengan wanita yang bernama Linda itu. Sementara Bibi yang merasa tidak enak pun pamit undur diri ke belakang mengerjakan pekerjaannya yang lain.

Balqis pun dengan terpaksa berjabat tangan karena wanita itu yang duluan mengangkat tangannya. Matanya memperhatikan perempuan itu dari atas sampai bawah.

Ck... Beneran mulus kayak boneka Barbie.

"Daddy cuma temenan, kan?" "

"Balqis, kalo kita lebih dari seorang teman apa kamu keberatan?" tanya Linda.

"Ofcourse. Daddy itu udah punya calon istri yang sholehah. Dia seorang ustadzah. Jadi sangat tidak pantas dengan anda." jawab Balqis mantap.

"Keterlaluan. Memangnya apa kurangnya saya? Dikira saya mau sama Daddy kamu yang tua itu," sahut Linda.

"Cih... Ya kalo nggak mau silahkan anda pergi. Lagian anda itu nggak selevel sama Daddy saya." balas Balqis.

Linda mengambil tas kecilnya. Dia berlalu pergi disusul Hans. Terlihat perempuan itu begitu marah dan kesal sampai terus menggerutu.

"Huh!"

Balqis menyenderkan badannya ke sofa perlahan, kemudian mengambil cemilan yang disediakan bibi tadi sebelum memijit dirinya. Dia menikmatinya seorang diri sambil kupingnya mendengarkan drama dadakan di luar.

"Balqis!"

Balqis melirik. Dia melihat Hans terlihat setres menghadapi perempuan tadi. "Sayang, kenapa bicara seperti itu? Daddy nggak kenal sama perempuan yang kamu maksud,"

"Ya Udah, besok kita ke pesantren aby Arsalan. Aku kenalkan dia sama Daddy."

Hans menghela napasnya pasrah. Dia tidak menanggapi celetukan Balqis. Tapi dia malah fokus pada ponselnya untuk menghubungi seseorang.

"Pokoknya aku nggak mau Daddy kenalin cewek yang Daddy pilih sebagai calon Mommy aku... Ceweknya norak! Daddy cuma boleh nikah sama cewek yang aku pilihin buat Daddy."

"Hmmm, Eu... Qis kamu mau punya adik laki-laki nggak?"

Kepala Balqis langsung nengok kearah Hans tak lupa dengan tatapan tajamnya.

"Apa? Daddy punya anak haram dari mana? Apa dari cewek tadi? Aku nggak mau ya---"

"NO! Nggak ada ya bkkin anak sebelum nikah! Lagian Daddy belum selesai ngomong! Makanya dengerin dulu kalo daddy ngomong!"

Balqis pun membulatkan bibirnya hingga membentuk huruf O.

"Kookie, anak yang kamu tolong kemarin, Dia sudah nggak punya siapa-siapa lagi, dia juga hidup terlunta-lunta... Daripada dia hidup jadi penjahat jalanan kan mending kita didik dia... Jadi Daddy putusin buat ngadopsi dia jadi adikmu... Dan mendidik dia di jalan yang benar... Seperti kata kamu..."

"Jadi adik ya... Kalo aku pikir sih cukup di asuh sama Om Abraham aja... Tapi kalo Daddy maunya kayak gitu juga aku nggak nolak kok, Om Abraham kadang-kadang suka slengean... Tar Kookie diajarin nakal tipis-tipis lagi!"

"Kamu nggak keberatan?"

"Nope, im fine.... Dia tuh anaknya tipe penurut, lucu juga anaknya... Cocok lah buat jadi adek aku..."

Hans pun mengangguk.

"Baiklah kalau begitu Daddy bakalan urus semua dokumen sekolah dan keperluannya..."

"Kamarnya di samping kamar aku aja Dad.. Itu kan nggak dipake sayang juga jadi bedebu..."

"Ok baiklah, Daddy mau keluar beli oleh-oleh buat Arsalan. Kamu mau ikut nggak?"

Balqis menggeleng.

"Hmmm, Dad! Soal Kak Yislam...,"

"Kalo tentang dia kamu nggak usah khawatir, nanti Daddy yang akan mengurusnya sama Abraham! Kenapa apa dia ganggu kamu lagi?"

"Nggak sih, cuma aku kepikiran aja sama ucapan terakhirnya waktu di acara kemaren penyambutan aku yang baru masuk...,"

"Kamu ketemu langsung sama dia?!"

"Mh.. Dia yang nyamperin aku dulu pas Daddy pergi sama Om Abraham. Dia bilang kalo dia nggak bisa dapetin aku maka orang lain pun nggak akan bisa..."

"Dia ngomong kayak gitu?? Brengsek! Bangsat!"

"Dad... Word?"

"Sorry Dear..."

"Aku cuma takut pas nanti aku ketemu atau deket sama cowok dia bakalan nargetin orang itu..."

"Sebisa mungkin Daddy bakalan ngelindungin kamu, Nak. Dan Daddy juga bakalan simpen orang kepercayaan Daddy supaya bisa jadi bayangan kamu!"

Balqis pun mengangguk. Kemudian pergi ke kamarnya untuk beristirahat. Sedangkan Hans pun pergi lagi keluar untuk membeli oleh-oleh.

***

Cekit!

Jam menunjukkan pukul 10 pagi, Balqis dan Hans sudah sampai di pesantren. Mereka disambut hangat oleh Arsalan. Namun tidak ada Alditra di sana.

"Balqis!"

Suara tidak asing di telinga Balqis terdengar nyaring. Dia pun menoleh dan melihat Melodi berlari kecil sambil tersenyum lebar.

"Mel!"

Grep!

Mereka berpelukan erat. Air mata pun ikut luluh di mata Melodi, sementara Balqis hanya tersenyum senang bertemu dengan Melodi. Sudah beberapa bulan mereka menyimpan rasa rindu tidak bisa bertemu, kini setelah sekian lamanya mereka kembali bersama meskipun sebentar.

"Balqis, aku sangat rindu! Kenapa kamu tidak kembali ke sini? Apa tempat ini kurang nyaman?"

"Sorry ya, Mel! gue nggak balik lagi kesini. Tapi hari ini Gue sengaja kesini lagi buat lo..."

Melodi kembali memeluk Balqis erat. Dia terlihat tidak ingin melepaskannya sampai dipeluk terus.

"Kamu tahu? Gus Alditra sekarang sudah sembuh loh. Pasti kamu senang melihatnya kembali normal, apalagi kan kamu sering bersamanya dulu,"

Balqis pura-pura terkejut. Dia tidak ingin Melodi sampai curiga bahwa dirinya sudah tahu bagaimana Alditra sekarang.

"Balqis!"

Balqis melepaskan pelukan Melodi. "Gue denger Om Gus mau nikah ya?!Kapan itu?"

"Hah? Kata siapa? Bukan Gus Alditra yang akan menikah, tapi Gus Zaigham,"

"Hah???" Mata Balqis membulat mendengarnya. "Sama siapa? Trus gimana sama lo, Mel? lo belum kasih tau kan. Trus cinta lo juga belum dibales. Kok, kenapa bisa jadi kayak gitu sih?"

Melodi terkekeh.

"Aku baik-baik saja, Qis. Meskipun cintaku padanya bertepuk sebelah tangan, tapi aku tetap bahagia. Karena ternyata Allah kasih jawaban padaku, bila dia bukan yang terbaik untukku tapi terbaik untuk perempuan lain."

"Mel, lo bohong sama diri lo sendiri. gue tau kok lo pasti sakit hati kan?,"

"Kamu harus tahu, Qis! Terkadang cinta itu membawa kebahagiaan, namun cinta juga berdampingan dengan luka. Aku memang sakit menerima kenyataan itu, tapi aku yakin Allah sudah menyiapkan laki-laki yang lebih baik. Sekarang tinggal akunya saja yang tidak boleh berharap,"

Balqis tersenyum. Sahabatnya itu sangat luar biasa, berbeda dengannya yang belum menerima kenyataan kalau Alditra bersama perempuan lain. Dan sampai sekarang, Melodi tidak tahu bahwa nasibnya sama dengannya.

Sama-sama memiliki cinta bertepuk sebelah tangan. Sama-sama tidak bisa bersama orang yang dicintai.

"Hallo! Siapa ini?"

Balqis menoleh. Dia melihat targetnya mendekat. Siapa lagi bila bukan Badriah dan beberapa teman yang lain.

Hahahaha! Target sudah mendekat. batinnya.

Dia pun menoleh ke belakang, terlihat ayahnya masih mengobrol di teras.

Ini kesempatan buat mempertemukan mereka sih. Tapi---

Balqis pun menatap Melodi yang tersenyum.

Aih, Gimana kalo Melodi aja? Usianya juga sudah 22 tahun. Tapi tar gimana sama Badriah? Hmm, apa gue suruh Daddy nikahin dua-duanya aja? batinnya.

Wah, dapat Mommy sekaligus dua!

1
sukronbersyar'i
mantap seru, gan , jgn lupa mampir juga ya
Tara
wah...dasar preman Yach😅😂
Tara
hope happy ending
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!